Sedikit yg bisa saya bagikan semoga bermanfaat bagi teman teman khususnya mahasiswa/i jurusan teknologi hasil pertanian. Silah kan di baca jangan lupa di follow trimakasih :)
Senin, 29 Mei 2017
cara shalat jenazah
1. Niat
Setiap shalat dan ibadah lainnya kalo gak ada niat dianggap gak sah, termasuk niat melakukan Shalat jenazah. Niat dalam hati dengan tekad dan menyengaja akan melakukan shalat tertentu saat ini untuk melakukan ibadah kepada Allah SWT.
"Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta'atan kepada-Nya dalam agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus." (QS. Al-Bayyinah : 5).
Hadits Rasulullah SAW dari Ibnu Umar ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda:
"Sesungguhnya setiap amal itu tergantung niatnya. Setiap orang mendapatkan sesuai niatnya." (HR. Muttafaq Alaihi).
2. Berdiri Bila Mampu
Shalat jenazah sah jika dilakukan dengan berdiri (seseorang mampu untuk berdiri dan gak ada uzurnya). Karena jika sambil duduk atau di atas kendaraan [hewan tunggangan], Shalat jenazah dianggap tidak sah.
3. Takbir 4 kali
Aturan ini didapat dari hadits Jabir yang menceritakan bagaimana bentuk shalat Nabi ketika menyolatkan jenazah.
Dari Jabi ra bahwa Rasulullah SAW menyolatkan jenazah Raja Najasyi (shalat ghaib) dan beliau takbir 4 kali.
(HR. Bukhari : 1245, Muslim 952 dan Ahmad 3:355)
Najasyi dikabarkan masuk Islam setelah sebelumnya seorang pemeluk nasrani yang taat. Namun begitu mendengar berita kerasulan Muhammad SAW, beliau akhirnya menyatakan diri masuk Islam.
4. Membaca Surat Al-Fatihah
5. Membaca Shalawat kepada Rasulullah SAW
6. Doa Untuk Jenazah
Dalilnya adalah sabda Rasulullah SAW :
"Bila kalian menyalati jenazah, maka murnikanlah doa untuknya."
(HR. Abu Daud : 3199 dan Ibnu Majah : 1947).
Diantara lafaznya yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW antara lain :
"Allahummaghfir lahu warhamhu, wa’aafihi wa’fu ‘anhu, wa akrim nuzulahu, wa wassi’ madkhalahu, waghsilhu bil-ma’i watstsalji wal-baradi."
7. Doa Setelah Takbir Keempat
Misalnya doa yang berbunyi :
"Allahumma Laa Tahrimna Ajrahu wa laa taftinnaa ba’dahu waghfirlana wa lahu.."
8. Salam
Berikut ini adalah Tata Cara, Urutan dan Do'a Sholat Jenazah :
1. Lafazh Niat Shalat Jenazah :
"Ushalli ‘alaa haadzal mayyiti fardlal kifaayatin makmuuman/imaaman lillaahi ta’aalaa.."
Artinya:
"Aku niat shalat atas jenazah ini, fardhu kifayah sebagai makmum/imam lillaahi ta’aalaa.."
2. Setelah Takbir pertama membaca: Surat "Al Fatihah."
3. Setelah Takbir kedua membaca Shalawat kepada Nabi SAW : "Allahumma Shalli ‘Alaa Muhamad?"
4. Setelah Takbir ketiga membaca:
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ، وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ، وَوَسِّعْ مَدْخَلَهُ، وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ، وَنَقِّهِ مِنَ الْخَطَايَا كَمَا نَقَّيْتَ الثَّوْبَ اْلأَبْيَضَ مِنَ الدَّنَسِ، وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ، وَأَهْلاً خَيْرًا مِنْ أَهْلِهِ، وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ، وَأَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ، وَأَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَعَذَابِ النَّارِ
Ya Allah! Ampunilah dia (mayat) berilah rahmat kepadanya, selamatkanlah dia (dari beberapa hal yang tidak disukai), maafkanlah dia dan tempatkanlah di tempat yang mulia (Surga), luaskan kuburannya, mandikan dia dengan air salju dan air es. Bersihkan dia dari segala kesalahan, sebagaimana Engkau membersihkan baju yang putih dari kotoran, berilah rumah yang lebih baik dari rumahnya (di dunia), berilah keluarga (atau istri di Surga) yang lebih baik daripada keluarganya (di dunia), istri (atau suami) yang lebih baik daripada istrinya (atau suaminya), dan masukkan dia ke Surga, jagalah dia dari siksa kubur dan Neraka.”
atau bisa secara ringkas :
"Allahummagh firlahu warhamhu wa’aafihi wa’fu anhu.."
Artinya:
"Ya Allah, ampunilah dia, berilah rahmat, sejahtera dan maafkanlah dia"
5. Setelah takbir keempat membaca:
"Allahumma la tahrim naa ajrahu walaa taftinnaa ba’dahu waghfirlanaa walahu.."
Artinya:
"Ya Allah janganlah kami tidak Engkau beri pahalanya, dan janganlah Engkau beri fitnah kepada kami sesudahnya, dan berilah ampunan kepada kami dan kepadanya"
6. "Salam" kekanan dan kekiri.
Catatan: Jika jenazah wanita, lafazh ‘hu’ diganti ‘ha’.
Demikian beberapa ringkasan artikel tentang tata cara dan do'a sholat jenazah, semoga bisa menambah wawasan dan amaliah pembaca sekalian, terimakasih sudah berkunjung semoga bermanfaat.
sel tumbuhan
sel tumbuhan
Sel Tumbuhan
Di tinjau dari bagian-bagiannya, sel tumbuhan memiliki sedikit perbedaan dengan sel hewan. Perbedaan tersebut yakni: pada sel tumbuhan memiliki dinding sel, plasmodesma, kloroplas, dan vakuola besar, sedangkan pada sel hewan tidak. Bagian-bagian lain yang terdapat pada sel tumbuhan umumnya sama dengan sel hewan.
Dinding sel
Dinding sel tumbuhan terbentuk dari bahan polisakarida yaitu selulosa. Fungsi dinding sel yaitu melindungi sitoplasma dan membran sitoplasma. Pada beberapa sel tumbuhan sel yang satu dengan sel lainnya dihubungkan dengan plasmodesmata.
Gambar 11. Dinding sel
Plastida
Umumnya sel tumbuhan mengandung plastid, ukuran diameternya 4 -6 mikron(μ). Plastida ada yang berwarna ada yang tidak. Plastida yang tidak berwarna disebut leukoplas sedangkan yang berwarna disebut kromoplas. Leukoplas yang berfungsi untuk membuat amilum disebut amiloplas dan yang membuat lemak disebut lipoplas. Sedangkan kromoplas yang mengandung klorofil disebut
kloroplas. Dapat dilihat dengan mikroskop cahaya biasa. Dikenal tiga jenis plastida yaitu :
1. Leukoplas (plastida berwarna putih berfungsi sebagai penyimpan makanan), terdiri dari:
Amiloplas (untak menyimpan amilum) dan,
Elaioplas (Lipidoplas) (untukmenyimpan lemak/minyak).
Proteoplas (untuk menyimpan protein).
2. Kloroplas yaitu plastida berwarna hijau. Plastida ini berfungsi menghasilkan klorofil dan sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis.
Gambar 12. Kloroplas
1. Kromoplas yaitu plastida yang mengandung pigmen, misalnya :
Karotin (kuning)
Fikodanin (biru)
Fikosantin (kuning)
Fikoeritrin (merah)
Gambar 13. Kelompok plastida
Vakuola
Vakuola terdapat baik pada sel tumbuhan maupun sel hewan, tetapi pada sel tumbuhan tampak lebih besar dan jelas terutama pada sel yang sudah tua.Vakuola pada sel tumbuhan dikelilingi membran tunggal disebut tonoplas. Vakuola sel tumbuhan umumnya berisi: air, phenol, antosianin dan protein, glikosida , garam-garam organic, protein, tanin (zat penyamak), minyak eteris (misalnya Jasmine pada melati, Roseine pada mawar Zingiberine pada jahe), alkaloid (misalnya Kafein, Kinin, Nikotin, Likopersin dan lain-lain), enzim , butir-butir pati Pada boberapa spesies dikenal adanya vakuola kontraktil dan vaknola non kontraktil. Beberapa ahli tidak memasukkan vakuola sebagai organel sel. Benda ini dapat dilihat dengan mikroskop cahaya biasa. Selaput pembatas antara vakuola dengan sitoplasma disebut Tonoplas vakuola.
Gambar 14. Vakuola
Peroksisom (Badan Mikro)
Peroksisom merupakan ruang metabolisme khusus yang dilingkupi oleh membran tunggal. Peroksisom mengandung enzim yang mentransfer hidrogen dari berbagai substrat ke oksigen, yang menghasilkan hidrogen peroksida (H202) sebagai produk-samping, dari sinilah organel tersebut mengambil namanya. H202 yang dibentuk oleh metabolisme peroksisom itu sendiri beracun, tetapi organel ini mengandung suatu enzim yang mengubah H202 menjadi air.
Gambar 15. Peroksisom
Ukurannya sama seperti Lisosom. Organel ini senantiasa berasosiasi dengan organel lain, dan banyak mengandung enzim oksidase dan katalase (banyak disimpan dalam sel-sel hati). Peroksisom tumbuh dengan cara menggabungkan protein dan lipid yang dibuat dalam sitosol, dan memperbanyak jumlahnya dengan membelah diri menjadi dua setelah mencapai ukuran tertentu.
Plasmodesmata
Merupakan suatu saluran terbuka pada dinding sel tumbuhan untuk memfasilitasi, komunikasi, dan transportasi bahan-bahan antara sel-sel tanaman. Fungsi plasmodesmata menghubungkan ruang sitoplasmik dengan saluran khusus yang memungkinkan pergerakan antar air, berbagai nutrisi dan molekul lainnya. Plasmodesmata berada di daerah dinding sel yang disebut bidang pit primer.
Gambar 16. Plasmodesmata
Ringkasan sel Tumbuhan
Sel adalah unit struktural dan fungsional terkecil dari mahluk hidup seluler. Sel pada makhuk hidup dibedakan atas dasar struktur sel dan ada tidaknya membran inti menjadi dua kelompok yaitu kelompok sel prokariotik dan sel eukariotik.
Sel prokariotik contohnya bakteri dan ganggang biru. Sel prokariotik tidak memiliki membran nukleus yang jelas untuk melindungi DNA, sel eukariotik contohnya sel tumbuhan dan hewan tingkat tinggi. Sel eukaryotik memiliki kompartemen sitoplasma yang dikelilingi membran yang jelas, nukleus berisikan DNA. Tumbuhan, fungi, dan hewan adalah eukariota.
Terdapat perbedaan antara sel hewan dan sel tumbuhan, perbedaan tersebut
Sel Hewan terdiri atas:
Membran Plasma, Retikulum Endoplasma (RE) (RE halus (REH) dan RE kasar (REK)), Badan Golgi, Lisosom, Mitokondria, Sentrosom, Inti atau Nukleus, Mikrotubulus, Mikrofilamen.
Sel Tumbuhan terdiri atas:
Dinding sel, Plastida, Vakuola, Peroksisom (Badan Mikro), plasmodesmata.
Sel Tumbuhan
Di tinjau dari bagian-bagiannya, sel tumbuhan memiliki sedikit perbedaan dengan sel hewan. Perbedaan tersebut yakni: pada sel tumbuhan memiliki dinding sel, plasmodesma, kloroplas, dan vakuola besar, sedangkan pada sel hewan tidak. Bagian-bagian lain yang terdapat pada sel tumbuhan umumnya sama dengan sel hewan.
Dinding sel
Dinding sel tumbuhan terbentuk dari bahan polisakarida yaitu selulosa. Fungsi dinding sel yaitu melindungi sitoplasma dan membran sitoplasma. Pada beberapa sel tumbuhan sel yang satu dengan sel lainnya dihubungkan dengan plasmodesmata.
Gambar 11. Dinding sel
Plastida
Umumnya sel tumbuhan mengandung plastid, ukuran diameternya 4 -6 mikron(μ). Plastida ada yang berwarna ada yang tidak. Plastida yang tidak berwarna disebut leukoplas sedangkan yang berwarna disebut kromoplas. Leukoplas yang berfungsi untuk membuat amilum disebut amiloplas dan yang membuat lemak disebut lipoplas. Sedangkan kromoplas yang mengandung klorofil disebut
kloroplas. Dapat dilihat dengan mikroskop cahaya biasa. Dikenal tiga jenis plastida yaitu :
1. Leukoplas (plastida berwarna putih berfungsi sebagai penyimpan makanan), terdiri dari:
Amiloplas (untak menyimpan amilum) dan,
Elaioplas (Lipidoplas) (untukmenyimpan lemak/minyak).
Proteoplas (untuk menyimpan protein).
2. Kloroplas yaitu plastida berwarna hijau. Plastida ini berfungsi menghasilkan klorofil dan sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis.
Gambar 12. Kloroplas
1. Kromoplas yaitu plastida yang mengandung pigmen, misalnya :
Karotin (kuning)
Fikodanin (biru)
Fikosantin (kuning)
Fikoeritrin (merah)
Gambar 13. Kelompok plastida
Vakuola
Vakuola terdapat baik pada sel tumbuhan maupun sel hewan, tetapi pada sel tumbuhan tampak lebih besar dan jelas terutama pada sel yang sudah tua.Vakuola pada sel tumbuhan dikelilingi membran tunggal disebut tonoplas. Vakuola sel tumbuhan umumnya berisi: air, phenol, antosianin dan protein, glikosida , garam-garam organic, protein, tanin (zat penyamak), minyak eteris (misalnya Jasmine pada melati, Roseine pada mawar Zingiberine pada jahe), alkaloid (misalnya Kafein, Kinin, Nikotin, Likopersin dan lain-lain), enzim , butir-butir pati Pada boberapa spesies dikenal adanya vakuola kontraktil dan vaknola non kontraktil. Beberapa ahli tidak memasukkan vakuola sebagai organel sel. Benda ini dapat dilihat dengan mikroskop cahaya biasa. Selaput pembatas antara vakuola dengan sitoplasma disebut Tonoplas vakuola.
Gambar 14. Vakuola
Peroksisom (Badan Mikro)
Peroksisom merupakan ruang metabolisme khusus yang dilingkupi oleh membran tunggal. Peroksisom mengandung enzim yang mentransfer hidrogen dari berbagai substrat ke oksigen, yang menghasilkan hidrogen peroksida (H202) sebagai produk-samping, dari sinilah organel tersebut mengambil namanya. H202 yang dibentuk oleh metabolisme peroksisom itu sendiri beracun, tetapi organel ini mengandung suatu enzim yang mengubah H202 menjadi air.
Gambar 15. Peroksisom
Ukurannya sama seperti Lisosom. Organel ini senantiasa berasosiasi dengan organel lain, dan banyak mengandung enzim oksidase dan katalase (banyak disimpan dalam sel-sel hati). Peroksisom tumbuh dengan cara menggabungkan protein dan lipid yang dibuat dalam sitosol, dan memperbanyak jumlahnya dengan membelah diri menjadi dua setelah mencapai ukuran tertentu.
Plasmodesmata
Merupakan suatu saluran terbuka pada dinding sel tumbuhan untuk memfasilitasi, komunikasi, dan transportasi bahan-bahan antara sel-sel tanaman. Fungsi plasmodesmata menghubungkan ruang sitoplasmik dengan saluran khusus yang memungkinkan pergerakan antar air, berbagai nutrisi dan molekul lainnya. Plasmodesmata berada di daerah dinding sel yang disebut bidang pit primer.
Gambar 16. Plasmodesmata
Ringkasan sel Tumbuhan
Sel adalah unit struktural dan fungsional terkecil dari mahluk hidup seluler. Sel pada makhuk hidup dibedakan atas dasar struktur sel dan ada tidaknya membran inti menjadi dua kelompok yaitu kelompok sel prokariotik dan sel eukariotik.
Sel prokariotik contohnya bakteri dan ganggang biru. Sel prokariotik tidak memiliki membran nukleus yang jelas untuk melindungi DNA, sel eukariotik contohnya sel tumbuhan dan hewan tingkat tinggi. Sel eukaryotik memiliki kompartemen sitoplasma yang dikelilingi membran yang jelas, nukleus berisikan DNA. Tumbuhan, fungi, dan hewan adalah eukariota.
Terdapat perbedaan antara sel hewan dan sel tumbuhan, perbedaan tersebut
Sel Hewan terdiri atas:
Membran Plasma, Retikulum Endoplasma (RE) (RE halus (REH) dan RE kasar (REK)), Badan Golgi, Lisosom, Mitokondria, Sentrosom, Inti atau Nukleus, Mikrotubulus, Mikrofilamen.
Sel Tumbuhan terdiri atas:
Dinding sel, Plastida, Vakuola, Peroksisom (Badan Mikro), plasmodesmata.
sel hewan
sel hewan
Jenis sel hewan yang memiliki lapisan yang sangat tebal yang di temukan di dalam lendir sering di sebut sebagai kapsul sel. Dalam tubuh manusia juga terdapat banyak sekali jenis sel, kurang lebih sekitar 200 sel yang berbeda. Tubuh manusia memiliki bahan non hidup dari sel-sel mati seperti : Kuku jari, gigi, rambut dan bagian-bagian yang keras dari tulang.
Berikut Bagian-Bagian dari Sel Hewan dan Fungsinya :
1. Membran Sel :
Membran sel adalah bagian yang berada paling luar dari sel yang membungkus semua organel lain.
Sel ini berfungsi sebagai pengatur pertukaran zat, pelindung sel, dan sebagai tempat penerima rangsang dari luar sel.
2. Retikulum Endoplasma :
Retikulum Endoplasma merupakan struktur benang yang bermuara pada inti sel.
Sel ini berfungsi sebagai sintesis, transportasi berbagai macam zat kimia, dan sebagai tempat pengendalian aktivitas sel.
3. Nukleus :
Nukleus merupakan bagian dari inti sel yang mengatur semua aktifitas sel, karena di dalam inti sel terdapat kromosom. Sel ini berfungsi sebagai faktor keturunan, pengatur sintesis protein sel, dan tempat transportasi berbagai zat kimia.
4. Sentriol :
Berfungsi sebagai bahan pengontrol pada saat pembelahan sel selama pembentukan benang-benang gelondong.
5. Sentrosom :
Sentrosom adalah sel yang memiliki sentriol yang bertanggung jawab ketika terjadinya pembelahan sel. Berfungsi sebagai peran penggerak kromatin pada saat pembelahan sel.
6. Ribosom :
Berfungsi sebagai tempat berlangsungnya sintesa protein.
7. Mitokondria :
Berfungsi sebagai tempat berlangsungnya respirasi aerob. Sel ini memiliki banyak aktivitas metabolisme yang tinggi misalnya pada sel otot jantung.
8. Lisosom :
Berfungsi sebagai tempat pencerna sel luar yang tidak di pakai dalam sel.
9. Sitoplasma Sel :
Sitoplasma ialah gel zat atau cairan yang ada di dalam sel atau yang sering di sebut sebagai matriks. Sel ini berfungsi sebagai tempat utama pada saat terjadinya proses kehidupan.
10. Kompleks Golgi :
Berfungsi sebagai bahan perakit pada mikro molekul yang mempunyai banyak karbohidrat.
Gambar Sel Hewan dan Fungsinya – Jenis sel di atas merupakan beberapa bagian dari jenis sel hewan. Jenis sel hewan tentunya sangat berbeda dengan jenis sel tumbuhan, baik dari fungsi maupun bagian bentuk yang akan memberikan bentuk bervariasi yang berbeda.
Jenis sel hewan yang memiliki lapisan yang sangat tebal yang di temukan di dalam lendir sering di sebut sebagai kapsul sel. Dalam tubuh manusia juga terdapat banyak sekali jenis sel, kurang lebih sekitar 200 sel yang berbeda. Tubuh manusia memiliki bahan non hidup dari sel-sel mati seperti : Kuku jari, gigi, rambut dan bagian-bagian yang keras dari tulang.
Berikut Bagian-Bagian dari Sel Hewan dan Fungsinya :
1. Membran Sel :
Membran sel adalah bagian yang berada paling luar dari sel yang membungkus semua organel lain.
Sel ini berfungsi sebagai pengatur pertukaran zat, pelindung sel, dan sebagai tempat penerima rangsang dari luar sel.
2. Retikulum Endoplasma :
Retikulum Endoplasma merupakan struktur benang yang bermuara pada inti sel.
Sel ini berfungsi sebagai sintesis, transportasi berbagai macam zat kimia, dan sebagai tempat pengendalian aktivitas sel.
3. Nukleus :
Nukleus merupakan bagian dari inti sel yang mengatur semua aktifitas sel, karena di dalam inti sel terdapat kromosom. Sel ini berfungsi sebagai faktor keturunan, pengatur sintesis protein sel, dan tempat transportasi berbagai zat kimia.
4. Sentriol :
Berfungsi sebagai bahan pengontrol pada saat pembelahan sel selama pembentukan benang-benang gelondong.
5. Sentrosom :
Sentrosom adalah sel yang memiliki sentriol yang bertanggung jawab ketika terjadinya pembelahan sel. Berfungsi sebagai peran penggerak kromatin pada saat pembelahan sel.
6. Ribosom :
Berfungsi sebagai tempat berlangsungnya sintesa protein.
7. Mitokondria :
Berfungsi sebagai tempat berlangsungnya respirasi aerob. Sel ini memiliki banyak aktivitas metabolisme yang tinggi misalnya pada sel otot jantung.
8. Lisosom :
Berfungsi sebagai tempat pencerna sel luar yang tidak di pakai dalam sel.
9. Sitoplasma Sel :
Sitoplasma ialah gel zat atau cairan yang ada di dalam sel atau yang sering di sebut sebagai matriks. Sel ini berfungsi sebagai tempat utama pada saat terjadinya proses kehidupan.
10. Kompleks Golgi :
Berfungsi sebagai bahan perakit pada mikro molekul yang mempunyai banyak karbohidrat.
Gambar Sel Hewan dan Fungsinya – Jenis sel di atas merupakan beberapa bagian dari jenis sel hewan. Jenis sel hewan tentunya sangat berbeda dengan jenis sel tumbuhan, baik dari fungsi maupun bagian bentuk yang akan memberikan bentuk bervariasi yang berbeda.
Pengertian Tanda baca
Pengertian Tanda baca
Tanda baca adalah simbol yang tidak berhubungan dengan fonem (suara) atau kata dan frasa pada suatu bahasa, melainkan berperan untuk menunjukkan struktur dan organisasi suatu tulisan, dan juga intonasi serta jeda yang dapat diamati sewaktu pembacaan. Aturan tanda baca berbeda antar bahasa, lokasi, waktu, dan terus berkembang. Beberapa aspek tanda baca adalah suatu gaya spesifik yang karenanya tergantung pada pilihan penulis.
B. Jenis-Jenis Tanda Baca dan Contoh Penggunaannya
1. Tanda Titik ( . )
a. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Contoh: Saya suka makan nasi.
Apabila dilanjutkan dengan kalimat baru, harus diberi jarak satu ketukan.
b. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang.
Contoh: Irwan S. Gatot
Apabila nama itu ditulis lengkap, tanda titik tidak dipergunakan.
Contoh: Anthony Tumiwa
c. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan.
Contoh:
Dr. (doktor)
S.E. (sarjana ekonomi)
Kol. (kolonel)
Bpk. (bapak)
d. Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat umum. Pada singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih hanya dipakai satu tanda titik.
Contoh:
dll. (dan lain-lain)
dsb. (dan sebagainya)
tgl. (tanggal)
hlm. (halaman)
e. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu atau jangka waktu.
Contoh: Pukul 7.10.12 (pukul 7 lewat 10 menit 12 detik) 0.20.30 jam (20 menit, 30 detik)
f. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.
Contoh: Kota kecil itu berpenduduk 51.156 orang.
g. Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah.
Contoh: Nama Ivan terdapat pada halaman 1210 dan dicetak tebal.
Nomor Giro 033983 telah saya berikan kepada Mamat.
h. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi maupun di dalam akronim yang sudah diterima oleh masyarakat.
Contoh:
DPR (Dewan Perwakilan Rakyat)
SMA (Sekolah Menengah Atas)
PT (Perseroan Terbatas)
WHO (World Health Organization)
UUD (Undang-Undang Dasar)
SIM (Surat Izin Mengemudi)
Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional)
i. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang.
Contoh:
Cu (tembaga)
52 cm
l (liter)
Rp350,00
j. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan, atau kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya.
Contoh:
Latar Belakang Pembentukan
Sistem Acara
Lihat Pula
2. Tanda Koma (,)
a. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan.
Contoh: Saya menjual baju, celana, dan topi.
Contoh penggunaan yang salah: Saya membeli udang, kepiting dan ikan.
b. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara yang berikutnya, yang didahului oleh kata seperti, tetapi, dan melainkan.
Contoh: Saya bergabung dengan Wikipedia, tetapi tidak aktif.
c. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya.
Contoh:
Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.
Karena sibuk, ia lupa akan janjinya.
d. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mengiringi induk kalimat.
Contoh: Saya tidak akan datang kalau hari hujan.
e. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antara kalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi.
Contoh:
Oleh karena itu, kamu harus datang.
Jadi, saya tidak jadi datang.
f. Tanda koma dipakai di belakang kata-kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan, yang terdapat pada awal kalimat.
Contoh:
O, begitu.
Wah, bukan main.
g. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
Contoh: Kata adik, "Saya sedih sekali".
i. Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka.
Contoh: Lanin, Ivan, 1999. Cara Penggunaan Wikipedia. Jilid 5 dan 6. Jakarta: PT Wikipedia Indonesia.
j. Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki.
Contoh: Gatot, Bahasa Indonesia untuk Wikipedia. (Bandung: UP Indonesia, 1990), hlm. 22.
k. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
Contoh: Rinto Jiang, S.E.
l. Tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka.
Contoh:
33,5 m
Rp10,50
m. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi.
Contoh: pengurus Wikipedia favorit saya, Borgx, pandai sekali.
n. Tanda koma dipakai untuk menghindari salah baca di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat.
Contoh: Dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh. Bandingkan dengan: Kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh dalam pembinaan dan pengembangan bahasa.
o. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru.
Contoh: "Di mana Rex tinggal?" tanya Stepheen.
3. Tanda Titik Koma (;)
a. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara.
Contoh: Malam makin larut; kami belum selesai juga.
b. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.
Contoh: Ayah mengurus tanamannya di kebun; ibu sibuk bekerja di dapur; adik menghafalkan nama-nama pahlawan nasional; saya sendiri asyik mendengarkan siaran pilihan pendengar.
4. Tanda Titik Dua (:)
a. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian. .
Contoh:
-Kita sekarang memerlukan perabotan rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.
-Fakultas itu mempunyai dua jurusan: Ekonomi Umum dan Ekonomi Perusahaan.
b. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Contoh:
Ketua : Borgx
Wakil Ketua : Hayabuse
Sekretaris : Ivan Lanin
Wakil Sekretaris : Irwan Gatot
Bendahara : Rinto Jiang
c. Tanda titik dua dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.
Contoh:
Borgx :"Jangan lupa perbaiki halaman bantuan Wikipedia!"
Rex : "Siap, Boss!"
d. Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di antara bab dan ayat dalam kitab-kitab suci, atau (iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan.
Contoh:
(i) Tempo, I (1971), 34:7
(ii) Surah Yasin:9
(iii) Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah Studi, sudah terbit.
e. Tanda titik dua dipakai untuk menandakan nisbah (angka banding).
Contoh: Nisbah siswa laki-laki terhadap perempuan ialah 2:1.
f. Tanda titik dua tidak dipakai kalau rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
Contoh: Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.
5. Tanda Hubung (-)
a. Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.
Contoh:
Anak-anak, berulang-ulang, kemerah-merahan
Tanda ulang singkatan (seperti pangkat 2) hanya digunakan pada tulisan cepat dan notula, dan tidak dipakai pada teks karangan.
b. Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian tanggal.
Contoh:
- p-e-n-g-u-r-u-s
- 8-4-1973
c. Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian ungkapan.
Bandingkan:
ber-evolusi dengan be-revolusi
dua puluh lima-ribuan (20×5000) dengan dua-puluh-lima-ribuan (1×25000).
Istri-perwira yang ramah dengan istri perwira-yang ramah
d. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (a) se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital; (b) ke- dengan angka, (c) angka dengan -an, (d) singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata, dan (e) nama jabatan rangkap.
Contoh:
se-Indonesia
hadiah ke-2
tahun 50-an
ber-SMA
KTP-nya nomor 11111
sinar-X
Menteri-Sekretaris Negara
e. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing.
Contoh:
di-charter
pen-tackle-an
6. Tanda Pisah (–, —)
a. Tanda pisah em (—) membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberikan penjelasan khusus di luar bangun kalimat.
Contoh:
Wikipedia Indonesia—saya harapkan—akan menjadi Wikipedia terbesar.
b. Tanda pisah em (—) menegaskan adanya posisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih tegas.
Contoh:
Rangkaian penemuan ini—evolusi, teori kenisbian, dan kini juga pembelahan atom—telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.
c. Tanda pisah en (–) dipakai di antara dua bilangan atau tanggal yang berarti sampai dengan atau di antara dua nama kota yang berarti 'ke', atau 'sampai'.
Contoh:
1919–1921
Medan–Jakarta
10–13 Desember 1999
d. Tanda pisah en (–) tidak dipakai bersama perkataan dari dan antara, atau bersama tanda kurang (−).
Contoh:
dari halaman 45 sampai 65, bukan dari halaman 45–65
antara tahun 1492 dan 1499, bukan antara tahun 1492–1499
−4 sampai −6 °C, bukan −4–−6 °C
7. Tanda Elipsis (...)
a. Tanda elipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus, misalnya untuk menuliskan naskah drama.
Contoh:
Kalau begitu ... ya, marilah kita bergerak.
b. Tanda elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang dihilangkan, misalnya dalam kutipan langsung.
Contoh:
Sebab-sebab kemerosotan ... akan diteliti lebih lanjut.
Jika bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat, perlu dipakai empat buah titik; tiga buah untuk menandai penghilangan teks dan satu untuk menandai akhir kalimat.
Contoh: Dalam tulisan, tanda baca harus digunakan dengan hati-hati ....
8. Tanda Tanya (?)
a. Tanda tanya dipakai pada akhir tanya.
Contoh:
Kapan ia berangkat?
Saudara tahu, bukan?
Penggunaan kalimat tanya tidak lazim dalam tulisan ilmiah.
b. Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Contoh:
Ia dilahirkan pada tahun 1683 (?).
Uangnya sebanyak 10 juta rupiah (?) hilang.
9. Tanda Seru (!)
Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang kuat.
Contoh:
Alangkah mengerikannya peristiwa itu!
Bersihkan meja itu sekarang juga!
Sampai hati ia membuang anaknya!
Merdeka!
Oleh karena itu, penggunaan tanda seru umumnya tidak digunakan di dalam tulisan ilmiah atau ensiklopedia. Hindari penggunaannya kecuali dalam kutipan atau transkripsi drama.
10. Tanda Kurung ((...))
a. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan.
Contoh:
Bagian Keuangan menyusun anggaran tahunan kantor yang kemudian dibahas dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) secara berkala.
b. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan.
Contoh:
Satelit Palapa (pernyataan sumpah yang dikemukakan Gajah Mada) membentuk sistem satelit domestik di Indonesia.
Pertumbuhan penjualan tahun ini (lihat Tabel 9) menunjukkan adanya perkembangan baru dalam pasaran dalam negeri.
c. Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan.
Contoh:
Kata cocaine diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kokain(a)
Pembalap itu berasal dari (kota) Medan.
d. Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan.
Contoh:
Bauran Pemasaran menyangkut masalah (a) produk, (b) harga, (c) tempat, dan (c) promosi.
Hindari penggunaan dua pasang atau lebih tanda kurung yang berturut-turut. Ganti tanda kurung dengan koma, atau tulis ulang kalimatnya.
Contoh:
Tidak tepat:
Nikifor Grigoriev (c. 1885–1919) (dikenal juga sebagai Matviy Hryhoriyiv) merupakan seorang pemimpin Ukraina.
Tepat:
Nikifor Grigoriev (c. 1885–1919), dikenal juga sebagai Matviy Hryhoriyiv, merupakan seorang pemimpin Ukraina.
Tepat:
Nikifor Grigoriev (c. 1885–1919) merupakan seorang pemimpin Ukraina. Dia juga dikenal sebagai Matviy Hryhoriyiv.
11. Tanda Kurung Siku ([...])
a. Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah asli.
Contoh:
Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik.
b. Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung.
Contoh:
Persamaan kedua proses ini (perbedaannya dibicarakan di dalam Bab II [lihat halaman 35–38]) perlu dibentangkan di sini.
12. Tanda Petik ("...")
a. Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lain.
Contoh:
"Saya belum siap," kata Mira, "tunggu sebentar!"
Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, "Bahasa negara ialah Bahasa Indonesia."
b. Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
Contoh:
Bacalah "Bola Lampu" dalam buku Dari Suatu Masa, dari Suatu Tempat.
Karangan Andi Hakim Nasoetion yang berjudul "Rapor dan Nilai Prestasi di SMA" diterbitkan dalam Tempo.
Sajak "Berdiri Aku" terdapat pada halaman 5 buku itu.
c. Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus.
Contoh:
Pekerjaan itu dilaksanakan dengan cara "coba dan ralat" saja.
Ia bercelana panjang yang di kalangan remaja dikenal dengan nama "cutbrai".
d. Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung.
Contoh: Kata Tono, "Saya juga minta satu."
e. Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung kalimat atau bagian kalimat.
Contoh:
Karena warna kulitnya, Budi mendapat julukan "Si Hitam".
Bang Komar sering disebut "pahlawan"; ia sendiri tidak tahu sebabnya.
13. Tanda Petik Tunggal ('...')
a. Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.
Contoh:
Tanya Basri, "Kau dengar bunyi 'kring-kring' tadi?"
"Waktu kubuka pintu depan, kudengar teriak anakku, 'Ibu, Bapak pulang', dan rasa letihku lenyap seketika," ujar Pak Hamdan.
b. Tanda petik tunggal mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan asing.
Contoh:
feed-back 'balikan'
14. Tanda Garis Miring (/)
a. Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat dan nomor pada alamat dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.
Contoh:
No. 7/PK/1973
Jalan Kramat III/10
tahun anggaran 1985/1986
b. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata tiap, per atau sebagai tanda bagi dalam pecahan dan rumus matematika.
Contoh:
harganya Rp125,00/lembar (harganya Rp125,00 tiap lembar)
kecepatannya 20 m/s (kecepatannya 20 meter per detik)
7/8 atau 7⁄8
xn/n!
Tanda garis miring sebaiknya tidak dipakai untuk menuliskan tanda aritmetika dasar dalam prosa. Gunakan tanda bagi ÷ .
Contoh: 10 ÷ 2 = 5.
Di dalam rumus matematika yang lebih rumit, tanda garis miring atau garis pembagi dapat dipakai.
c. Tanda garis miring sebaiknya tidak dipakai sebagai pengganti kata atau.
15. Tanda Penyingkat (Apostrof)(')
Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun.
Contoh:
Ali 'kan kusurati. ('kan = akan)
Malam 'lah tiba. ('lah = telah)
1 Januari '88 ('88 = 1988)
Sebaiknya bentuk ini tidak dipakai dalam teks prosa biasa.
Tanda baca adalah simbol yang tidak berhubungan dengan fonem (suara) atau kata dan frasa pada suatu bahasa, melainkan berperan untuk menunjukkan struktur dan organisasi suatu tulisan, dan juga intonasi serta jeda yang dapat diamati sewaktu pembacaan. Aturan tanda baca berbeda antar bahasa, lokasi, waktu, dan terus berkembang. Beberapa aspek tanda baca adalah suatu gaya spesifik yang karenanya tergantung pada pilihan penulis.
B. Jenis-Jenis Tanda Baca dan Contoh Penggunaannya
1. Tanda Titik ( . )
a. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Contoh: Saya suka makan nasi.
Apabila dilanjutkan dengan kalimat baru, harus diberi jarak satu ketukan.
b. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang.
Contoh: Irwan S. Gatot
Apabila nama itu ditulis lengkap, tanda titik tidak dipergunakan.
Contoh: Anthony Tumiwa
c. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan.
Contoh:
Dr. (doktor)
S.E. (sarjana ekonomi)
Kol. (kolonel)
Bpk. (bapak)
d. Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat umum. Pada singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih hanya dipakai satu tanda titik.
Contoh:
dll. (dan lain-lain)
dsb. (dan sebagainya)
tgl. (tanggal)
hlm. (halaman)
e. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu atau jangka waktu.
Contoh: Pukul 7.10.12 (pukul 7 lewat 10 menit 12 detik) 0.20.30 jam (20 menit, 30 detik)
f. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.
Contoh: Kota kecil itu berpenduduk 51.156 orang.
g. Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah.
Contoh: Nama Ivan terdapat pada halaman 1210 dan dicetak tebal.
Nomor Giro 033983 telah saya berikan kepada Mamat.
h. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi maupun di dalam akronim yang sudah diterima oleh masyarakat.
Contoh:
DPR (Dewan Perwakilan Rakyat)
SMA (Sekolah Menengah Atas)
PT (Perseroan Terbatas)
WHO (World Health Organization)
UUD (Undang-Undang Dasar)
SIM (Surat Izin Mengemudi)
Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional)
i. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang.
Contoh:
Cu (tembaga)
52 cm
l (liter)
Rp350,00
j. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan, atau kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya.
Contoh:
Latar Belakang Pembentukan
Sistem Acara
Lihat Pula
2. Tanda Koma (,)
a. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan.
Contoh: Saya menjual baju, celana, dan topi.
Contoh penggunaan yang salah: Saya membeli udang, kepiting dan ikan.
b. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara yang berikutnya, yang didahului oleh kata seperti, tetapi, dan melainkan.
Contoh: Saya bergabung dengan Wikipedia, tetapi tidak aktif.
c. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya.
Contoh:
Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.
Karena sibuk, ia lupa akan janjinya.
d. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mengiringi induk kalimat.
Contoh: Saya tidak akan datang kalau hari hujan.
e. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antara kalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi.
Contoh:
Oleh karena itu, kamu harus datang.
Jadi, saya tidak jadi datang.
f. Tanda koma dipakai di belakang kata-kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan, yang terdapat pada awal kalimat.
Contoh:
O, begitu.
Wah, bukan main.
g. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
Contoh: Kata adik, "Saya sedih sekali".
i. Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka.
Contoh: Lanin, Ivan, 1999. Cara Penggunaan Wikipedia. Jilid 5 dan 6. Jakarta: PT Wikipedia Indonesia.
j. Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki.
Contoh: Gatot, Bahasa Indonesia untuk Wikipedia. (Bandung: UP Indonesia, 1990), hlm. 22.
k. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
Contoh: Rinto Jiang, S.E.
l. Tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka.
Contoh:
33,5 m
Rp10,50
m. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi.
Contoh: pengurus Wikipedia favorit saya, Borgx, pandai sekali.
n. Tanda koma dipakai untuk menghindari salah baca di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat.
Contoh: Dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh. Bandingkan dengan: Kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh dalam pembinaan dan pengembangan bahasa.
o. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru.
Contoh: "Di mana Rex tinggal?" tanya Stepheen.
3. Tanda Titik Koma (;)
a. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara.
Contoh: Malam makin larut; kami belum selesai juga.
b. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.
Contoh: Ayah mengurus tanamannya di kebun; ibu sibuk bekerja di dapur; adik menghafalkan nama-nama pahlawan nasional; saya sendiri asyik mendengarkan siaran pilihan pendengar.
4. Tanda Titik Dua (:)
a. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian. .
Contoh:
-Kita sekarang memerlukan perabotan rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.
-Fakultas itu mempunyai dua jurusan: Ekonomi Umum dan Ekonomi Perusahaan.
b. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Contoh:
Ketua : Borgx
Wakil Ketua : Hayabuse
Sekretaris : Ivan Lanin
Wakil Sekretaris : Irwan Gatot
Bendahara : Rinto Jiang
c. Tanda titik dua dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.
Contoh:
Borgx :"Jangan lupa perbaiki halaman bantuan Wikipedia!"
Rex : "Siap, Boss!"
d. Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di antara bab dan ayat dalam kitab-kitab suci, atau (iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan.
Contoh:
(i) Tempo, I (1971), 34:7
(ii) Surah Yasin:9
(iii) Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah Studi, sudah terbit.
e. Tanda titik dua dipakai untuk menandakan nisbah (angka banding).
Contoh: Nisbah siswa laki-laki terhadap perempuan ialah 2:1.
f. Tanda titik dua tidak dipakai kalau rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
Contoh: Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.
5. Tanda Hubung (-)
a. Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.
Contoh:
Anak-anak, berulang-ulang, kemerah-merahan
Tanda ulang singkatan (seperti pangkat 2) hanya digunakan pada tulisan cepat dan notula, dan tidak dipakai pada teks karangan.
b. Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian tanggal.
Contoh:
- p-e-n-g-u-r-u-s
- 8-4-1973
c. Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian ungkapan.
Bandingkan:
ber-evolusi dengan be-revolusi
dua puluh lima-ribuan (20×5000) dengan dua-puluh-lima-ribuan (1×25000).
Istri-perwira yang ramah dengan istri perwira-yang ramah
d. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (a) se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital; (b) ke- dengan angka, (c) angka dengan -an, (d) singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata, dan (e) nama jabatan rangkap.
Contoh:
se-Indonesia
hadiah ke-2
tahun 50-an
ber-SMA
KTP-nya nomor 11111
sinar-X
Menteri-Sekretaris Negara
e. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing.
Contoh:
di-charter
pen-tackle-an
6. Tanda Pisah (–, —)
a. Tanda pisah em (—) membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberikan penjelasan khusus di luar bangun kalimat.
Contoh:
Wikipedia Indonesia—saya harapkan—akan menjadi Wikipedia terbesar.
b. Tanda pisah em (—) menegaskan adanya posisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih tegas.
Contoh:
Rangkaian penemuan ini—evolusi, teori kenisbian, dan kini juga pembelahan atom—telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.
c. Tanda pisah en (–) dipakai di antara dua bilangan atau tanggal yang berarti sampai dengan atau di antara dua nama kota yang berarti 'ke', atau 'sampai'.
Contoh:
1919–1921
Medan–Jakarta
10–13 Desember 1999
d. Tanda pisah en (–) tidak dipakai bersama perkataan dari dan antara, atau bersama tanda kurang (−).
Contoh:
dari halaman 45 sampai 65, bukan dari halaman 45–65
antara tahun 1492 dan 1499, bukan antara tahun 1492–1499
−4 sampai −6 °C, bukan −4–−6 °C
7. Tanda Elipsis (...)
a. Tanda elipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus, misalnya untuk menuliskan naskah drama.
Contoh:
Kalau begitu ... ya, marilah kita bergerak.
b. Tanda elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang dihilangkan, misalnya dalam kutipan langsung.
Contoh:
Sebab-sebab kemerosotan ... akan diteliti lebih lanjut.
Jika bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat, perlu dipakai empat buah titik; tiga buah untuk menandai penghilangan teks dan satu untuk menandai akhir kalimat.
Contoh: Dalam tulisan, tanda baca harus digunakan dengan hati-hati ....
8. Tanda Tanya (?)
a. Tanda tanya dipakai pada akhir tanya.
Contoh:
Kapan ia berangkat?
Saudara tahu, bukan?
Penggunaan kalimat tanya tidak lazim dalam tulisan ilmiah.
b. Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Contoh:
Ia dilahirkan pada tahun 1683 (?).
Uangnya sebanyak 10 juta rupiah (?) hilang.
9. Tanda Seru (!)
Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang kuat.
Contoh:
Alangkah mengerikannya peristiwa itu!
Bersihkan meja itu sekarang juga!
Sampai hati ia membuang anaknya!
Merdeka!
Oleh karena itu, penggunaan tanda seru umumnya tidak digunakan di dalam tulisan ilmiah atau ensiklopedia. Hindari penggunaannya kecuali dalam kutipan atau transkripsi drama.
10. Tanda Kurung ((...))
a. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan.
Contoh:
Bagian Keuangan menyusun anggaran tahunan kantor yang kemudian dibahas dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) secara berkala.
b. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan.
Contoh:
Satelit Palapa (pernyataan sumpah yang dikemukakan Gajah Mada) membentuk sistem satelit domestik di Indonesia.
Pertumbuhan penjualan tahun ini (lihat Tabel 9) menunjukkan adanya perkembangan baru dalam pasaran dalam negeri.
c. Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan.
Contoh:
Kata cocaine diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kokain(a)
Pembalap itu berasal dari (kota) Medan.
d. Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan.
Contoh:
Bauran Pemasaran menyangkut masalah (a) produk, (b) harga, (c) tempat, dan (c) promosi.
Hindari penggunaan dua pasang atau lebih tanda kurung yang berturut-turut. Ganti tanda kurung dengan koma, atau tulis ulang kalimatnya.
Contoh:
Tidak tepat:
Nikifor Grigoriev (c. 1885–1919) (dikenal juga sebagai Matviy Hryhoriyiv) merupakan seorang pemimpin Ukraina.
Tepat:
Nikifor Grigoriev (c. 1885–1919), dikenal juga sebagai Matviy Hryhoriyiv, merupakan seorang pemimpin Ukraina.
Tepat:
Nikifor Grigoriev (c. 1885–1919) merupakan seorang pemimpin Ukraina. Dia juga dikenal sebagai Matviy Hryhoriyiv.
11. Tanda Kurung Siku ([...])
a. Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah asli.
Contoh:
Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik.
b. Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung.
Contoh:
Persamaan kedua proses ini (perbedaannya dibicarakan di dalam Bab II [lihat halaman 35–38]) perlu dibentangkan di sini.
12. Tanda Petik ("...")
a. Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lain.
Contoh:
"Saya belum siap," kata Mira, "tunggu sebentar!"
Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, "Bahasa negara ialah Bahasa Indonesia."
b. Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
Contoh:
Bacalah "Bola Lampu" dalam buku Dari Suatu Masa, dari Suatu Tempat.
Karangan Andi Hakim Nasoetion yang berjudul "Rapor dan Nilai Prestasi di SMA" diterbitkan dalam Tempo.
Sajak "Berdiri Aku" terdapat pada halaman 5 buku itu.
c. Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus.
Contoh:
Pekerjaan itu dilaksanakan dengan cara "coba dan ralat" saja.
Ia bercelana panjang yang di kalangan remaja dikenal dengan nama "cutbrai".
d. Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung.
Contoh: Kata Tono, "Saya juga minta satu."
e. Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung kalimat atau bagian kalimat.
Contoh:
Karena warna kulitnya, Budi mendapat julukan "Si Hitam".
Bang Komar sering disebut "pahlawan"; ia sendiri tidak tahu sebabnya.
13. Tanda Petik Tunggal ('...')
a. Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.
Contoh:
Tanya Basri, "Kau dengar bunyi 'kring-kring' tadi?"
"Waktu kubuka pintu depan, kudengar teriak anakku, 'Ibu, Bapak pulang', dan rasa letihku lenyap seketika," ujar Pak Hamdan.
b. Tanda petik tunggal mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan asing.
Contoh:
feed-back 'balikan'
14. Tanda Garis Miring (/)
a. Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat dan nomor pada alamat dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.
Contoh:
No. 7/PK/1973
Jalan Kramat III/10
tahun anggaran 1985/1986
b. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata tiap, per atau sebagai tanda bagi dalam pecahan dan rumus matematika.
Contoh:
harganya Rp125,00/lembar (harganya Rp125,00 tiap lembar)
kecepatannya 20 m/s (kecepatannya 20 meter per detik)
7/8 atau 7⁄8
xn/n!
Tanda garis miring sebaiknya tidak dipakai untuk menuliskan tanda aritmetika dasar dalam prosa. Gunakan tanda bagi ÷ .
Contoh: 10 ÷ 2 = 5.
Di dalam rumus matematika yang lebih rumit, tanda garis miring atau garis pembagi dapat dipakai.
c. Tanda garis miring sebaiknya tidak dipakai sebagai pengganti kata atau.
15. Tanda Penyingkat (Apostrof)(')
Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun.
Contoh:
Ali 'kan kusurati. ('kan = akan)
Malam 'lah tiba. ('lah = telah)
1 Januari '88 ('88 = 1988)
Sebaiknya bentuk ini tidak dipakai dalam teks prosa biasa.
jenis jeni enzim
JENIS JENIS ENZIM
1. Enzim metabolic Enzim yang bekerja mengatur, mengontrol dan mengelola kesehatan tubuh melalui jaringan tubuh, sel darah dan organ, yang berfungsi sebagai:
• Pertumbuhan, perkembangan dan perbaikan sel
• Memelihara semua jaringan organ tubuh.
• Menyusun banyaknya reaksi yang saling berbeda namun dilakukan dalam waktu yang sama
2. Enzim makanan Enzim yang mengandung zat nutrisi yang berasal dari buah buahan, sayuran hijau dan orange serta dari sumber makanan tambahan lain yang berfungsi
• menghancurkan zat protein
• melumatkan lemak
• memecah karbohidrat dan nutrisi lain menjadi senyawa dan partikel kecil bermanfaat yang dapat diserap tubuh secara simbolik
3. Enzim Pencernaan,yang bertugas menghancurkaan daan mencerna segala makanan lalu menyerap nutrisinya untuk disebarkan keseluruh jaringan tubuh.
Enzim pencernaan ada 4 bagian , diantaranya:
• Enzim amilolitik yaitu enzim yang berperan dalam proses peleburan karbohidrat dan sari tepung gula
• Enzim Lipolitik yaitu enzim yang berperan dalam proses peleburan asaam lemak dan gliserol
• EnzimProteolitik yaitu enzim yang berperan dalam proses peleburan protein asam amino
• Enzim Nucleolytic yaitu enzim yang berperan dalam proses peleburan Asam nukleat
4. Enzim Renin – Berkaitan dengan kelenjar penghasil enzim diseputar dinding lambung yang berguna untuk menyimpan protein dan nutrisi lain yang ada pada produk susu agar manfaatnya dapat disebarkan keseluruh bagian tubuh.
5. Enzim pepton – Mempunyai kemampuan menhancurkan dan memecah protein komplek agar dapat berubah menjadi molekul molekul pepton.
6. Enzim pepsin – Enzim penting yang terletak didalam lambung yang berguna untuk merubah protein dan nutrisi lainnya agar dapat diserap dengan baik lalu disebarkan keseluruh jaringan tubuh.
7. Enzim Tripsin – Enzim yang mampu mengubah pepton menjadi zat asam amino yang berguna untuk proses penyerapan protein oleh jaringan usus
8. Enzim Sukrase – Enzim yang mampu mengubah sukrose menjadi glukosa dan fruktosa yang sederhana. keberadaan enzim ini dihasilkan lewat saluran getah usus halus
9. Enzim Ptialin – Enzim yang terletak diseputar rongga mulut yang terletak pada kelenjar air liur.yang berguna menagatur dan mengontrol zat tepung atau pati menjadi glukosa yang naantinya diubah menjadi sebuah energi
10. Enzim Laktase – Enzim yang menyusun sekaligus mengatur jalnnya enzim menjadi laktosa menjadi galaktosa dan glukosa. kedua enzim tersebut akan diserap menjadi nutrisi yang dibutuhkan oleh semua jaringan yang ada didalam tubuh.
11. Enzim Peptidase – Enzim yang akan keluar bersama getah usus halus dan mengubahnya menjadi sari protein penting yang dibutuhkan jaringan tubuh.
12. Enzim Isomaltase – Enzim yang dihasilkan oleh getah usus agar dapat menggabungkan zat maltase menjadi kameltosa yang lebih efesien.
13. Enzim Ribonuklease – Enzim yang mampu melakukan penggandaan atau replikasi DNA enzim yang sudah pasti menghasilkan RNA.
14. Enzim lipase – Fungsi enzim lipase yang bertugas menghancurkan dan mencerna makanan lemak dan lipid untuk menjaga dan melindungi kantung empediu agar tetap dalam keadaan normal.
15. Enzim Katalse – Berfungsi melindungi dan menjaga hati serta menetralisir gerak dan pertumbuhan semua racun yang ada pada tubuh. Jika organ hati mengalami gangguan maka racun yang memasuki tubuh sulit untuk dinetralisir dan dibuang lewat urin dan keringat.
16. Enzim Arsinase – Berfungsi menyupali dan menyebarkan asam amino arginin menjadi ornitin dan urea. Sifat zat ornitin sangat membatasi dan membelenggu amonia dan karbon dioksida yang bersifat racun. Kemudian Ornitin dinetralisir oleh hati agar racun daapat segera dihilangkan. (baca : fungsi hati)
17. Enzim Troponin – Berfungsi mengontrol dan mengatur otot jantung untuk merespon sinyal yang diterima untuk reaksi atau kontraksi.
18. Enzim Aminotransferase alanin – Enzim yang ada pada sel hati, otot jantung, ginjal dan otot rangka yang berfungsi melindungi dan meningkatkan kesehatan tubuh dengan cara mereka masing masing.
19. Enzim Lisozim – yang berfungsi untuk menyaring, menghambat sekaligus membunuh bakteri dengan cara menghancurkan dinding selnya. Enzim yang berperan sebagai anti bakteri ini terdapat pada :
• cairan mulut (saliva)
• ASI (air susu ibu)
• Cairan keringat
• Airmata
• Cairan minyak alami yang ada dibawah kulit
20. Enzim yang ada pada lensa mata – Enzim yang ada pada lensa mata berfungsi melindungi dan mempertahankan fungsinya pada bagian bagian mata dari degenerasi. Tetapi seiring bertambahnya usia Enzim akan menurun kualitas fungsinya sehingga menyebabkan perubahan kimia terhadap protein yang menjadikan koagulasi seperti kabut putih yang menghalangi penglihatan serta jalan masuknya cahaya kedalam retina. ini biasa terjadi:
• pada mata katarak
• Mata keruh
• Rabun ayam
• Rabun senja
• Rabun jauh
• Rabun dekat
21. Enzim Lizosim – Lizosim adalah sekumpulan protein yang ada pada air mata yang bermanfaat untuk melemahkan, menurunkan dan mematikan aktifitas kinerja dari bakteri, karena air mata dapat bertindak sebagai anti biotik alami yang lebih ampuh daripada obat mata. Lizosim bertindaak sebagai anti kekeringan yang mampu melumasi permukaan retina agar tetap lembab dan terhindar dari iritasi akibat masuknya debu dan partikel kecil lainnya.
22. Enzim Bradikinin – Enzim Bradikinin mampu mempengaruhi kelenjar keringat yang menyebabkan cairan keringat mengurai dalam bentuk garam dan urea dari dalam kapiler darah kemudian dikirim melalui permukaan kulit dan terbentuklah yang namanya keringat. Cairan keringat bermanfaat sebagai penyembuh luka, pengontrol keseimbangan kelembaban kulit dan dapat memblokir aktifitas bakteri. Cairan keringat dapat bertindak sebagai antibiotik alami yang lebih baik daripada pemakaian hand body lotion.
23. Enzim Lisozim – Air susu ibu bersifat penyembuh alami yang lebih ampuh daripada imunisasi bayi yang biasa dilakukan oleh manusia, karena ASI sarat dengan nutrisi yang sanggup memberikan pertahanan dan perlindungan kuat terhadap kesehatan dan pertumbuhan bayi, mampu mengatasi infeksi melalui sel fagosit (pembunuh sel bakteri ) dan Imuniglobulin (antibodi). ASI mengandung dari berbagai bentuk zat kekebalan tubuh yang bisa dijadikan antibiotik alami dan kinerjanya didukung oleh kinerja enzim Lisozim dan bahkan Enzim Lisozim sudah menjadi bagian yang mengikat dari ASI yang gunanya agar ASI selalu sehat dan terhindar dari serangan bakteri.
24. Enzim yang ada pada minyak alami kulit – Kulit adalah benteng untuk menghambat dan memperlambat aktifitas pertumbuhan virus dan bakteri. Kemudian ada enzim yang menyertai minyak alami kulit yaitu Enzim fagosit yang fungsinya membunuh bakteri dengan zat antibiotiknya. Bagian bagian kulit memiliki minyak alami yang tersembunyi dibawah kulit dekat sel kolagen yang berfungsi untuk melembabkan kulit didalam kondisi cuaca apapun dan mengatur volume keringat agar racun yang keluar bersama keringat dapat segera disaring agar tidak menjadi tumpukan bakteri.
25. Enzim saliva yang ada pada air liur – Air liur berfungsi mempercepat dan mempermudah penghancuran dan pencernaan yang terjadi secara kimiawi. Air liur mampu mempercepat pembuhan luka dan memperbaiki jaringan kulit yang rusak karena infeksi, karena cairan air mengandung antibiotik alami
PEMBAGIAN ENZIM
1. Hidrolase
Hidrolase merupakan enzim-enzim yang menguraikan suatu zat dengan pertolongan air. Hidrolase dibagi atas kelompok kecil berdasarkan substratnya yaitu :
A. Karbohidrase, yaitu enzim-enzim yang menguraikan golongan karbohidrat.
Kelompok ini masih dipecah lagi menurut karbohidrat yang diuraikannya, misal :
a. Amilase, yaitu enzim yang menguraikan amilum (suatu polisakarida) menjadi maltosa 9 suatu disakarida).
2 (C6H10O5)n + n H2O n C12H22O11
b. Maltase, yaitu enzim yang menguraikan maltosa menjadi glukosa
C12H22O11 + H20 2 C6H12O6
c. Sukrase, yaitu enzim yang mengubah sukrosa (gula tebu) menjadi glukosa dan fruktosa.
d. Laktase, yaitu enzim yang mengubah laktase menjadi glukosa dan galaktosa.
e. Selulase, emzim yang menguraikan selulosa ( suatu polisakarida) menjadi selobiosa ( suatu disakarida)
f. Pektinase, yaitu enzim yang menguraikan pektin menjadi asam-pektin.
B. Esterase, yaitu enzim-enzim yang memecah golongan ester.
Contoh-contohnya :
a. Lipase, yaitu enzim yang menguraikan lemak menjadi gliserol dan asam lemak.
b. Fosfatase, yaitu enzim yang menguraikan suatu ester hingga terlepas asam fosfat.
C. Proteinase atau Protease, yaitu enzim enzim yang menguraikan golongan protein.
Contoh-contohnya:
a. Peptidase, yaitu enzim yang menguraikan peptida menjadi asam amino.
b. Gelatinase, yaitu enzim yang menguraikan gelatin.
c. Renin, yaitu enzim yang menguraikan kasein dari susu.
2. Oksidase dan reduktase , yaitu enzime yang menolong dalam proses oksidasi dan reduksi.
Enzim Oksidase dibagi lagi menjadi;
a. Dehidrogenase : enzim ini memegang peranan penting dalam mengubah zat-zat organik menjadi hasil-hasil oksidasi.
b. Katalase : enzim yang menguraikan hidrogen peroksida menjadi air dan oksigen.
3. Desmolase , yaitu enzim-enzim yang memutuskan ikatan-ikatan C-C, C-N dan beberapa ikatan lainnya.
Enzim Desmolase dibagi lagi menjadi :
a. Karboksilase : yaitu enzim yang mengubah asam piruyat menjadi asetaldehida.
b. Transaminase : yaitu enzim yang memindahkan gugusan amine dari suatu asam amino ke suatu asam organik sehingga yang terakhir ini berubah menjadi suatu asam amino.
Enzim juga dapat dibedakan menjadi eksoenzim dan endoenzim berdasarkan tempat kerjanya, ditinjau dari sel yang membentuknya.Eksoenzim ialah enzim yang aktivitasnya diluar sel. Endoenzim ialah enzim yang aktivitasnya didalam sel.
Selain eksoenzim dan endoenzim, dikenal juga enzim konstitutif dan enzim induktif. Enzim konstitutif ialah enzim yang dibentuk terus-menerus oleh sel tanpa peduli apakah substratnya ada atau tidak. Enzim induktif (enzim adaptif) ialah enzim yang dibentuk karena adanya rangsangan substrat atau senyawa tertentu yang lain. Misalnya pembentukan enzim beta-galaktosida pada escherichia coli yang diinduksi oleh laktosa sebagai substratnya. Tetapi ada senyawa lain juga yang dapat menginduksi enzim tersebut walaupun tidak merupakan substarnya, yaitu melibiosa. Tanpa adanya laktosa atau melibiosa, maka enzim beta-galaktosidasa tidak disintesis, tetapi sintesisnya akan dimulai bila ditambahkan laktosa atau melibiosa.
1. Enzim metabolic Enzim yang bekerja mengatur, mengontrol dan mengelola kesehatan tubuh melalui jaringan tubuh, sel darah dan organ, yang berfungsi sebagai:
• Pertumbuhan, perkembangan dan perbaikan sel
• Memelihara semua jaringan organ tubuh.
• Menyusun banyaknya reaksi yang saling berbeda namun dilakukan dalam waktu yang sama
2. Enzim makanan Enzim yang mengandung zat nutrisi yang berasal dari buah buahan, sayuran hijau dan orange serta dari sumber makanan tambahan lain yang berfungsi
• menghancurkan zat protein
• melumatkan lemak
• memecah karbohidrat dan nutrisi lain menjadi senyawa dan partikel kecil bermanfaat yang dapat diserap tubuh secara simbolik
3. Enzim Pencernaan,yang bertugas menghancurkaan daan mencerna segala makanan lalu menyerap nutrisinya untuk disebarkan keseluruh jaringan tubuh.
Enzim pencernaan ada 4 bagian , diantaranya:
• Enzim amilolitik yaitu enzim yang berperan dalam proses peleburan karbohidrat dan sari tepung gula
• Enzim Lipolitik yaitu enzim yang berperan dalam proses peleburan asaam lemak dan gliserol
• EnzimProteolitik yaitu enzim yang berperan dalam proses peleburan protein asam amino
• Enzim Nucleolytic yaitu enzim yang berperan dalam proses peleburan Asam nukleat
4. Enzim Renin – Berkaitan dengan kelenjar penghasil enzim diseputar dinding lambung yang berguna untuk menyimpan protein dan nutrisi lain yang ada pada produk susu agar manfaatnya dapat disebarkan keseluruh bagian tubuh.
5. Enzim pepton – Mempunyai kemampuan menhancurkan dan memecah protein komplek agar dapat berubah menjadi molekul molekul pepton.
6. Enzim pepsin – Enzim penting yang terletak didalam lambung yang berguna untuk merubah protein dan nutrisi lainnya agar dapat diserap dengan baik lalu disebarkan keseluruh jaringan tubuh.
7. Enzim Tripsin – Enzim yang mampu mengubah pepton menjadi zat asam amino yang berguna untuk proses penyerapan protein oleh jaringan usus
8. Enzim Sukrase – Enzim yang mampu mengubah sukrose menjadi glukosa dan fruktosa yang sederhana. keberadaan enzim ini dihasilkan lewat saluran getah usus halus
9. Enzim Ptialin – Enzim yang terletak diseputar rongga mulut yang terletak pada kelenjar air liur.yang berguna menagatur dan mengontrol zat tepung atau pati menjadi glukosa yang naantinya diubah menjadi sebuah energi
10. Enzim Laktase – Enzim yang menyusun sekaligus mengatur jalnnya enzim menjadi laktosa menjadi galaktosa dan glukosa. kedua enzim tersebut akan diserap menjadi nutrisi yang dibutuhkan oleh semua jaringan yang ada didalam tubuh.
11. Enzim Peptidase – Enzim yang akan keluar bersama getah usus halus dan mengubahnya menjadi sari protein penting yang dibutuhkan jaringan tubuh.
12. Enzim Isomaltase – Enzim yang dihasilkan oleh getah usus agar dapat menggabungkan zat maltase menjadi kameltosa yang lebih efesien.
13. Enzim Ribonuklease – Enzim yang mampu melakukan penggandaan atau replikasi DNA enzim yang sudah pasti menghasilkan RNA.
14. Enzim lipase – Fungsi enzim lipase yang bertugas menghancurkan dan mencerna makanan lemak dan lipid untuk menjaga dan melindungi kantung empediu agar tetap dalam keadaan normal.
15. Enzim Katalse – Berfungsi melindungi dan menjaga hati serta menetralisir gerak dan pertumbuhan semua racun yang ada pada tubuh. Jika organ hati mengalami gangguan maka racun yang memasuki tubuh sulit untuk dinetralisir dan dibuang lewat urin dan keringat.
16. Enzim Arsinase – Berfungsi menyupali dan menyebarkan asam amino arginin menjadi ornitin dan urea. Sifat zat ornitin sangat membatasi dan membelenggu amonia dan karbon dioksida yang bersifat racun. Kemudian Ornitin dinetralisir oleh hati agar racun daapat segera dihilangkan. (baca : fungsi hati)
17. Enzim Troponin – Berfungsi mengontrol dan mengatur otot jantung untuk merespon sinyal yang diterima untuk reaksi atau kontraksi.
18. Enzim Aminotransferase alanin – Enzim yang ada pada sel hati, otot jantung, ginjal dan otot rangka yang berfungsi melindungi dan meningkatkan kesehatan tubuh dengan cara mereka masing masing.
19. Enzim Lisozim – yang berfungsi untuk menyaring, menghambat sekaligus membunuh bakteri dengan cara menghancurkan dinding selnya. Enzim yang berperan sebagai anti bakteri ini terdapat pada :
• cairan mulut (saliva)
• ASI (air susu ibu)
• Cairan keringat
• Airmata
• Cairan minyak alami yang ada dibawah kulit
20. Enzim yang ada pada lensa mata – Enzim yang ada pada lensa mata berfungsi melindungi dan mempertahankan fungsinya pada bagian bagian mata dari degenerasi. Tetapi seiring bertambahnya usia Enzim akan menurun kualitas fungsinya sehingga menyebabkan perubahan kimia terhadap protein yang menjadikan koagulasi seperti kabut putih yang menghalangi penglihatan serta jalan masuknya cahaya kedalam retina. ini biasa terjadi:
• pada mata katarak
• Mata keruh
• Rabun ayam
• Rabun senja
• Rabun jauh
• Rabun dekat
21. Enzim Lizosim – Lizosim adalah sekumpulan protein yang ada pada air mata yang bermanfaat untuk melemahkan, menurunkan dan mematikan aktifitas kinerja dari bakteri, karena air mata dapat bertindak sebagai anti biotik alami yang lebih ampuh daripada obat mata. Lizosim bertindaak sebagai anti kekeringan yang mampu melumasi permukaan retina agar tetap lembab dan terhindar dari iritasi akibat masuknya debu dan partikel kecil lainnya.
22. Enzim Bradikinin – Enzim Bradikinin mampu mempengaruhi kelenjar keringat yang menyebabkan cairan keringat mengurai dalam bentuk garam dan urea dari dalam kapiler darah kemudian dikirim melalui permukaan kulit dan terbentuklah yang namanya keringat. Cairan keringat bermanfaat sebagai penyembuh luka, pengontrol keseimbangan kelembaban kulit dan dapat memblokir aktifitas bakteri. Cairan keringat dapat bertindak sebagai antibiotik alami yang lebih baik daripada pemakaian hand body lotion.
23. Enzim Lisozim – Air susu ibu bersifat penyembuh alami yang lebih ampuh daripada imunisasi bayi yang biasa dilakukan oleh manusia, karena ASI sarat dengan nutrisi yang sanggup memberikan pertahanan dan perlindungan kuat terhadap kesehatan dan pertumbuhan bayi, mampu mengatasi infeksi melalui sel fagosit (pembunuh sel bakteri ) dan Imuniglobulin (antibodi). ASI mengandung dari berbagai bentuk zat kekebalan tubuh yang bisa dijadikan antibiotik alami dan kinerjanya didukung oleh kinerja enzim Lisozim dan bahkan Enzim Lisozim sudah menjadi bagian yang mengikat dari ASI yang gunanya agar ASI selalu sehat dan terhindar dari serangan bakteri.
24. Enzim yang ada pada minyak alami kulit – Kulit adalah benteng untuk menghambat dan memperlambat aktifitas pertumbuhan virus dan bakteri. Kemudian ada enzim yang menyertai minyak alami kulit yaitu Enzim fagosit yang fungsinya membunuh bakteri dengan zat antibiotiknya. Bagian bagian kulit memiliki minyak alami yang tersembunyi dibawah kulit dekat sel kolagen yang berfungsi untuk melembabkan kulit didalam kondisi cuaca apapun dan mengatur volume keringat agar racun yang keluar bersama keringat dapat segera disaring agar tidak menjadi tumpukan bakteri.
25. Enzim saliva yang ada pada air liur – Air liur berfungsi mempercepat dan mempermudah penghancuran dan pencernaan yang terjadi secara kimiawi. Air liur mampu mempercepat pembuhan luka dan memperbaiki jaringan kulit yang rusak karena infeksi, karena cairan air mengandung antibiotik alami
PEMBAGIAN ENZIM
1. Hidrolase
Hidrolase merupakan enzim-enzim yang menguraikan suatu zat dengan pertolongan air. Hidrolase dibagi atas kelompok kecil berdasarkan substratnya yaitu :
A. Karbohidrase, yaitu enzim-enzim yang menguraikan golongan karbohidrat.
Kelompok ini masih dipecah lagi menurut karbohidrat yang diuraikannya, misal :
a. Amilase, yaitu enzim yang menguraikan amilum (suatu polisakarida) menjadi maltosa 9 suatu disakarida).
2 (C6H10O5)n + n H2O n C12H22O11
b. Maltase, yaitu enzim yang menguraikan maltosa menjadi glukosa
C12H22O11 + H20 2 C6H12O6
c. Sukrase, yaitu enzim yang mengubah sukrosa (gula tebu) menjadi glukosa dan fruktosa.
d. Laktase, yaitu enzim yang mengubah laktase menjadi glukosa dan galaktosa.
e. Selulase, emzim yang menguraikan selulosa ( suatu polisakarida) menjadi selobiosa ( suatu disakarida)
f. Pektinase, yaitu enzim yang menguraikan pektin menjadi asam-pektin.
B. Esterase, yaitu enzim-enzim yang memecah golongan ester.
Contoh-contohnya :
a. Lipase, yaitu enzim yang menguraikan lemak menjadi gliserol dan asam lemak.
b. Fosfatase, yaitu enzim yang menguraikan suatu ester hingga terlepas asam fosfat.
C. Proteinase atau Protease, yaitu enzim enzim yang menguraikan golongan protein.
Contoh-contohnya:
a. Peptidase, yaitu enzim yang menguraikan peptida menjadi asam amino.
b. Gelatinase, yaitu enzim yang menguraikan gelatin.
c. Renin, yaitu enzim yang menguraikan kasein dari susu.
2. Oksidase dan reduktase , yaitu enzime yang menolong dalam proses oksidasi dan reduksi.
Enzim Oksidase dibagi lagi menjadi;
a. Dehidrogenase : enzim ini memegang peranan penting dalam mengubah zat-zat organik menjadi hasil-hasil oksidasi.
b. Katalase : enzim yang menguraikan hidrogen peroksida menjadi air dan oksigen.
3. Desmolase , yaitu enzim-enzim yang memutuskan ikatan-ikatan C-C, C-N dan beberapa ikatan lainnya.
Enzim Desmolase dibagi lagi menjadi :
a. Karboksilase : yaitu enzim yang mengubah asam piruyat menjadi asetaldehida.
b. Transaminase : yaitu enzim yang memindahkan gugusan amine dari suatu asam amino ke suatu asam organik sehingga yang terakhir ini berubah menjadi suatu asam amino.
Enzim juga dapat dibedakan menjadi eksoenzim dan endoenzim berdasarkan tempat kerjanya, ditinjau dari sel yang membentuknya.Eksoenzim ialah enzim yang aktivitasnya diluar sel. Endoenzim ialah enzim yang aktivitasnya didalam sel.
Selain eksoenzim dan endoenzim, dikenal juga enzim konstitutif dan enzim induktif. Enzim konstitutif ialah enzim yang dibentuk terus-menerus oleh sel tanpa peduli apakah substratnya ada atau tidak. Enzim induktif (enzim adaptif) ialah enzim yang dibentuk karena adanya rangsangan substrat atau senyawa tertentu yang lain. Misalnya pembentukan enzim beta-galaktosida pada escherichia coli yang diinduksi oleh laktosa sebagai substratnya. Tetapi ada senyawa lain juga yang dapat menginduksi enzim tersebut walaupun tidak merupakan substarnya, yaitu melibiosa. Tanpa adanya laktosa atau melibiosa, maka enzim beta-galaktosidasa tidak disintesis, tetapi sintesisnya akan dimulai bila ditambahkan laktosa atau melibiosa.
PERANAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN DALAM AGROINDUSTRI, IPTEK, DAN PEMBANGUNAN NASIONAL
MAKALAH
PENGANTAR TEKNOLOGI PERTANIAAN
“PERANAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN DALAM AGROINDUSTRI, IPTEK, DAN PEMBANGUNAN NASIONAL”
DOSEN PENGAMPUH:
Ir. Surhaini S.tp, M.P
Disusun oleh :
ANGRA ASMINDRA P
NIM : J1A116060
JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2016
Daftar isi
Kata pengantar........................................................................................................1
Daftar isi..................................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar belakang..................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan.....................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................1
2.1 Teknologi Hasil Pertanian.................................................................................1
2.2 Pernan Teknologi Hasil Pertaniaan dalam Agroindustri.........................1
2.3 Peranan Teknologi Hasil Pertaniaan dalam pembangunann nasional
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Daftar pustaka
KATA PENGANTAR
Puji sukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan makalah tentang Peranan THP dalam Agroindustri, IPTEK, dan Pembangnan Nasional dengan baik meskipun masih banyak kekurangan didalamnya. Dan juga saya berterima kasih pada Ibu Surhaini, S.tp, M.P selaku Dosen mata kuliah Pengantar Teknologi Pertanian UNJA yang telah memberikan tugas ini kepada saya.
Saya berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai peranan THP dalam agroindustri, IPTEK, dan pembangunan Nasional. Saya menyadari sepenuhnya bahwa didalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saya berharap adanya kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah kedepanya.
Semoga makalah sederhan ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya dan berguna bagi saya sendiri dan orang yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila ada terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.
Muaro Jambi, 2 Desember 2016
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pertanian merupakan salah satu usaha yang bisa menunjang kehidupan masyarakat dalam kehidupan yang saat ini memang telah banyak digeluti oleh masyarakat kecil maupun masyarakat tingkat sedang.Namun, sebagian besar masyarakat kecil masih terhambat oleh kurangnya pengembangan teknologi yang memang sangat dibutuhkan sekarang sebagai pembantu dalam mengelolah lahan petanian maupun hasil-hasil pertanian.Keterbatasan inilah yang sekarang menjadi bahan untuk dipecahkan bersama-sama guna membantu para petani dalam mengembangkan usahanya dalam bertani.
Kemudian selain dari pada itu, pengembangan teknologi juga dibutuhkan sebagaipembaruan dari usaha tani tradisional guna lebih meningkatkan lagi produktivitas hasil pertanian.Usaha yang telah dilakukan dalam mengembangkan usaha tani juga memang penting karena pengembangan teknologi dalam bidang usaha pertanian ditujukan agar dapat membantu para petani dalam mendapatkan keuntungan yang lebih besar lagi sebagaimana yang diharapkan oleh semua petani.
Pengembangan teknologi dalam bidang pertanian tentunya harus dilakukan dengan memperhatikan sistem pertanian yang digunakan yang didalamnya mencakup berbagai macam cara dalam mengembangkan hasil pertaian selain daripada teknologi.
Teknologi adalah “berbagai upaya yang dilaksanakan manusia untuk mendapatkan taraf hidup yang lebih baik“. Dari defenisi tersebut di ketahui bahwa tujuan akhir dari penggunaan teknologi adalah kesejahteraan hidup, tetapi teknologi juga sering berdampak negative bagi suatu usaha, system, atau lingkungan. Sebagai contoh eksploitasi hutan dengan teknologi mekanis sehingga dapat di lakukan cepat dan dalam ukuran yang sangat luas dapat merugikan ekosistim hutan itu sendiri, bahkan dapat merugikan wilayah lain yang bertetangga dengan daerah hutan tersebut. Padahal harapan dampak positif dari eksploitasi hutan maupun pembukaan lahan hutan menjadi wilayah perkebunan adalah meningkatkan taraf hidup masyarakat di sekitarnya.
Teknologi semakin harinya semakin berkembang tidak hanya disektor tekstil, elektronik, dan juga disektor lainnya, namun sektor pertanian juga dapat merasakan perkembangan teknologi. Teknologi yang diterapkan tidak hanya berupa mesin-mesin pertanian, tapi bagaimana hasil pertanian dapat berproduktivitas tinggi, baik melalui cara tanam, pola tanam, manajemen pengairannya, dan sebagainya. Tidak sampai disitu saja, teknologi yang diterapkan juga bergerak disektor pengolahan hasil-hasil pertanian. Bagaimana kita menciptakan nilai tambah dari produk-produk pertanian sehingga para petani juga dapat meningkatkan pendapatan mereka.
Dengan tingginya produktivitas dan pendapatan petani pembangunan pertanian secara otomatis juga akan meningkat dan devisa negara juga akan meningkat. Teknologi juga dapat menciptakan ketahanan pangan untuk Indonesia melalui diversifikasi pangan, intensifikasi lahan-lahan yang semakin hari semakin berkurang, serta merehabilitasi lahan-lahan yang sudah tidak produktif lagi. Sehingga lahan-lahan tersebut dapat dimanfaatkan oleh petani untuk lahan pertanian agar pangan dalam negeri terpenuhi dan tercukupi.
Sektor pertanian menjadi salah satu komponen pembangunan nasional dalam menuju swasembada pangan guna mengentaskan kemiskinan. Pentingnya peran sektor pertanian dalam pembangunan nasional diantaranya: sebagai penyerap tenaga kerja, menyumbang Produk Domestik Bruto (PDB), sumber devisa, bahan baku industri, sumber bahan pangan dan gizi, serta pendorong bergeraknya sektor-sektor ekonomi lainya. Di era otonomi daerah, pemerintah daerah memiliki keleluasaan dalam perumusan permasalahan dan kebijakan pembangunan pertanian. Pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi diharapkan akan mampu menjamin efisiensi dan efektifitas pelaksanaan pembangunan pertanian, sehingga dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kesejahteraan masyarakat.`
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagimana teknologi hasil pertanian di Indonesia?
2. Bagaimana keadaan ekonomi di Indonesia?
3. Bagaiman peranan pemerintah dibidang IPTEK?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk memahami dan mengerti bagaimana keadaan teknologi hasil pertaniaan di Indonesia.
2. Untuk mengetahui keadaan ekonomi Indonesia sekarang.
3. Untuk mengetahui peranan IPTEK dalam teknologi hasil pertaniaan dan peranan pemerintah.
4. Sebagi tugas akhir semester satu mata kuliah Pengantar Teknologi Pertanian.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Teknologi Hasil Pertaniaan
Bahan hasil pertanian mempunyai bentuk dan ukuran yang tidak seragam, makadari itu diperlukan ilmu untuk mengukur dan menganalisa bentuk dan ukuran bahan hasil pertanian untuk mengklasifikasinya kedalam keseragaman bentuk. Karakteristik dari suatu bahan hasil pertanian sangat penting untuk klasifikasi standar bentuk dan ukuran. oleh karena itu dibuatlah suatu standar yang telah disepakati bersama untuk mempermudah penanganan dan pengolahan produk tersebut. Ada beberapa kriteria yang dapat digunakan untuk menjelaskan bentuk dan ukuran bahan hasil pertanian, yaitu: bentuk acuan, kebundaran, kebulatan, dimensi sumbu bahan, serta kemiripan bahan hasil pertanian terhadap benda geometri tertentu (Sandira Ari, 2015).
Karakteristik fisik hasil pertanian akan mempengaruhi bentuk dan ukuran berat atau volume. Konsumen tertentu memiliki penerimaan (Aseptabilitas) tertentu mempertimbangkan karakteristik fisik.Bentuk, ukuran berat dan warna yang seragam menjadi pilihan konsumen.untuk mencegah kerusakan seminimal mungkin, diperlukan pengetahuan tentang karakteristik watak atau sifat teknik bahan hasil pertanian yang berkaitan dengan karakteristik fisik, mekanik dan termis. Buah – buahan adalah jenis makanan yang memiliki kandungan gizi, vitamin dan mineral yang pada umumnya sangat baik untuk dikonsumsi setiap hari. (Sandira Ari, 2015).
Kedua bahan pangan tersebut memiliki beberapa sifat yang sama, yaitu mudah rusak karena mempunyai tekstur lunak, kadar air (KA) tinggi, adanya komponen zat-zat dan enzim yang masih aktif. Hal tersebut di indikasikan oleh adanya perubahan-perubahan fisiologis secara spontan yang disertai perubahan fisik, kimia dan mikrobiologi maka dari itu, perlu diketahui cara-cara penanganan untuk mempertahankan mutunya melalui proses pengolahan lebih lanjut. Tidak semua bagian buah-buahan dapat dimakan untuk memperhitungkan jumlah bagian yang termakan dan yang terbuang dari buah-buahan perlu diketahui jumlah bagian yang biasa dimakan (Edible Portion) dari buah-buahan tersebut. (Sandira Ari, 2015).
Jumlah masing-masing komponen dari setiap jenis buah–buahan sangat berbeda tergantung dari sifat alamiah bahan tersebut. Pengukuran sifat kimia buah –buahan biasanya ditetapkan secara obyektif kuantitatif. Sifat fisik
buah–buahan yang sering diamati yaitu warna, aroma, rasa, bentuk, berat, ukuran, dan kekerasan. Biasanya dalam praktek sehari-hari, sifat-sifat fisis ini diamati secara subjektif, sedangkan berat ditentukan secara objektif dengan menggunakan timbangan.Sedangkan uji coba kimia dapat dilakukan terhadap pH, total asam, padatan terlarut (Soluble Solid) dan vitamin C. (Sandira Ari, 2015).
Bahan pangan sebagai salah satu kebutuhan primer manusia, sangat intensif dijadikan kajian sebagai objek formal ilmu teknik dan ditopang dengan tuntutan industri, terutama di negara maju.Kondisi ini melahirkan cabang bidang ilmu teknologi pangan yang merupakan penerapan ilmu-ilmu dasar (kimia, fisika dan mikrobiologi) serta prinsip-prinsip teknik (engineering), ekonomi dan manajemen pada seluruh mata rantai penggarapan bahan pangan dari sejak pemanenan sampai menjadi hidangan.
Teknologi pangan merupakanpenerapan ilmu dan teknik pada penelitian, produksi, pengolahan,distribusi, penyimpanan pangan berikut pemanfaatannya. Ilmu terapan yang menjadi landasan pengembangan teknologi pangan meliputi ilmu pangan,kimia pangan, mikrobiologi pangan, fisika pangan dan teknik proses Ilmu pangan merupakan penerapan dasar-dasar biologi, kimia, fisika dan teknik dalam mempelajari sifat-sifat bahan pangan, penyebab kerusakan pangan dan prinsip-prinsip yang mendasari pegolahan pangan.
1. Manfaat teknologi pangan
Adanya teknologi pangan sangat mempengaruhi ketersediaan pangan. Alam menghasilkan bahan pangan secara berkala, sementara kebutuhan manusia akan pangan adalah rutin. Kita tidak mungkin menunda kebutuhan jasmani hingga masa panen tiba.Oleh karena itu, terciptalah teknologi pengawetan sehingga makanan dapat disimpan untuk jangka waktu yang cukup lama.Teknik pengawetan juga memungkinkan untuk mendistribusikan bahan pangan secara merata ke seluruh penjuru dunia.Dulu, orang-orang di Eropa tidak bisa menikmati makanan-makanan Asia.Tetapi sekarang karena teknologi pangan setiap bangsa dapat menikmati makanan khas bangsa lainnya.Pemanfaatan ilmu teknologi dalam bidang panganPada zaman yang serba canggih ini, perkembangan teknologi tumbuh dengan sangat pesat. Penguasaan terhadap teknologi komunikasi maupun informasi harus kita miliki dan pahami, jika tidak mau terlindas dan tergerus era yang kaya akan kompetisi. Semakin canggih teknologi, kebutuhan akan memahami teknologi semakin besar, apalagi teknologi informasi maupun komunikasi ini dapat memberikan kemudahan yang begitu besarnya dalam segala bidang, seperti dalam bidang pendidikan, perbankan, kedokteran, industri, pertanian dan sebagainya.
Teknologi informasi sangat banyak membawa kemudahan dan keuntunga tersendiri bagi masing-masing bidang.Salah satu contoh teknologi informasi komunikasi adalah internet.Dengan adanya internet, kita bisa menjelajah dunia tanpa batas.Melalui internet juga kita bisa tau segala informasi yang tersebar di seluruh dunia pun dapat kita lihat dengan mudahnya.Hal ini mengakibatkan, kerja kita lebih efektif dan efisien.
Salah satu contoh lainnya yaitu di bidang Pertanian, Pertanian merupakan salah satu bidang yang perkembangan teknologinya cukup pesat. Walaupun sekarang banyak muncul perkembangan dalam bidang pertanian, akan tetapi masih banyak masyarakat yang belum paham akan pengaplikasian teknologi, terutama pada masyarakat pedesaan. Namun, jika kita mampu untuk mengaplikasikanya, Ilmu Teknologi akan menjadi sumber manfaat bagi kita.
Berbagai macam kontribusi diberikan oleh ilmu teknologi demi kemajuan dalam bidang pertanian, khususnya dalam teknologi pangan saat ini. Salah satu manfaatnya yaitu sebagai sarana mempermudah proses produksi maupun proses pengolahan pangan. Dengan adanya komputer, proses produksi akan menjadi lebih efektif dan efisien. Sangat berbeda dengan jaman saat teknologi masih minim, semua dikerjakan oleh manusia secara manual. Hal itu akan membuat kerja menjadi kurang efektif dan hanya membuang tenaga serta waktu.
Teknologi pangan merupakan suatu bagian dari proses pertanian industri. Proses dari pertanian industri antara lain, budidaya tanaman, panen, pasca panen, pengangkutan, pengolahan pangan, pengemasan, penyimpanan dan sebagainya. Tahap demi tahap menghasilkan suatu produk makanan yang berkualitas memerlukan informasi, baik dari segi bahan baku, cara pengolahan, maupun cara pengemasannya. Setiap sistem yang diterapkan untuk mendapatkan informasi, harus menghasilkan suatu bentuk output yang akurat dan lengkap dengan memperhatikan efisiensi waktu serta mudah diakses. Ilmu teknologi yang diterapkan dapat berupa pengolahan, pertukaran serta pengelolaan data menjadi suatu informasi.
2. Manfaat dari ilmu teknologi dalam bidang pangan antara lain:
a. Dapat dijadikan sarana penunjang kreatifitas bagi produsen yang ingin membuat desain-desain produk pangan terbaru.
b. Dengan perkembangan ilmu teknologi, komputer dapat mendukung dengan berbagai macam software yang dibutuhkan dalam pengolahan pangan.
c. Komputer dapat digunakan sebagai pengawas keadaan dari zat-zat kimia dari produk yang akan diolah, sehingga produsen dapat memantau dengan mudah apa yang akan ia produksi.
d. Dari segi pengemasan, mesin-mesin khusus digunakan untuk membuat kemasan dan mengotomatisasi proses ini untuk memaksimalkan efisiensi dan mengurangi biaya produksi.
e. Iklan serta publikasi produk-produk yang diolah. Jika kita menggunakan luasnya jaringan IT, akan lebih mudah memasarkannya.
3. Keadaan pangan di Indonesia
Kondisi ketahanan pangan indonesia pada saat ini semakin memburuk, dikarenakan beralih fungsinya lahan pertanian di indonesia. pemerintah indonesia seharusnya lebih sensitif terhadap kondisi ini, bukan hanya permasalahan lahan, seperti yg diposting FAO (Food and Agriculture Organisation), Indonesia berada di level serius dalam indeks kelaparan global. Hal ini diprediksi akan terus memburuk dengan terus bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia. Di masa depan diprediksi akan terjadi kelangkaan pangan yang diakibatkan oleh beberapa hal seperti kerusakan lingkungan, konversi lahan, tingginya harga bahan bakar fosil, pemanasan iklim dan lain-lain. Belum lagi adanya Washington Consensus yang kini menjadi boomerang bagi Indonesia.Selama Indonesia masih berkiblat pada Konsensus Washington, selama itu juga Indonesia tidak bisa mandiri secara pangan. Menurut Herry Priyono, Konsensus Washington membuat Rakyat Indonesia tak leluasa bergerak dalam menentukan nasib produktivitas pertaniannya. Maka, tak heran jika ketahanan pangan Indonesia lemah. Tidak heran jika rakyat yang miskin di Indonesia malah semakin miskin dan akan ada banyak yang kehilangan pekerjaan. Akibat Konsensus Washington, liberalisasi pasar akan menguasai cara pasar Indonesia. Akibat Konsensus Washington, privatisasi beberapa perusahaan Negara diberlakukan sebagai jalan untuk mengatasi krisis Negara.Ironis. Menurut situs web resmi Serikat Petani Indonesia, Kedaulatan pangan merupakan prasyarat dari ketahanan pangan (food Security). Mustahil tercipta ketahanan pangan kalau suatu bangsa dan rakyatnya tidak memiliki kedaulatan atas proses produksi dan konsumsi pangannya. Oleh karena itu merupakan suatu keharusan bagi setiap bangsa dan rakyat untuk dapatmempunyai hak dalam menentukan makanan yang dipilihnya dan kebijakan pertanian yang dijalankannya, kapasitas produksi makanan lokal di tingkat lokal dan perdagangan di tingkat wilayah.
2.2 Pernan Teknologi Hasil Pertaniaan dalam Agroindustri
Pengembangan agroindustri di perdesaan berbasis ekonomi pertanian saat ini menjadi penting untuk mendapatkan prioritas terutama diera revitalisasi pertanian. Hal ini mengingat kemampuannya memberikan nilai tambah pada produk, terciptannya kemandirian pangan, pangsa pasar sangat luas, memiliki keterkaitan yang besar baik ke hulu, on farm maupun ke hilir (forward and backward linkages) sehingga mampu menarik kemajuan sektor-sektor lainnya. Namun demikian, salahsatu kendala dalam pengembangan agroindustri di perdesaan adalah keberadaan sumber daya kelembagaan yang telah berkembang di masyarakat sangat kurang. Keberadaan dan peran institusi lokal cenderung surut sejalan dengan menurunnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan akibat pola pembangunan masa lalu yang cenderung sentralistik. Dengan paradigma pembangunan agribisnis dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat maka peningkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan agribisnis menjadi fokus utama pembangunan.
Salah satu contoh kelembagaan/institusi yang masih berkembang, mengakar, dan mandiri di masyarakat (LM3) adalah lembaga keagamaan, seperti pondok pesantren (ponpes). BPTP Maluku Utara bekerjasama dengan ponpes. Haritsul Khoiraat Tidore mengembangkan agroindustri tanaman pangan dan hortikultura dengan bantuan LM3 dari Departemen Pertanian. Tanaman pangan dan hortikultura dijadikan target pengembangan karena sasaran yang ingin dicapai adalah pemenuhan kebutuhan pangan/kebutuhan pokok secara mandiri, diharapkan menjadi agen perubahan pertanian tanaman pangan dan horti serta merangsang tumbuhnya usaha agribisnis dan agroindustri di lingkungan ponpes.
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Malut berhasil mengembangkan pola pertanaman lorong jagung varietas Srikandi kuning dengan tanaman buah (mangga) di program Lembaga Mandiri yang Mengakar di Masyarakat (LM3) Ponpes Harisul Khairaat Tidore. LM3 merupakan bantuan dari Departemen Pertanian R.I. berupa bantuan dana agribisnis dengan pengawalan pendamping teknologi. Keberhasilan ini ditandai dengan pemanenan jagung perdana oleh Bpk Walikota Tikep, Achmad Mahifa dan pimpinan Ponpes, KH.Zainal Abidin Ali tanggal 17 Juni lalu, pada lahan 1,5 ha.
Pola pertanaman yang dikembangkan adalah penanaman tanaman jagung varietas Srikandi kuning di antara mangga. Menurut peneliti BPTP Malut yang mendampingi, Wawan Sulistiono, SP.,MP., sistem ini menggabungkan dua model tanaman berjangka panjang dan pendek. Hal ini dapat meningkatkan pendapatan dan mengurangi resiko gagal panen, dikenal dengan penanaman lorong (Alley cropping). Varietas jagung Srikandi Kuning yang digunakan memiliki banyak keistimewaan antara lain: (1) merupakan jagung QPM (quality protein maize) memiliki mutu komponen protein yang tinggi, terutama lysine, tryptophan, dan asam amino lainnya, dua kali lebih tinggi dari jagung biasa. Hal ini penting untuk pertumbuhan otak anak dan bayi, (2) toleran kekeringan, tahan rebah, tahan hama penyakit (bulai, karat daun dan busuk tongkol), (3) produksi tinggi 8 ton/ha dengan umur panen 95 hari.
Keberhasilan ini juga atas kerjasama dengan penyuluh Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Oba Utara, pendamping LM3, Mokhtar Kaufua, SP. Model ini dapat direplikasi di daerah lainnya di Maluku Utara. Selain untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani, Srikandi Kuning bermanfaat untuk mencerdaskan anak bangsa begitu harapannya kepala BPTP Malut, Dr. Ir. Haris Syahbuddin, DEA.
2.3 Peranan Teknologi Hasil Pertaniaan dalam pembangunann nasional
Ketahanan pangan merupakan suatu sistem yang terdiri atas subsistem ketersediaan dan distribusi pangan serta subsistem konsumsi.Ketersediaan dan distribusi memfasilitasi pasokan pangan yang stabil dan merata ke seluruh wilayah; sedangkan subsistem konsumsi memungkinkan setiap rumah tangga memperoleh pangan yang cukup dan memanfaatkannya secara bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan gizi seluruh anggotanya.Dengan demikian, ketahanan pangan adalah isu di tingkat wilayah-wilayah hingga tingkat keluarga, dengan dua elemen penting yaitu ketersediaan pangan dan akses setiap individu terhadap pangan yang cukup.
Ketersediaan pangan terkait dengan usaha produksi pangan, distribusi dan perdagangan termasuk penyelenggaraan cadangan, ekspor dan impor.Akses penduduk terhadap pangan terkait dengan kemampuan produksi pangan di tingkat rumah tangga, kesempatan kerja dan pendapatan keluarga. Dalam kaitan ini, pangan bukan hanya beras atau komoditas tanaman pangan (padi, jagung, kedele), tetapi mencakup makanan dan minuman yang berasal dari tumbuhan dan hewan termasuk ikan, baik produk primer maupun turunannya.
Dengan demikian pangan tidak hanya dihasilkan oleh pertanian, peternakan, perikanan, perkebunan dan kehutanan, tetapi juga oleh industri pengolahan pangan. Selanjutnya, pangan yang cukup tidak hanya dalam jumlah tetapi juga keragamannya, sebagai sumber asupan zat gizi makro (karbohidrat, protein, lemak) dan zat gizi mikro (vitamin dan mineral); untuk pertumbuhan, kesehatan, daya tahan fisik, kecerdasan dan produktivitas manusia.
Begitu banyak kepentingan bermain di dalam ketahanan pangan ini sehingga program-program dalam rangka ketahanan pangan seringkali menjadi parsial dan belum membentuk orkestra kegiatan yang harmonis.Padahal wadah untuk memainkan simfoni yang harmonis telah tersedia, yaitu Dewan Ketahanan Pangan yang diketuai oleh Presiden.Simfoni harmonis dapat dimainkan oleh orkestra Dewan Ketahanan Pangan jika memiliki partitur yang optimal berdasarkan segenap potensi yang ada dari semua sektor yang terlibat.Salah satu penyebab masih parsialnya program-program ini adalah belum jelasnya indikator-indikator tingkat impactdari setiap subsektor dalam mencapai status gizi yang optimal sebagai muara dari ketahanan pangan yang kuat.
Undang-undang No 7 Tahun 1996 tentang Pangan juga telah mengamanatkan, bahwa upaya mewujudkan ketahanan pangan merupakan tanggung jawab bersama pemerintah dan masyarakat. Kebersamaan ini diformulasikan dengan sangat baik dalam pernyataan berikut, ”Mengembangkan sistem ketahanan pangan yang berbasis pada keragaman sumberdaya pangan, kelembagaan dan budaya lokal, dalam rangka menjamin tersedianya pangan dan gizi, baik jumlah maupun mutu yang dibutuhkan pada harga yang terjangkau, dengan memperhatikan peningkatan pendapatan petani/nelayan serta produksi yang diatur dengan undang-undang”.
Dalam mencapai tujuan tersebut di atas terjadi pembagian peran dan tanggung jawab berbagai pihak yang berkepentingan.Pemerintah menyelenggarakan pengaturan, pembinaan, pengendalian, dan pengawasan terhadap ketersediaan pangan yang cukup, baik jumlah dan mutunya, aman, bergizi, beragam, merata, dan terjangkau oleh daya beli masyarakat.Selanjutnya, masyarakat berperan dalam menyelenggarakan produksi dan penyediaan, perdagangan dan distribusi, serta sebagai konsumen yang berhak memperoleh pangan yang aman dan bergizi. Dalam perspektif inilah masyarakat bisnis turut bertanggung jawab dalam membangun ketahanan pangan termasuk di dalamnya penumbuhan kegiatan ekonomi yang menimbulkan income dan meningkatkan akses ekonomi terhadap pangan serta mendukung upaya diversifikasi pangan.
Peran serta masyarakat termasuk industri dan bisnis menjadi lebih penting lagi dalam era otonomi daerah dengan segala variasi yang ada. Harus diakui bahwa keragaman ekologi, biodiversitas, budaya dan sosial belum berhasil digunakan secara optimal dalam menggerakkan ekonomi masyarakat lokal. Basis inilah yang harus digunakan dalam mengembangkan agroindustri pangan lokal agar dapat menggerakkan kegiatan ekonomi dan menciptakan pendapatan pada satu sisi serta sebagai wahana diversifikasi pangan pada sisi yang lain.
Berangkat dari kerangka di atas, tujuan penulisan makalah ini adalah memberikan gambaran tentang peran teknologi dalam membangun ketahanan pangan. Penekanan akan dilakukan terhadap peran teknologi pangan dalam rangka pengembangan nilai komoditi di sepanjang rantai nilainya. Oleh karena itu pembahasan dimulai dengan pengertian-pengertian dasar, kerangka pengembangan dan pelajaran dan pengalaman yang dapat ditarik berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan hingga saat ini.
Rantai Nilai, Sumberdaya Lokal dan Peran Teknologi
Rantai nilai dan keseluruhan nilai tambah di sepanjang rantai merupakan penggerak dasar hampir semua jenis bisnis.Adanya nilai tambah inilah yang menarik para investor untuk menanamkan modalnya.Secara matematis, nilai tambah merupakan selisih antara harga dengan seluruh ongkos produksi, karena nilai tambah ditimbulkan oleh seluruh faktor produksi.Dengan makin ketatnya persaingan bisnis, maka dunia usaha selalu mencari keunggulan kompetitif berdasarkan nilai tambah yang diciptakan.
Penumbuhan rantai nilai dengan berbasiskan kepada potensi lokal merupakan strategi jitu untuk menggerakkan ekonomi daerah berdasarkan potensi yang dimilikinya. Nilai tambah yang didapat inilah yang diharapkan dapat menumbuhkan lapangan kerja dan pendapatan bagi masyarakat setempat.Era otonomi daerah dan keragaman potensi di Indonesia makin membuka peluang dilaksanakannya strategi ini.Kerangka pikir ini seyogyanya mendasari penguatan peran teknologi dalam memperkuat ketahanan pangan.
Dengan demikian seluruh potensi lokal diramu sedemikian rupa sehingga menguatkan agroindustri yang dibangun di daerah tersebut. Istilah lain yang juga sering dikaitkan dengan potensi/sumberdaya lokal adalah indigenous resources yang didefinisikan sebagai “set of knowledge and technology existing and developed in, arround and by specific indigenous communities (people) in an specific area (environment)”. Dengan kata lain, seluruh sumberdaya lokal / indigenous resources dioptimalkan untuk (1) menggerakkan ekonomi masyarakat dalam rangka meningkatkan akses ekonomi melalui penciptaan lapangan kerja dan pendapatan serta (2) meningkatkan keragaman konsumsi melalui berbagai menu yang dikembangkan dari bahan tersebut.
Teknologi dapat berperan sebagai penghela tumbuhnya agroindustri pangan lokal yang dapat menggerakkan ekonomi masyarakat dan diversifikasi pangan secara simultan. Secara skematis hal ini dapat digambarkan sebagai berikut.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas saya dapat menyimpulkan bahwa teknologi hasil pertaniaan sangat berguna/ berperan dalam agroindustri, IPTEK dan pembangunan Nasional. Namun dalam penggunaan/ pemanfaatannya masih sangat kurang terutama dalam penggunaan IPTEK oleh masyarakat lokal, sehingga dapat menghambat pembangunan di desa dan mengakibatkan pembangunan Nasional lambat berkembang.
3.2 Saran
Untuk segalah aspek pemerintah hendaknya selalu mendukung masyarakat dalam pengembangan pengolahan hasil pertanian dengan cara menyediaakan alat pengolahaan hasil pertaniaan di desa desa dan memberikan masyarakat kesempatan yang luas dalam penggunaan alat yang disediaakan tanpa adanya batas batasan.
Daftar pustaka
Sandira Ari .2015. “Sifat–Sifat Hasil Pertanian”. Diakses dari www.blogspot.com
pada 29 Maret 2015
https://inspirasitabloid.wordpress.com/2010/04/30/pemanfaatan-teknologi-dalam-pembangunan-ketahanan-pangan/
http://www.kompasiana.com/akbaranwari/kondisi-ketahanan-pangan-indonesia-saat-ini_54f74afda33311e32b8b4567
http://www.tokomesin.com/Pengertian_Pertanian.html
http://www.budidayapetani.com/2015/06/pengertian-pertanian.html
http://teknologipenangananhasilpertanianstpp.blogspot.co.id/2015/04/sifat-fisik-hasil-pertanian.html
1. Fungsibahasa Indonesia bias di bagimenjadi 2 bagian, yaitusecaraumumdankhusus.
Secaraumum:
Fungsibahasapertama.
Sebagaialatuntukmengungkapkanperasaanataumengekspresikandiri.
Mampumengungkapkangambaran, maksud, gagasan, danperasaan.Melaluibahasamanusiadapatmenyatakansecaraterbukasegalasesuatu yang tersirat di dalamhatidanpikirankita.
Fungsikedua
Sebagaialatkomunikasi, Bahasamerupakansaluranmaksudseseorang, yang melahirkanperasaandanmemungkinkanmasyarakatuntukbekerjasama. Komunikasimerupakanakibat yang lebihjauhdariekspresidiri.Padasaatmenggunakanbahasasebagaikomunikasi, berartimemilikitujuan agar parapembacaataupendengarmenjadisasaranutamaperhatianseseorang.
Fungsibahasaketiga
Sebagaialatberintegrasidanberadaptasi social, padasaatberadaptasidilingkungansosial, seseorangakanmemilihbahasa yang digunakantergantungsituasidankondisi yang dihadapi. Seseorangakanmenggunakanbahasa yang non standarpadasaatberbicaradenganteman- temandanmenggunakanbahasastandarpadasaatberbicaradengan orang tuaatau yang dihormati. Denganmenguasaibahasasuatubangsamemudahkanseseoranguntukberbaurdanmenyesuaikandiridenganbangsa.
Fungsibahasakeempat
SebagaialatkontrolSosial, Bahasamempengaruhisikap, tingkahlaku, sertatutur kata seseorang.
Kontrolsosialdapatditerapkanpadadirisendiridanmasyarakat, contohnyabuku- bukupelajaran, ceramah agama, orasiilmiah, mengikutidiskusisertaiklanlayananmasyarakat.Contohlain yang menggambarkanfungsibahasasebagaialatkontrolsosial yang sangatmudahkitaterapkanadalahsebagaialatperedam rasa marah. Menulismerupakansalahsatucara yang sangatefektifuntukmeredakan rasa marahkita.
Secarakhusus:
1. Mengadakanhubungandalampergaulansehari- hari.
Manusiaadalahmakhluksosial yang takterlepasdarihubungankomunikasidenganmakhluksosialnya.
2. MewujudkanSeni (Sastra).
Bahasa yang dapatdipakaiuntukmengungkapkanperasaanmelalui media seni, sepertisyair, puisi, prosadll.Terkadangbahasa yang digunakan yang memilikimaknadenotasiataumakna yang tersirat.
3. Mempelajaribahasa- bahasakuno.
Untukmengantisipasikejadian yang mungkinataudapatterjadikembalidimasa yang akandatang, atauhanyasekedarmemenuhi rasa keingintahuantentanglatarbelakangdarisuatuhal. Misalnyauntukmengetahuiasaldarisuatubudaya yang dapatditelusurimelaluinaskahkunoataupenemuanprasasti-prasasti.
4. Mengeksploitasi IPTEK.
Denganjiwadansifatkeingintahuan yang dimilikimanusia, sertaakaldanpikiran yang sudahdiberikanTuhankepadamanusia, makamanusiaakanselalumengembangkanberbagaihaluntukmencapaikehidupan yang lebihbaik.
Kedudukanbahasa Indonesia
Kedudukan Bahasa Indonesia
Kedudukan Bahasa Indonesia diidentifikasikan menjadi bahasa persatuan, bahasa nasional, bahasa negara, dan bahasa standar. Keempat posisi bahasa Indonesia itu mempunyai fungsi masingmasing seperti berikut:
Bahasa Persatuan
Bahasa persatuan adalah pemersatu suku bangsa, yaitu pemersatu suku, agama, rasa dan antar golongan (SARA) bagi suku bangsa Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Fungsi pemersatu ini (heterogenitas/kebhinekaan) sudah dicanangkan dalam Sumpah
Pemuda 28 Oktober 1928.
Bahasa Nasional
Bahasa Nasional adalah fungsi jati diri Bangsa Indonesia bila berkomunikasi pada dunia luar Indonesia. Fungsi bahasa nasional ini dirinci atas bagian berikut:
1.Lambang kebanggaan kebangsaan Indonesia
2.Identitas nasional dimata internasional
3.Sarana hubungan antarwarga, antardaerah, dan antar budaya, dan
4. Pemersatu lapisan masyarakat: sosial, budaya, suku bangsa, dan bahasa.
Bahasa negara
Bahasa negara adalah bahasa yang digunakan dalam administrasi negara untuk berbagai aktivitas dengan rincian berikut:
1. Fungsi bahasa sebagai administrasi kenegaraan
2. Fungsi bahasa sebagai pengantar resmi belajar di sekolah dan perguruan tinggi
3. Fungsi bahasa sebagai perencanaan dan pelaksanaan pembangunan bagai negara Indonesi sebagai negara berkembang.
4. Fungsi bahsa sebagai bahasa resmi berkebudayaan dan ilmu teknologi (ILTEK)
Bahasa Baku
Bahasa baku (bahasa standar) merupakan bahasa yang digunakan dalam pertemuan sangat resmi. Fungsi bahasa baku itu berfungsi sebagai berikut:
1. Pemersatu sosial, budaya, dan bahasa,
2. Penanda kepribadian bersuara dan berkomunikasi,
3. Penambah kewibawaan sebagai pejabat dan intelektual,
4. Penanda acuan ilmiah dan penuisan tulisan ilmiah.
Keempat posisi atau kedudukan bahasa Indonesia itu mempunyai fungsi keterkaitan antar unsur. Posisi dan fungsi tersebut merupakan kekuatan bangsa Indonesia dan merupakan jati diri Bangsa Indonesia yang kokoh dan mandiri.
Dengan keempat posisi itu, bahasa Indonesia sangat dikenal di mata dunia, khususnya tingkat regional ASEAN, dengan mengedepankan posisi dan fungsi bahaasa Indonesia, eksistensi bahasa Indonesia diperkuat dengan latar belakang sejarah yang runtut dan argumentatif.
C. Peran Pembinaan Bahasa Indonesia
Pembinaan bahasa Indonesia sebagai sebuah proses, dilaksanakan dalam berbagai usaha seperti pengajaran bahasa Indonesia. Pembinaan bahasa Indonesia pada dasarnya memiliki peran :
Memperkenalkan ciri – ciri dan dan membangkitkan penghargaan pada bahasa Indonesia baku dan bahasa Indonesia non – baku.
Memperkenalkan ciri – ciri fungsi berbagai varian bahasa yang ada sehingga pengajaran bahasa Indonesia lebih relevan untuk anak didik dan memperkecil jarak antara sekolah dan masyarakat.
D. Upaya Pembinaan Bahasa Indonesia
Pembinaan adalah upaya untuk meningkatkan mutu pemakaian bahasa. Usaha-usaha pembinaan ini mencakup upaya peningkatan sikap, pengetahuan, dan keterampilan berbahasa. Usaha pembinaan yang dilakukan, antara lain, melalui pengajaran dan pemasyarakatan. Sedangkan, yang dimaksud dengan pengembangan adalah upaya meningkatkan mutu bahasa agar dapat dipakai untuk berbagai keperluan dalam kehidupan masyarakat. Upaya pengembangan itu, antara lain, meliputi penelitian, pembakuan, dan pemeliharaan.
Peningkatan mutu pendidikan bahasa itu dilakukan melalui kegiatan sebagai berikut:
1) pengembangan kurikulum bahasa Indonesia
2) pengembangan bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan perkembangan metodologi pengajaran bahasa
3) pengembangan tenaga kependidikan kebahasaan yang profesional; dan
4) pengembangan sarana pendidikan bahasa yang memadai, terutama sarana uji kemahiran bahasa.
2. Iya, sayamencintaibahasa Indonesia buktinyasayaberusahamelakukankomunikasidengantemandaridaerah lain menggunakanbahasa Indonesia, sayamenulismenggunakanbahasa Indonesia baikmenulispadasaat proses belajaratau yang lain, sayajugamelakukanchatingdenganbahasa Indonesia walau pun masihbanyakkesalahantetapisayaberusahmelakukannyadenganbaikdanbenar. Sayajugabelajarbahasa Indonesia darikecildansampaisekarang.
3. bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah bahasa Indonesia yang sesuai dengan konteks situasi penuturan dan sesuai dengan kaidah (aturan) berbahasa Indonesia.
harus disesuaikan dengan kaidah,ragam penuturan, lawan bicara,serta situasi pembicaraan.
• Bahasa Indonesia yang baikartinyamenggunakanbahasasesuaidengansituasi, konteks, danlawanberbicara.
• Bahasa yang benarartinyabahasasesuaikaidahdanaturankebahasaan.
4. Koherensi
koherensi adalah keterpaduan dalam sebuah paragraf akan terpenuhi apabila kalimat-kalimat yang menyusun paragraf itu terjadi secara logis dan gramatikal dan berkaitan satu sama lain untuk mendukung gagasan utama.
Ambiguitas
ambiguitas adalah suatu sifat atau hal yang bermakna dua atau kalimat yang bermakna ganda.
Korelatif
bersifat mempunyai hubungan timbal balik
Induktif
induktif adalah metode yang bertolak dari kaidah atau peristiwa
Gradasi
gradasi adalah tingkah dalam peralihan suatu keadaan ke keadaan lain; tingkah perubahan.
Konklusi
konklusi adalah pengetahuan yang di peroleh secara tak langsung, melainkan dengan perantara sesuatu yang lain yang telah diketahui lebih dulu.
Representasi
Representasi adalah sebuah proses atau keadaan yang di tempatkan sebagai suatu perwakilan terhadap sebuah sikap/perbuatan dari sekelompok orang/golongan tertentu didalam sebuah lingkungan.
Representatif
Representative adalah kata sifat dapat (cakap, tepat) mewakili; sesuai dengan fungsinya sebagai wakil.Atau tindak tutur yang mengikat penuturnya kepada kebenaran atas hal yang dikatakan.
Interaksi
interaksi adalah hal saling melakukan aksi, berhubungan, dan memengaruhi antarhubungan.
Interaktif
interaktif adalah suatu keadaan yang di tandai dengan pertukaran percakapan dari masukan dan keluaran, seperti ketika pengguna memasukkan pertanyaan atau perintah dan sistem segera memberikan tanggapan.
5. Koherensi
Karenakohensipetanidenganhasilpanen, menjadikansuatuprodukberkualitas.
Ambiguitas
Hasilpengolahanpertaniansangatbermanfaattermasuktahu.
Korelatif
Petanidanmasyarakatsalingberkorelatifsatusama lain untukmelakukanjualbeli.
Induktif
Petanikadangbearinduktifdenganpabrik-pabrik yang membuatlapanganpekerjaannyasemakinsempit.
Gradasi
Pertanianmengalamigradiasitiaptahunketahun yang disebabkanolehperkembanganzaman.
Konklusi
Menurutkonklusiseorang yang bekerja di pabrikteh, teh yang di buatadalahtehterbaik.
Representasi
Pekerja yang sakit di representasiolehpekerjalain yang lebihsehat.
Representatife
Alat-alatbertanitradisionalbanyak di representatifeolehalat-alat modern.
Interaksi
Petaniharusbeinteraksisosialterhadappetanipetanilain, supayabisabekerjasamadalammelakukanpemanenandanpengolahanlahan.
Interaktif
Perusahaan berasdanpetani-petaniselaluberinteraktif.
6. Kalimatutama: seoangpetanibekerjakerasdenganbadan yang kuat, sehatdanhati yang lembuttetapitidakluputdarikesalahan.
Paragafdeskripsi
Seorangpetanimemilikibadansehat, kuat,danberenergiuntukmelakukanpekerjaankerasnyasetiaphari. Petanipetanibekerjasangatkerassehinggaterlihatbajuputih yang petanikenakanmenjadikecoklatan.Penampilan yang biasanyatelihatkotordantidakbesihtidakberpengaruhtehadaphatiseoangpetani yang lembutdanbejiwa social.
Paragafeksposisi
Seoang petani harusbekejakerasuntuk membajak sawahnya dengan menggunakan kerbau atau traktor agar menjadi subur. Petani akan membuat garis-garis pola untuk menanam padi. Hal ini dilakukan agar bibit yang ditanam tersusun rapih dan jaraknya tidak terlalu dekat.Petanijugaselalumenjagastaminanyasupayatetapsehatdalambekerja.
Paragafargumentasi
Petaniadalahseorang yang berpengaruhterhadapkualitashasilpanen. Belakangan ini banyak petani berlomba-lomba untuk meningkatkan produktivitasnya dengan menggunakan obat pestisida. Padahal bertani dengan menggunakan obat buatan dapat mengancam keselarasan dalam lingkungan hidup. Meskipun bertani beras dengan pestisida hasilnya lebih banyak, namun bertani beras organik manfaatnya nyata lebih besar dari beras yang ditanam dengan menggunakan obat.
7. Subjek:
Mahasiswaadalah seorang yang sedang menempuh pendidikan tinggi di sebuah perguruantinggi yang terdiri atas sekolah tinggi, akademi, dan yang paling umum adalah universitas.
Predikat:
Mulailahmengembangkanteknologiuntukmempemudahkanpekerjaan yang sulitdilakukansetiap orang.
8. Soempahpemoeda
pertama : Kami poetradanpoetriindonesiamengakoebertoempahdarahjangsatoe, tanah air indonesia
Kedua :Kami poetradanpoetriindonesia, mengakoeberbangsajangsatoe, bangsaIndonesia
Ketiga : Kami poetradanpoetriindonesiamengjoenjoengbahasapersatoean, bahasaindonesia
9. Penulisangelarpendidikandankehormatan:
Setiap gelarpendidikan ditulis dengan menggunakan tanda titik sebagai penghubung antara huruf pada singkatan gelar yang dimaksud,gelar ditulis sesudah atau sebelum nama seseorang,nama orang dan gelar dihubungkan dengan tanda koma (,) ,jika seseorang menyandang gelar lebih dari satu, maka gelar-gelar tersebut dipisahkan dengan tanda koma.
Contoh:
Dr. Ali, S.H
Gelarkehormatan
Yang diberikankepada orang-orang terhormat.
Contoh:
Sultan, presiden, raja danlainlain.
Penulisan kata depan, di, ke, dan dari:
Kata Depandi
Kata depandidiletakkan di depan kata yang menunjukkantempat. Penulisandi sebagai kata depanharusterpisahdari kata yang mengikutinya.
Contoh
Bu Ida berjualankuedipasar.
Kata Depanke
Kata depankedipakaiuntukmenunjukkanarahkesuatutempat. Penulisankesebagai kata depanharusterpisahdari kata yang mengikutinya.
Contoh
Ayah mengantarkanadikke sekolah.
Kata Depandari
Kata depandaridipakaiuntukmenunjukkanasalarahatautempat.
Contoh
Tetanggabaru kami barusajapindahdari Bogor.
sterilisasi
PRAKTIKUM MIKRO BIOLOGI DASAR
JUDUL
Nama : Angra asmindra p
NIM : J1A116060
Kelompok :
Shift : 1 (satu)
Asisten :
Nilai Laporan Tanda Terima Laporan dan Paraf Asiten
JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam praktikum kali ini akan dilakukan sterilisasi alat, medium atau bahan dan area kerja, maka sangat penting memahami apa yang dimaksud dengan sterilisasi.
Sterilisasi mikrobiologi yaitu proses atau kegiatan membebaskan suatu bahan atau benda dari semua bentuk kehidupan. Pada prinsip sterilisasi dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu secara mekanik (filtrasi) menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil, fisik menggunakan pemanasan dan penyinaran, sedangkan kimiawi biasanya menggunakan senyawa desinfektan antara lain alkohol.
Berdasarkan pemahaman tersebut, maka dapat dilakukan proses percobaan praktikum.
1.2. Maksud dan Tujuan
1. Mengenal persiapan dan pengerjaan teknik sterilisasi alat, bahan dan area kerja untuk pengerjaan mikrobiologi secara aseptis.
2. Mengetahui prosedur pembuatan medium tumbuh bakteri.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sterilisasi dengan panas adalah unit operasi dimana bahan dipanaskan dengan suhu yang cukup tinggi dan waktu yang cukup lama untuk merusak mikrobia dan aktivitas enzim. Sebagai hasilnya, bahan yang disterilkan akan memiliki daya simpan lebih dari enam bulan pada suhu ruang. Contoh proses sterilisasi adalah produk olahan dalam kaleng seperti kornet, sarden dan sebagainya. Perkembangan teknologi prosesing yang memiliki tujuan mengurangi kerusakan nutrien dan konponen sensoris dan juga mengurangi waktu prosesing menjadikan teknik serilisasi terus dikembangkan. Lamanya waktu sterilisasi yang dibutuhkan bahan dipengaruhi oleh: resistensi mikroorganisme dan enzim terhadap panas, kondisi pemanasan, pH bahan, ukuran wadah atau kemasan yang disterilkan, keadaan fisik bahan (Machmud, 2008).
Sterilisasi secara kimia menggunakan bahan kimia yaitu detol, karbol, dan obat kumur, serta menggunakan alkohol dengan konsentrasi yang berbeda (40%, 70%, 96%). Langkah pertama adalah menuangkan medium NA tegak ke dalam 2 buah cawan petri dan dibiarkan membeku. Stelah membeku, cawan petri dibalik dan dibagi menjadi empat bagian ditandai dengan spidol dan diberi label untuk 3 bahan kimia serta kontrol dan 3 konsentrasi alkohol beserta kontrolnya. Sementara itu, tiga buah jarum pentul dimasukkan ke dalam masing-masing satu jenis bahan kimia dan alkohol. Jarum diambil dengan pinset dan diletakkan dalam cawan yang telah dibagi menjadi empat bagian. Selanjutnya diinkubasi selama 24 jam pada suhu 28-300 C barulah diamati pertumbuhan mikroba di sekitar media (Pratiwi, 2008).
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah fermentor sistem batch untuk fermentasi, cawan petri dan tabung reaksi untuk penumbuhan bakteri pada media padat dan cair, laminary air flow sebagai ruang steril untuk pembuatan media pemindah biakan dan amobilisasi sel, autoclave untuk sterilisasi basah pada tekanan 1 atm dan suhu 121 oC, inkubator dan rotary shaker digunakan untuk inkubasi biakan, sentrifuga untuk pemisahan cairan fermentasi dan pemanenan bakteri, peralatan destilasi vigreux untuk pemisahan (pemekatan) etanol, kromatografi gas GC-14B-SHIMADZU untuk analisis etanol, spektronik 20D untuk pengukuran densitas optik suspensi sel dan analisa kadar glukosa, serta peralatan gelas dan peralatan tambahan lainnya yang lazim digunakan dalam laboratorium kimia (Elevri at al, 2006).
Medium setengah padat yaitu media yang mengandung agar 0,3-0,4% sehingga menjadi sedikit kenyal, tidak padat, tidak begitu cair. Media semi solid dibuat dengan tujuan supaya pertumbuhan mikroba dapat menyebar ke seluruh media tetapi tidak mengalami percampuran sempurna jika tergoyang. Misalnya bakteri yang tumbuh pada media NfB (Nitrogen free Bromthymol Blue) semisolid akan membentuk cincin hijau kebiruan di bawah permukaan media, jika media ini cair maka cincin ini dapat dengan mudah hancur. Semisolid juga bertujuan untuk mencegah/menekan difusi oksigen, misalnya pada media Nitrate Broth, kondisi anaerob atau sedikit oksigen meningkatkan metabolisme nitrat tetapi bakteri ini juga diharuskan tumbuh merata diseluruh media (Machmud, 2008).
Salah satu teknik dasar dalam analisa mikrobiologi adalah teknik transfer aseptis (suatu metode atau teknik di dalam memindahkan atau mentransfer kultur bakteria dari satu tempat ke tempat lain secara aseptis agar tidak terjadi kontaminasi oleh mikroba lain ke dalam kultur). Teknik ini sangat esensial dan kunci keberhasilan prosedur mikrobial yang harus diketahui oleh seorang yang hendak melakukan analisis mikrobiologi. Pengambilan sampel harus dilakukan secara statistik agar tidak bias, jadi secara acak (random sampling). Selain itu, digunakan teknik aseptis selama pengambilan sampel agar tidak terjadi pencemaran. Alat-alat yang digunakan harus steril. Bahan makanan cair diambil dengan pipet steril, makanan padat menggunakan pisau, garpu, sendok atau penjepit yang steril (Rachdie, 2006).
Teknik transfer aseptis adalah suatu metode atau teknik di dalam memindahkan atau mentransfer kultur bakteria dari satu tempat ke tempat lain secara aseptis agar tidak terjadi kontaminasi oleh mikroba lain ke dalam kultur. Teknik transfer aseptis ini sangat esensial dan kunci keberhasilan prosedur mikrobial yang harus diketahui oleh seorang yang hendak melakukan analisis mikrobiologi (Pelczar, M. J., Chan, 2007).
Kerusakan pada yogurt yang biasanya terjadi adalah karena kontaminasi mikroba, khususnya kapang dan khamir yang relatif tahan terhadap suasana asam (dengan kisaran pH pertumbuhan yang luas yaitu 2.5 sampai 8.5) dan senang hidup pada produk dengan kadar gula tinggi (Elisabeth, 2003). Jika produk yogurt sampai ditumbuhi kapang, kemungkinan berasal dari peralatan atau wadah yang tidak steril. Penyimpanan memiliki efek yang sangat besar dalam pertumbuhan kapang dan khamir. Gambar 5 menunjukkan jumlah kapang dan khamir selama penyimpanan. Selama penyimpanan tidak terjadi pertumbuhan kapang dan khamir. Hal tersebut dikarenakan terjaganya sanitasi dan keaseptisan selama proses pembuatan. Perlakuan sterilisasi alat menggunakan otoklaf, penggunaan laminar hood, serta penyemprotan alkohol terhadap alat-alat yang digunakan mampu menjamin keaseptisan dari produksi cocogurt (faradillah, _).
BAB III
METODOLOGI
3.1. Waktu dan tempat
Ada pun praktikum ini dilakukan pada hari Rabu, 5 April 2017 dan bertempat di laboratorium Mikrobiologi UNJA Pondok Meja.
3.2. Bahan dan Alat
Bahan:
1. Natrium Agar 10 gram.
2. Kapas.
3. Aquades.
4. Aluminium foil.
5. Plastik warp.
6. Kertas pembungkus.
7. Tisue.
8. Kertas label.
9. Alkohol 70 % dan
10. Spirtus
Alat:
1. Hot plate
2. Erlemeyer 500 ml 1 buah
3. Erlemeyer 250 ml 4 buah
4. Batang pengaduk 4 buah
5. Pmanas listrik/ hot plate stirer
3.3. Skema kerja
Skema kerja pembuatan media NA:
1. Masukan Na sebanyak 10 gram pada erlenmeyer 500 ml.
2. Tambahkan aquades sampai batas yang telah ditentukan.
3. Tambahkan stirer ke erlenmeyer.
4. Hidupkan hot plate dengan suhu yang ditentukan.
5. Jika keaadaan tidak memungkinkan gunakan kompor gas sebagai alternatif dan aduk secara manual menggunakan batang pengaduk.
6. Tunggu sampai larutan menjadi jernih atau bening.
7. Setelah terlihat jernih atau bening, bagikan larutan kedalam 4 buah erlenmeyer 250 ml.
8. Tutup mulut erlemeyer menggunakan kapas dan lapis menggunakan alumunium foil kemudian lilit leher erlemeyer dengan plastik warpk.
9. Masukan media Na ke dalam kulkas yang disediakan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.2 pembahasa
BAB V
PENUTUP
5.2. Kesimpulan
5.2. Saran
Daftar pustaka
Machmud, M. 2008, Teknik Penyimpanan dan Pemeliharaan Mikrob,. Balai Penelitian Bioteknologi Tanaman Pangan, Bogor.
Pelczar, M. J., Chan, E.C.S, 2007, Elements of Microbiology, Mc Graw Hill Book Company, New York.
Rachdie, 2006, Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Mikroba, http://rachdie .blogsome.com/2006/10/14/faktor-yang-mempengaruhi-pertumbuhan-mikroba/, Diakses pada tanggal 8 Oktober 2010.
RHF. Faradilla, Mujiono, T. Ertanto, TD. Widarso, __, Perubahan Karakteristik Mutu Fisik, Kimia, dan Mikrobiologi Produk Probiotik Berbasis Santan Selama Penyimpanan, Jurnal Institul Pertanian, Bogor.
JUDUL
Nama : Angra asmindra p
NIM : J1A116060
Kelompok :
Shift : 1 (satu)
Asisten :
Nilai Laporan Tanda Terima Laporan dan Paraf Asiten
JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam praktikum kali ini akan dilakukan sterilisasi alat, medium atau bahan dan area kerja, maka sangat penting memahami apa yang dimaksud dengan sterilisasi.
Sterilisasi mikrobiologi yaitu proses atau kegiatan membebaskan suatu bahan atau benda dari semua bentuk kehidupan. Pada prinsip sterilisasi dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu secara mekanik (filtrasi) menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil, fisik menggunakan pemanasan dan penyinaran, sedangkan kimiawi biasanya menggunakan senyawa desinfektan antara lain alkohol.
Berdasarkan pemahaman tersebut, maka dapat dilakukan proses percobaan praktikum.
1.2. Maksud dan Tujuan
1. Mengenal persiapan dan pengerjaan teknik sterilisasi alat, bahan dan area kerja untuk pengerjaan mikrobiologi secara aseptis.
2. Mengetahui prosedur pembuatan medium tumbuh bakteri.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sterilisasi dengan panas adalah unit operasi dimana bahan dipanaskan dengan suhu yang cukup tinggi dan waktu yang cukup lama untuk merusak mikrobia dan aktivitas enzim. Sebagai hasilnya, bahan yang disterilkan akan memiliki daya simpan lebih dari enam bulan pada suhu ruang. Contoh proses sterilisasi adalah produk olahan dalam kaleng seperti kornet, sarden dan sebagainya. Perkembangan teknologi prosesing yang memiliki tujuan mengurangi kerusakan nutrien dan konponen sensoris dan juga mengurangi waktu prosesing menjadikan teknik serilisasi terus dikembangkan. Lamanya waktu sterilisasi yang dibutuhkan bahan dipengaruhi oleh: resistensi mikroorganisme dan enzim terhadap panas, kondisi pemanasan, pH bahan, ukuran wadah atau kemasan yang disterilkan, keadaan fisik bahan (Machmud, 2008).
Sterilisasi secara kimia menggunakan bahan kimia yaitu detol, karbol, dan obat kumur, serta menggunakan alkohol dengan konsentrasi yang berbeda (40%, 70%, 96%). Langkah pertama adalah menuangkan medium NA tegak ke dalam 2 buah cawan petri dan dibiarkan membeku. Stelah membeku, cawan petri dibalik dan dibagi menjadi empat bagian ditandai dengan spidol dan diberi label untuk 3 bahan kimia serta kontrol dan 3 konsentrasi alkohol beserta kontrolnya. Sementara itu, tiga buah jarum pentul dimasukkan ke dalam masing-masing satu jenis bahan kimia dan alkohol. Jarum diambil dengan pinset dan diletakkan dalam cawan yang telah dibagi menjadi empat bagian. Selanjutnya diinkubasi selama 24 jam pada suhu 28-300 C barulah diamati pertumbuhan mikroba di sekitar media (Pratiwi, 2008).
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah fermentor sistem batch untuk fermentasi, cawan petri dan tabung reaksi untuk penumbuhan bakteri pada media padat dan cair, laminary air flow sebagai ruang steril untuk pembuatan media pemindah biakan dan amobilisasi sel, autoclave untuk sterilisasi basah pada tekanan 1 atm dan suhu 121 oC, inkubator dan rotary shaker digunakan untuk inkubasi biakan, sentrifuga untuk pemisahan cairan fermentasi dan pemanenan bakteri, peralatan destilasi vigreux untuk pemisahan (pemekatan) etanol, kromatografi gas GC-14B-SHIMADZU untuk analisis etanol, spektronik 20D untuk pengukuran densitas optik suspensi sel dan analisa kadar glukosa, serta peralatan gelas dan peralatan tambahan lainnya yang lazim digunakan dalam laboratorium kimia (Elevri at al, 2006).
Medium setengah padat yaitu media yang mengandung agar 0,3-0,4% sehingga menjadi sedikit kenyal, tidak padat, tidak begitu cair. Media semi solid dibuat dengan tujuan supaya pertumbuhan mikroba dapat menyebar ke seluruh media tetapi tidak mengalami percampuran sempurna jika tergoyang. Misalnya bakteri yang tumbuh pada media NfB (Nitrogen free Bromthymol Blue) semisolid akan membentuk cincin hijau kebiruan di bawah permukaan media, jika media ini cair maka cincin ini dapat dengan mudah hancur. Semisolid juga bertujuan untuk mencegah/menekan difusi oksigen, misalnya pada media Nitrate Broth, kondisi anaerob atau sedikit oksigen meningkatkan metabolisme nitrat tetapi bakteri ini juga diharuskan tumbuh merata diseluruh media (Machmud, 2008).
Salah satu teknik dasar dalam analisa mikrobiologi adalah teknik transfer aseptis (suatu metode atau teknik di dalam memindahkan atau mentransfer kultur bakteria dari satu tempat ke tempat lain secara aseptis agar tidak terjadi kontaminasi oleh mikroba lain ke dalam kultur). Teknik ini sangat esensial dan kunci keberhasilan prosedur mikrobial yang harus diketahui oleh seorang yang hendak melakukan analisis mikrobiologi. Pengambilan sampel harus dilakukan secara statistik agar tidak bias, jadi secara acak (random sampling). Selain itu, digunakan teknik aseptis selama pengambilan sampel agar tidak terjadi pencemaran. Alat-alat yang digunakan harus steril. Bahan makanan cair diambil dengan pipet steril, makanan padat menggunakan pisau, garpu, sendok atau penjepit yang steril (Rachdie, 2006).
Teknik transfer aseptis adalah suatu metode atau teknik di dalam memindahkan atau mentransfer kultur bakteria dari satu tempat ke tempat lain secara aseptis agar tidak terjadi kontaminasi oleh mikroba lain ke dalam kultur. Teknik transfer aseptis ini sangat esensial dan kunci keberhasilan prosedur mikrobial yang harus diketahui oleh seorang yang hendak melakukan analisis mikrobiologi (Pelczar, M. J., Chan, 2007).
Kerusakan pada yogurt yang biasanya terjadi adalah karena kontaminasi mikroba, khususnya kapang dan khamir yang relatif tahan terhadap suasana asam (dengan kisaran pH pertumbuhan yang luas yaitu 2.5 sampai 8.5) dan senang hidup pada produk dengan kadar gula tinggi (Elisabeth, 2003). Jika produk yogurt sampai ditumbuhi kapang, kemungkinan berasal dari peralatan atau wadah yang tidak steril. Penyimpanan memiliki efek yang sangat besar dalam pertumbuhan kapang dan khamir. Gambar 5 menunjukkan jumlah kapang dan khamir selama penyimpanan. Selama penyimpanan tidak terjadi pertumbuhan kapang dan khamir. Hal tersebut dikarenakan terjaganya sanitasi dan keaseptisan selama proses pembuatan. Perlakuan sterilisasi alat menggunakan otoklaf, penggunaan laminar hood, serta penyemprotan alkohol terhadap alat-alat yang digunakan mampu menjamin keaseptisan dari produksi cocogurt (faradillah, _).
BAB III
METODOLOGI
3.1. Waktu dan tempat
Ada pun praktikum ini dilakukan pada hari Rabu, 5 April 2017 dan bertempat di laboratorium Mikrobiologi UNJA Pondok Meja.
3.2. Bahan dan Alat
Bahan:
1. Natrium Agar 10 gram.
2. Kapas.
3. Aquades.
4. Aluminium foil.
5. Plastik warp.
6. Kertas pembungkus.
7. Tisue.
8. Kertas label.
9. Alkohol 70 % dan
10. Spirtus
Alat:
1. Hot plate
2. Erlemeyer 500 ml 1 buah
3. Erlemeyer 250 ml 4 buah
4. Batang pengaduk 4 buah
5. Pmanas listrik/ hot plate stirer
3.3. Skema kerja
Skema kerja pembuatan media NA:
1. Masukan Na sebanyak 10 gram pada erlenmeyer 500 ml.
2. Tambahkan aquades sampai batas yang telah ditentukan.
3. Tambahkan stirer ke erlenmeyer.
4. Hidupkan hot plate dengan suhu yang ditentukan.
5. Jika keaadaan tidak memungkinkan gunakan kompor gas sebagai alternatif dan aduk secara manual menggunakan batang pengaduk.
6. Tunggu sampai larutan menjadi jernih atau bening.
7. Setelah terlihat jernih atau bening, bagikan larutan kedalam 4 buah erlenmeyer 250 ml.
8. Tutup mulut erlemeyer menggunakan kapas dan lapis menggunakan alumunium foil kemudian lilit leher erlemeyer dengan plastik warpk.
9. Masukan media Na ke dalam kulkas yang disediakan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.2 pembahasa
BAB V
PENUTUP
5.2. Kesimpulan
5.2. Saran
Daftar pustaka
Machmud, M. 2008, Teknik Penyimpanan dan Pemeliharaan Mikrob,. Balai Penelitian Bioteknologi Tanaman Pangan, Bogor.
Pelczar, M. J., Chan, E.C.S, 2007, Elements of Microbiology, Mc Graw Hill Book Company, New York.
Rachdie, 2006, Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Mikroba, http://rachdie .blogsome.com/2006/10/14/faktor-yang-mempengaruhi-pertumbuhan-mikroba/, Diakses pada tanggal 8 Oktober 2010.
RHF. Faradilla, Mujiono, T. Ertanto, TD. Widarso, __, Perubahan Karakteristik Mutu Fisik, Kimia, dan Mikrobiologi Produk Probiotik Berbasis Santan Selama Penyimpanan, Jurnal Institul Pertanian, Bogor.
pengenceran dan penanaman mikroba
PRAKTIKUM MIKRO BIOLOGI DASAR
“ PENGENCERAN DAN PENANAMAN MIKROBA”
Nama : Angra asmindra p
NIM : J1A116060
Kelompok : 3 (tiga)
Shift : 1 (satu)
Asisten :IkaGusriani S.TP, M.P.
Hirayati, S.Si
Nilai Laporan Tanda Terima Laporan dan Paraf Asiten
JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam proses kali iniakandilakukanpengenceranbertingkatpenanamanmikrobasupaya bias memahamipersiapandanpelaksanaanpengenceranbertingkatsuspensibakterimengenaldanmemahamiteknik-teknikisolasibakteri.
Pengenceransuspensibakteridarisampel/sumberisolatdarilingkungandilakukansebagaiupayauntukmendapatkankualitasbakteridalamjumlah yang dapatdihitung.
Teknik yang akandigunakanyaituMetode agar tuang (Pour Plate), memerlukan agar yang belummemadatuntukdituangbersamasuspensikedalamcawan petri lalukemudiandihomogenkandanbiarkanmemadat.Berdasarkanpengertianberikutmakaakan kami lakukanpercobaan.
1.2. Maksud dan Tujuan
1. Memahamipersiapandanpelaksanaanpengenceranbertingkatsuspensibakteri
2. Mengenaldanmemahamiteknik-teknikisolasibakteri
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengeenceranmerupakan proses yang dilakukanuntukmenurunkanataumemperkecilkonsentrasilarutandenganmenambahzatpelarutkedalamlarutansehingga volume larutanmenjadiberubah (Nurohaianah, 2007).
Penanamanbakteriataubiasadisebutjugainokulasiadalahpekerjaanmemindahkanbakteridari medium yang lama ke medium yang barudengantingkatketelitian yang sangattinggi.Untukmelakukaninokulasiterlebihdahuludiusakanagarsemuaalat yang adadalamhubungannyadengan medium agar tetapsteril, haliniagarmenghindariterjadinyakontaminasi (Dwijoseputro, 1998).
Mikroorganismesebagaimakhlukhidupsamadenganorganismehiduplainnyasangatmemerlukanenergidanbahan-bahanuntukmembanguntubuhnya, sepertidalamsintesisprotoplasmadanbagian-bagiansellainnya. Bahan-bahantersebutdisebutnutrien.Untukmemanfaatkanbahan-bahantersebut, makaselmelakukansuatukegiatan-kegiatan, sehinggamenyebabkanperubahankimia di dalamselnya.Semuareaksi yang teratah yang berlangsung di dalamselinidisebutmetabolisme.Metabolisme yang melibatkanberbagaimacamreaksi di dalamseltersebut, hanyadapatberlangsungatasbantuandarisuatusenyawaorganik yang disebutjugabiokatalisator yang dinamakanenzim (Djide, 2006).
Peranutamanutrienadalahsebagaisumberenergi, bahanpembangunsel, dansebagaiaseptorElektrondalamreaksibioenergetik (reaksi yang menghasilkanenergi).Olehkarenanyabahanmakanan yang diperlukanterdiridari air, sumberenergi, sumberkarbon, sumberaseptorelektron, sumber mineral, faktorpertumbuhan, dan nitrogen.“Selainitunsecaraumum nutrient dalam media pembenihanharusmengandungseluruhelemen yang pentinguntuksintesisbiologikoranismebaru (Fathir, 2009).
Saatini media agar merupakan media yang sangatumumdigunakandalampenelitian-penelitianmikrobiologi. Media agar inimemungkinkanuntukdilakukannyaisolasibakteridarisuatusampel, karakterisasimorfologi, sampaipenghitungaanbakteri yang dikenaldengannama total plate count. Bentukkolonibakteridanwarna-warninyamudahsekalidikenalidengan media inidengancaramengubahkomposisinutrienataumenambahkanindikator (Waluyo,2005).
BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu dan tempat
Ada pun praktikum ini dilakukan pada hari Rabu, 7April 2017 danbertempat di laboratorium Mikrobiologi UNJA Pondok Meja.
3.2 Alatdanbahan
Alat:
1. Erlenmeyer 250 ml
2. Batangpengaduk
3. Tabungreaksi
4. Raktabungreaksi
5. Cawan petri
6. Autoklaf
7. Oven
8. Pemanaslistrik/hot plate stirrer
9. Pipet volumetric
10. Bunsen
11. Botolsemprotalkohol
12. Mortar
13. Inkubator
14. Vortex
Bahan :
1. akuades,
2. kapas,
3. aluminium foil,
4. plastik Wrap,
5. kertaspembungkus,
6. tissue,
7. kertas label,
8. alkohol 70%,
9. spritus.
10. Sampel
3.3 Skema kerja
Skemakerjapengenceranbertingkat :
1. Sampel yang disediakandimasukkankedalamtabungpengenceranpertama (1/10 atau 10-1) secaraaseptis,
2. Setelahsampelmasuklaludikocok (gojog) sampaitercampurmerata
3. Di ambil 1 ml daritabung 10-1dengan pipet ukurkemudiandipindahkanketabung 10-2secaraaseptis
4. Kemudiandikocokdenganmembenturkantabungketelapaktangansampaihomogen.
5. Pemindahandilanjutkanhinggapengenceranterakhirdengancara yang sama, hal yang perludiingatbahwa pipet ukur yang digunakanharusselaludiganti, artinyasetiaptingkatpengencerandigunakan pipet ukur yang steril. Prinsipnyabahwa pipet tidakperludigantijikamemindahkancairandarisumber yang sama
Skemakerjaisolasibakteri :
1. Siapkan 5 gr bahansampel, tumbukmenggunakan mortar sampaihalus,
2. Masukkankedalamlarutanpengenceraquades 45 ml yang sebelumnyatelahdisiapkan, godok/kocoksampaimerataselanjutnyadisebutsebagaipengenceranpertama 10-1
3. Pipet 1 ml dari 10-1kemudiandimasukkanketabungreaksi yang berisi 9 ml larutanpengencer,
4. Selanjutnyadisebutpengencernakedua 10-2lakukansampaipengenceranterakhiryaitu 10-5
5. Ambil 1 ml padapengenceran 10-5, 10-4dan 10-3tuangkedalamcawan petri
6. Kemudianditambahkan media NA yang masihcair (±450C)lakukansecaraduplo, kocokhomogendantunggusampaimemadat, setelahmemadatbalikkancawan petri, inkubasiselama 1 hari.
7. Lakukanpengamatandanperhitunganjumlahkoloni.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data pengamatan
Bahan Media Pengenceran Cawan petri Foto
5 gram sampel NA 10-3 1
5 gram sampel NA 10-3 2
-
5 gram sampel NA 10-4 1
-
5 gram sampel NA 10-4 2
5 gram sampel NA 10-5 1
5 gram sampel NA 10-5 2
-
4.2 Analisahasil
Dari hasil yang kami dapatkanbahwapada petri 10-3pertamamenghasilkan 1 kolonimikrobaberwarnaputihberbentukbulatdenganukuranbesar, 2 sedangdan 32 berbentuktitiktitik, pada petri 10-4keduamenghasilkan22 kolonimikrobaberwarnaputihsepertititiktitik. danpada petri10-5terdapat 15 kolonimikrobaputihberbentuktitiktitk. Selainitubelumterlihatpertumbuhanmikroba.
4.3 Pembahasa
Pengenceran yang dilakukan kali iniyaitupengenceranbertingkat, sampel yang disediakandimasukkankedalamtabungpertamasecaraaseptis, kocokhingga merata.1 ml daritabungpertamadiambilmenggunakan pipet ukur, pipet ukur yang digunakanharusselaludiganti, artinyasetiaptingkatpengencerandigunakan pipet ukur yang steril. Pipettidakperludigantijikamemindahkancairandarisumber yang sama.kemudiandipindahkanketabungselanjutnyasecaraaseptiskocokkembali.Ulangisampaitabungterakhir, lakukan proses isolasidenganmenggunakansampel yang halussehinggamudahdilarutkanmasukkansampelkeaquade 45 ml yang sebelumnyatelahdisiapkan, kocoksampaimeratamakapengenceranpertamaselesai. Dari hasilpengenceranpertamadiambil 1 mluntukdimasukankedalamtabungreaksiygberisi 9 ml larutanpengencer.lakukan proses secaraaseptisdanpengencerankeduaselesai, lanjutkansampaipengencerankelima. Selanjutnyatigapengenceranterakhir di tuangkankepadamasingmasingcawan petri yang kemudian di tambahkan NA yang masihcair, jikatelahmemadatmakapanaskankembali, tungguselama 1 harimakaterlihatsecarakasatmatabeberapabakteridenganberbagaimacambentuktumbuh di setiapcawan petri yang berbeda.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpula
Dari hasil yang kami praktikumdapat kami simpulkan,bahwasuatu media dapat di tumbuhiberbagaimacammikroba, mikrobatumbuhdenganberbagaimacambentuk, setiaplingkunganmemilikijumlahmikrobayang berbeda,
5.2 Saran
Sebaiknyasebelummelakukanpraktikumpersiapkanalatdanbahan yang akan di gunakan, sterilisasibahandanalat agar terhindardaribakteri yang tidakdibutuhkan.
Untukasistenataudosenpembimbingpraktikumsebaiknyamenjelaskanulangprosedurpraktikum agar tidakterjadikesalahan fatal
Daftar pustaka
Nurohaianah et al, 2007. Media .Jakarta : UI Press.
Dwidjoseputro. 1964. Dasar – dasarMikrobiologi. Jakarta :Djambatan
Djide,2006, http://renataemily.wordpress.com/2009/11/06/isolasi-inkubasi-dan- inokulasi
Fathir,Fuad. 2009. Media pertumbuhanmikroba.http://fuadfathir.blogspot.com/
Waluyo, L.2005. MikrobiologiUmum.cet. kedua. UMM Press. Malang.
Lampiran
Mortar Erlenmeyer Na
Sampel Yang Dibungkus GelasUkur LarutanSampel
TabungReaksi TimbanganAnalit cawan petri
“ PENGENCERAN DAN PENANAMAN MIKROBA”
Nama : Angra asmindra p
NIM : J1A116060
Kelompok : 3 (tiga)
Shift : 1 (satu)
Asisten :IkaGusriani S.TP, M.P.
Hirayati, S.Si
Nilai Laporan Tanda Terima Laporan dan Paraf Asiten
JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam proses kali iniakandilakukanpengenceranbertingkatpenanamanmikrobasupaya bias memahamipersiapandanpelaksanaanpengenceranbertingkatsuspensibakterimengenaldanmemahamiteknik-teknikisolasibakteri.
Pengenceransuspensibakteridarisampel/sumberisolatdarilingkungandilakukansebagaiupayauntukmendapatkankualitasbakteridalamjumlah yang dapatdihitung.
Teknik yang akandigunakanyaituMetode agar tuang (Pour Plate), memerlukan agar yang belummemadatuntukdituangbersamasuspensikedalamcawan petri lalukemudiandihomogenkandanbiarkanmemadat.Berdasarkanpengertianberikutmakaakan kami lakukanpercobaan.
1.2. Maksud dan Tujuan
1. Memahamipersiapandanpelaksanaanpengenceranbertingkatsuspensibakteri
2. Mengenaldanmemahamiteknik-teknikisolasibakteri
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengeenceranmerupakan proses yang dilakukanuntukmenurunkanataumemperkecilkonsentrasilarutandenganmenambahzatpelarutkedalamlarutansehingga volume larutanmenjadiberubah (Nurohaianah, 2007).
Penanamanbakteriataubiasadisebutjugainokulasiadalahpekerjaanmemindahkanbakteridari medium yang lama ke medium yang barudengantingkatketelitian yang sangattinggi.Untukmelakukaninokulasiterlebihdahuludiusakanagarsemuaalat yang adadalamhubungannyadengan medium agar tetapsteril, haliniagarmenghindariterjadinyakontaminasi (Dwijoseputro, 1998).
Mikroorganismesebagaimakhlukhidupsamadenganorganismehiduplainnyasangatmemerlukanenergidanbahan-bahanuntukmembanguntubuhnya, sepertidalamsintesisprotoplasmadanbagian-bagiansellainnya. Bahan-bahantersebutdisebutnutrien.Untukmemanfaatkanbahan-bahantersebut, makaselmelakukansuatukegiatan-kegiatan, sehinggamenyebabkanperubahankimia di dalamselnya.Semuareaksi yang teratah yang berlangsung di dalamselinidisebutmetabolisme.Metabolisme yang melibatkanberbagaimacamreaksi di dalamseltersebut, hanyadapatberlangsungatasbantuandarisuatusenyawaorganik yang disebutjugabiokatalisator yang dinamakanenzim (Djide, 2006).
Peranutamanutrienadalahsebagaisumberenergi, bahanpembangunsel, dansebagaiaseptorElektrondalamreaksibioenergetik (reaksi yang menghasilkanenergi).Olehkarenanyabahanmakanan yang diperlukanterdiridari air, sumberenergi, sumberkarbon, sumberaseptorelektron, sumber mineral, faktorpertumbuhan, dan nitrogen.“Selainitunsecaraumum nutrient dalam media pembenihanharusmengandungseluruhelemen yang pentinguntuksintesisbiologikoranismebaru (Fathir, 2009).
Saatini media agar merupakan media yang sangatumumdigunakandalampenelitian-penelitianmikrobiologi. Media agar inimemungkinkanuntukdilakukannyaisolasibakteridarisuatusampel, karakterisasimorfologi, sampaipenghitungaanbakteri yang dikenaldengannama total plate count. Bentukkolonibakteridanwarna-warninyamudahsekalidikenalidengan media inidengancaramengubahkomposisinutrienataumenambahkanindikator (Waluyo,2005).
BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu dan tempat
Ada pun praktikum ini dilakukan pada hari Rabu, 7April 2017 danbertempat di laboratorium Mikrobiologi UNJA Pondok Meja.
3.2 Alatdanbahan
Alat:
1. Erlenmeyer 250 ml
2. Batangpengaduk
3. Tabungreaksi
4. Raktabungreaksi
5. Cawan petri
6. Autoklaf
7. Oven
8. Pemanaslistrik/hot plate stirrer
9. Pipet volumetric
10. Bunsen
11. Botolsemprotalkohol
12. Mortar
13. Inkubator
14. Vortex
Bahan :
1. akuades,
2. kapas,
3. aluminium foil,
4. plastik Wrap,
5. kertaspembungkus,
6. tissue,
7. kertas label,
8. alkohol 70%,
9. spritus.
10. Sampel
3.3 Skema kerja
Skemakerjapengenceranbertingkat :
1. Sampel yang disediakandimasukkankedalamtabungpengenceranpertama (1/10 atau 10-1) secaraaseptis,
2. Setelahsampelmasuklaludikocok (gojog) sampaitercampurmerata
3. Di ambil 1 ml daritabung 10-1dengan pipet ukurkemudiandipindahkanketabung 10-2secaraaseptis
4. Kemudiandikocokdenganmembenturkantabungketelapaktangansampaihomogen.
5. Pemindahandilanjutkanhinggapengenceranterakhirdengancara yang sama, hal yang perludiingatbahwa pipet ukur yang digunakanharusselaludiganti, artinyasetiaptingkatpengencerandigunakan pipet ukur yang steril. Prinsipnyabahwa pipet tidakperludigantijikamemindahkancairandarisumber yang sama
Skemakerjaisolasibakteri :
1. Siapkan 5 gr bahansampel, tumbukmenggunakan mortar sampaihalus,
2. Masukkankedalamlarutanpengenceraquades 45 ml yang sebelumnyatelahdisiapkan, godok/kocoksampaimerataselanjutnyadisebutsebagaipengenceranpertama 10-1
3. Pipet 1 ml dari 10-1kemudiandimasukkanketabungreaksi yang berisi 9 ml larutanpengencer,
4. Selanjutnyadisebutpengencernakedua 10-2lakukansampaipengenceranterakhiryaitu 10-5
5. Ambil 1 ml padapengenceran 10-5, 10-4dan 10-3tuangkedalamcawan petri
6. Kemudianditambahkan media NA yang masihcair (±450C)lakukansecaraduplo, kocokhomogendantunggusampaimemadat, setelahmemadatbalikkancawan petri, inkubasiselama 1 hari.
7. Lakukanpengamatandanperhitunganjumlahkoloni.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data pengamatan
Bahan Media Pengenceran Cawan petri Foto
5 gram sampel NA 10-3 1
5 gram sampel NA 10-3 2
-
5 gram sampel NA 10-4 1
-
5 gram sampel NA 10-4 2
5 gram sampel NA 10-5 1
5 gram sampel NA 10-5 2
-
4.2 Analisahasil
Dari hasil yang kami dapatkanbahwapada petri 10-3pertamamenghasilkan 1 kolonimikrobaberwarnaputihberbentukbulatdenganukuranbesar, 2 sedangdan 32 berbentuktitiktitik, pada petri 10-4keduamenghasilkan22 kolonimikrobaberwarnaputihsepertititiktitik. danpada petri10-5terdapat 15 kolonimikrobaputihberbentuktitiktitk. Selainitubelumterlihatpertumbuhanmikroba.
4.3 Pembahasa
Pengenceran yang dilakukan kali iniyaitupengenceranbertingkat, sampel yang disediakandimasukkankedalamtabungpertamasecaraaseptis, kocokhingga merata.1 ml daritabungpertamadiambilmenggunakan pipet ukur, pipet ukur yang digunakanharusselaludiganti, artinyasetiaptingkatpengencerandigunakan pipet ukur yang steril. Pipettidakperludigantijikamemindahkancairandarisumber yang sama.kemudiandipindahkanketabungselanjutnyasecaraaseptiskocokkembali.Ulangisampaitabungterakhir, lakukan proses isolasidenganmenggunakansampel yang halussehinggamudahdilarutkanmasukkansampelkeaquade 45 ml yang sebelumnyatelahdisiapkan, kocoksampaimeratamakapengenceranpertamaselesai. Dari hasilpengenceranpertamadiambil 1 mluntukdimasukankedalamtabungreaksiygberisi 9 ml larutanpengencer.lakukan proses secaraaseptisdanpengencerankeduaselesai, lanjutkansampaipengencerankelima. Selanjutnyatigapengenceranterakhir di tuangkankepadamasingmasingcawan petri yang kemudian di tambahkan NA yang masihcair, jikatelahmemadatmakapanaskankembali, tungguselama 1 harimakaterlihatsecarakasatmatabeberapabakteridenganberbagaimacambentuktumbuh di setiapcawan petri yang berbeda.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpula
Dari hasil yang kami praktikumdapat kami simpulkan,bahwasuatu media dapat di tumbuhiberbagaimacammikroba, mikrobatumbuhdenganberbagaimacambentuk, setiaplingkunganmemilikijumlahmikrobayang berbeda,
5.2 Saran
Sebaiknyasebelummelakukanpraktikumpersiapkanalatdanbahan yang akan di gunakan, sterilisasibahandanalat agar terhindardaribakteri yang tidakdibutuhkan.
Untukasistenataudosenpembimbingpraktikumsebaiknyamenjelaskanulangprosedurpraktikum agar tidakterjadikesalahan fatal
Daftar pustaka
Nurohaianah et al, 2007. Media .Jakarta : UI Press.
Dwidjoseputro. 1964. Dasar – dasarMikrobiologi. Jakarta :Djambatan
Djide,2006, http://renataemily.wordpress.com/2009/11/06/isolasi-inkubasi-dan- inokulasi
Fathir,Fuad. 2009. Media pertumbuhanmikroba.http://fuadfathir.blogspot.com/
Waluyo, L.2005. MikrobiologiUmum.cet. kedua. UMM Press. Malang.
Lampiran
Mortar Erlenmeyer Na
Sampel Yang Dibungkus GelasUkur LarutanSampel
TabungReaksi TimbanganAnalit cawan petri
Langganan:
Postingan (Atom)