PRAKTIKUM MIKRO BIOLOGI DASAR
JUDUL
Nama : Angra asmindra p
NIM : J1A116060
Kelompok :
Shift : 1 (satu)
Asisten :
Nilai Laporan Tanda Terima Laporan dan Paraf Asiten
JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam praktikum kali ini akan dilakukan sterilisasi alat, medium atau bahan dan area kerja, maka sangat penting memahami apa yang dimaksud dengan sterilisasi.
Sterilisasi mikrobiologi yaitu proses atau kegiatan membebaskan suatu bahan atau benda dari semua bentuk kehidupan. Pada prinsip sterilisasi dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu secara mekanik (filtrasi) menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil, fisik menggunakan pemanasan dan penyinaran, sedangkan kimiawi biasanya menggunakan senyawa desinfektan antara lain alkohol.
Berdasarkan pemahaman tersebut, maka dapat dilakukan proses percobaan praktikum.
1.2. Maksud dan Tujuan
1. Mengenal persiapan dan pengerjaan teknik sterilisasi alat, bahan dan area kerja untuk pengerjaan mikrobiologi secara aseptis.
2. Mengetahui prosedur pembuatan medium tumbuh bakteri.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sterilisasi dengan panas adalah unit operasi dimana bahan dipanaskan dengan suhu yang cukup tinggi dan waktu yang cukup lama untuk merusak mikrobia dan aktivitas enzim. Sebagai hasilnya, bahan yang disterilkan akan memiliki daya simpan lebih dari enam bulan pada suhu ruang. Contoh proses sterilisasi adalah produk olahan dalam kaleng seperti kornet, sarden dan sebagainya. Perkembangan teknologi prosesing yang memiliki tujuan mengurangi kerusakan nutrien dan konponen sensoris dan juga mengurangi waktu prosesing menjadikan teknik serilisasi terus dikembangkan. Lamanya waktu sterilisasi yang dibutuhkan bahan dipengaruhi oleh: resistensi mikroorganisme dan enzim terhadap panas, kondisi pemanasan, pH bahan, ukuran wadah atau kemasan yang disterilkan, keadaan fisik bahan (Machmud, 2008).
Sterilisasi secara kimia menggunakan bahan kimia yaitu detol, karbol, dan obat kumur, serta menggunakan alkohol dengan konsentrasi yang berbeda (40%, 70%, 96%). Langkah pertama adalah menuangkan medium NA tegak ke dalam 2 buah cawan petri dan dibiarkan membeku. Stelah membeku, cawan petri dibalik dan dibagi menjadi empat bagian ditandai dengan spidol dan diberi label untuk 3 bahan kimia serta kontrol dan 3 konsentrasi alkohol beserta kontrolnya. Sementara itu, tiga buah jarum pentul dimasukkan ke dalam masing-masing satu jenis bahan kimia dan alkohol. Jarum diambil dengan pinset dan diletakkan dalam cawan yang telah dibagi menjadi empat bagian. Selanjutnya diinkubasi selama 24 jam pada suhu 28-300 C barulah diamati pertumbuhan mikroba di sekitar media (Pratiwi, 2008).
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah fermentor sistem batch untuk fermentasi, cawan petri dan tabung reaksi untuk penumbuhan bakteri pada media padat dan cair, laminary air flow sebagai ruang steril untuk pembuatan media pemindah biakan dan amobilisasi sel, autoclave untuk sterilisasi basah pada tekanan 1 atm dan suhu 121 oC, inkubator dan rotary shaker digunakan untuk inkubasi biakan, sentrifuga untuk pemisahan cairan fermentasi dan pemanenan bakteri, peralatan destilasi vigreux untuk pemisahan (pemekatan) etanol, kromatografi gas GC-14B-SHIMADZU untuk analisis etanol, spektronik 20D untuk pengukuran densitas optik suspensi sel dan analisa kadar glukosa, serta peralatan gelas dan peralatan tambahan lainnya yang lazim digunakan dalam laboratorium kimia (Elevri at al, 2006).
Medium setengah padat yaitu media yang mengandung agar 0,3-0,4% sehingga menjadi sedikit kenyal, tidak padat, tidak begitu cair. Media semi solid dibuat dengan tujuan supaya pertumbuhan mikroba dapat menyebar ke seluruh media tetapi tidak mengalami percampuran sempurna jika tergoyang. Misalnya bakteri yang tumbuh pada media NfB (Nitrogen free Bromthymol Blue) semisolid akan membentuk cincin hijau kebiruan di bawah permukaan media, jika media ini cair maka cincin ini dapat dengan mudah hancur. Semisolid juga bertujuan untuk mencegah/menekan difusi oksigen, misalnya pada media Nitrate Broth, kondisi anaerob atau sedikit oksigen meningkatkan metabolisme nitrat tetapi bakteri ini juga diharuskan tumbuh merata diseluruh media (Machmud, 2008).
Salah satu teknik dasar dalam analisa mikrobiologi adalah teknik transfer aseptis (suatu metode atau teknik di dalam memindahkan atau mentransfer kultur bakteria dari satu tempat ke tempat lain secara aseptis agar tidak terjadi kontaminasi oleh mikroba lain ke dalam kultur). Teknik ini sangat esensial dan kunci keberhasilan prosedur mikrobial yang harus diketahui oleh seorang yang hendak melakukan analisis mikrobiologi. Pengambilan sampel harus dilakukan secara statistik agar tidak bias, jadi secara acak (random sampling). Selain itu, digunakan teknik aseptis selama pengambilan sampel agar tidak terjadi pencemaran. Alat-alat yang digunakan harus steril. Bahan makanan cair diambil dengan pipet steril, makanan padat menggunakan pisau, garpu, sendok atau penjepit yang steril (Rachdie, 2006).
Teknik transfer aseptis adalah suatu metode atau teknik di dalam memindahkan atau mentransfer kultur bakteria dari satu tempat ke tempat lain secara aseptis agar tidak terjadi kontaminasi oleh mikroba lain ke dalam kultur. Teknik transfer aseptis ini sangat esensial dan kunci keberhasilan prosedur mikrobial yang harus diketahui oleh seorang yang hendak melakukan analisis mikrobiologi (Pelczar, M. J., Chan, 2007).
Kerusakan pada yogurt yang biasanya terjadi adalah karena kontaminasi mikroba, khususnya kapang dan khamir yang relatif tahan terhadap suasana asam (dengan kisaran pH pertumbuhan yang luas yaitu 2.5 sampai 8.5) dan senang hidup pada produk dengan kadar gula tinggi (Elisabeth, 2003). Jika produk yogurt sampai ditumbuhi kapang, kemungkinan berasal dari peralatan atau wadah yang tidak steril. Penyimpanan memiliki efek yang sangat besar dalam pertumbuhan kapang dan khamir. Gambar 5 menunjukkan jumlah kapang dan khamir selama penyimpanan. Selama penyimpanan tidak terjadi pertumbuhan kapang dan khamir. Hal tersebut dikarenakan terjaganya sanitasi dan keaseptisan selama proses pembuatan. Perlakuan sterilisasi alat menggunakan otoklaf, penggunaan laminar hood, serta penyemprotan alkohol terhadap alat-alat yang digunakan mampu menjamin keaseptisan dari produksi cocogurt (faradillah, _).
BAB III
METODOLOGI
3.1. Waktu dan tempat
Ada pun praktikum ini dilakukan pada hari Rabu, 5 April 2017 dan bertempat di laboratorium Mikrobiologi UNJA Pondok Meja.
3.2. Bahan dan Alat
Bahan:
1. Natrium Agar 10 gram.
2. Kapas.
3. Aquades.
4. Aluminium foil.
5. Plastik warp.
6. Kertas pembungkus.
7. Tisue.
8. Kertas label.
9. Alkohol 70 % dan
10. Spirtus
Alat:
1. Hot plate
2. Erlemeyer 500 ml 1 buah
3. Erlemeyer 250 ml 4 buah
4. Batang pengaduk 4 buah
5. Pmanas listrik/ hot plate stirer
3.3. Skema kerja
Skema kerja pembuatan media NA:
1. Masukan Na sebanyak 10 gram pada erlenmeyer 500 ml.
2. Tambahkan aquades sampai batas yang telah ditentukan.
3. Tambahkan stirer ke erlenmeyer.
4. Hidupkan hot plate dengan suhu yang ditentukan.
5. Jika keaadaan tidak memungkinkan gunakan kompor gas sebagai alternatif dan aduk secara manual menggunakan batang pengaduk.
6. Tunggu sampai larutan menjadi jernih atau bening.
7. Setelah terlihat jernih atau bening, bagikan larutan kedalam 4 buah erlenmeyer 250 ml.
8. Tutup mulut erlemeyer menggunakan kapas dan lapis menggunakan alumunium foil kemudian lilit leher erlemeyer dengan plastik warpk.
9. Masukan media Na ke dalam kulkas yang disediakan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.2 pembahasa
BAB V
PENUTUP
5.2. Kesimpulan
5.2. Saran
Daftar pustaka
Machmud, M. 2008, Teknik Penyimpanan dan Pemeliharaan Mikrob,. Balai Penelitian Bioteknologi Tanaman Pangan, Bogor.
Pelczar, M. J., Chan, E.C.S, 2007, Elements of Microbiology, Mc Graw Hill Book Company, New York.
Rachdie, 2006, Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Mikroba, http://rachdie .blogsome.com/2006/10/14/faktor-yang-mempengaruhi-pertumbuhan-mikroba/, Diakses pada tanggal 8 Oktober 2010.
RHF. Faradilla, Mujiono, T. Ertanto, TD. Widarso, __, Perubahan Karakteristik Mutu Fisik, Kimia, dan Mikrobiologi Produk Probiotik Berbasis Santan Selama Penyimpanan, Jurnal Institul Pertanian, Bogor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar