Rabu, 04 Desember 2019

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENGEMASAN "UJI MUTU KERTAS"

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Didalam pengemasan bahan pangan terdapat dua macam wadah, yaitu wadah utama atau wadah yang langsung berhubungan dengan bahan pangan dan wadah kedua atau wadah yang tidak langsung berhubungan dengan bahan pangan. Wadah utama harus bersifat non toksik dan inert sehingga tidak terjadi reaksi kimia yang dapat menyebabkan perubahan warna, flavour dan perubahan lainnya. Selain itu, untuk wadah utama biasanya diperlukan syarat-syarat tertentu bergantung pada jenis makanannya, misalnya melindungi makanan dari kontaminasi, melindungi kandungan air dan lemaknya, mencegah masuknya bau dan gas, melindungi makanan dari sinar matahari, tahan  terhadap tekanan atau benturan dan transparan.
Kertas sering digunakan senbagai pembungkus utama. Cara pembuatannya yang berbeda menyebabkan kekuatannya juga berbeda, terutama ketahanannya terhadap air dan minyak. Ada dua jenis kertas utama yang digunakan, yaitu kertas kasar dan kertas lunak. Kertas yang digunakan sebagai kemasan adalah jenis kertas kasar, sedangkan kertas halus digunakan untuk kertas tulis yaitu untuk buku dan kertas sampul. Kertas kemasan yang paling kuat adalah kertas kraft dengan warna alami yaitu dibuat dari kayu lunak dengan proses sulfat. Kemasan kertas yang berupa kemasan fleksibel yaitu kertas kraft, kertas glasin dan lilin. Wadah-wadah kertas kaku terdapat dalam bentuk karton, kotak dan box yang terbuat dari paper board, kertas laminasi, corrugated board dan berbagai jenis board dari kertas khusus.
Kemasan kertas bisa berfungsi sebagai kemasan primer yang kontak langsung dengan produk atau sebagai kemaasan sekunder, tersier bahkan kuartener yang pada pokonya adalah berfungsi melindungi produk dari kerusakan. Kertas terutama terdiri dari serat selulosa yang diperoleh dari kayu atau bahan selulosa lainnya yang melalui proses pembuatan pulp. Sifat pengemasan kertas sangat beragam, tergantung pada proses pengolahan dan pada perlakuan mekanis dan bahan pengikat. Sifat daya serap air dipengaruhi oleh sizer dan filter. Sizer akan mengubah sifat hidrofilik selulosa menjadi hidrofobik sehingga kemanapun penyerapan airnya akan berkurang.



1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui mutu kertas berdasarkan ketebalan kertas, formasi ketahanan kertas terhadap air dan minyak, serta ketahanan terhadap lipatan.
h


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Kemasan
Kemasan  adalah segala material yang digunakan untuk mengemas suatu benda atau produk agar dapat diterima oleh konsumen dalam keadaan baik.definisi kemasan menurut UU no 7 tahun (1996) tentang pangan yaitu bahan yang digunakan untuk mewadahi atau membungkus pangan, baik yang bersentuhan lansung dengan pangan maupun tidak. Fungsi dasar dari kemasan adalah mempertahankan  dan melindungi isi produk serta menjadi representasi dari sebuah produk yang ada didalamnya. Seiring pola perubahan prilaku konsumen yang memandang memamfaatkan kemasan, fungsi kemasan berkembang menjadi kompleks, kemasan moderen harus berfungsi sebagai bagian dari daya saing pasar dan pedagangan eceran yang semakin meningkat. Kemasan makanan meliputi logam, kertas,plastik, foil, peti kayu, katun atau kain goni (Emanauli, 2013).

3.2 Kemasan Kertas
Kertas adalah kemsan yang pertamaditemukan sebelum plastik dan logam. Saat ini kertas masih banyak digunakan dan mampu bersaing dengan kemasan lain seperti plastik dan logam karena harganya yang murah mudah diperoleh dan penggunaannya yang luas. Selain sebagai kemasan kertas juga berfungsi sebagai media koonitordasn media cetak. Kelemahan kemasan kertas untuk mengemas bahan pangan adalah sifanya yang sensitif terhadap air dan mudah dipengaruhi oleh kelembaban udara lingkungan. Sifat-sifat kemasan kertas sangat tergantung pada proses pembuatan dan perlakuan tambahan pada proses pembuatannya. Kemasan kertas dapat berupa kemasan fleksibel atau kemasan kaku. Jenis kemasan ketas yang dapat digunakan sebagai kemasan fleksibel adalah kertas kraft dan kertas tahan lemak (grease proof). Glassin dan kertas lilin (waxed paper) atau kertas yang dibuat dari modifikasi kemasan kertas fleksibel. Kemasan kertas yang kaku terdapat dalam bentuk karton, kotak, drum, cawan - cawan yang tahan air, yang dapat dibuat dari paper board, kertas laminasi, corrugated board dan berbagai jenis board dari kertas khusus. Wadah kertas biasanya dibungkus lagi dengan bahan - bahan kemasan lain seperti plastik dan foil logam yang lebih bersifat protektif (Nurminah, 2002).
Bahan utama pembuat kertas adalah dari bahan-bahan yang mengandung selulosa dan sampai saat ini masih lebih dari 90% industri pulp di Indonesia berbahan baku kayu bulat, yang berasal dari hu tan alam. Selulosa adalah suatu polisakarida yang tak larut dalam air dan merupakan zat pembentuk kulit sel tanaman. Pulp adalah hasil pemisahan serat dari bahan baku berserat. Pulp dapat dibuat dari bahan kayu, non kayu, dan kertas bekas (waste paper). Secara umum prinsip pembuatan pulp merupakan proses pemisahan selulosa terhadap impurities bahan-bahan dari senyawa yang dikandung oleh kayu di antaranya lignin. Serat selulosa menunjukkan sejumlah sifat yang memenuhi kebutuhan pembuatan kertas (Indrawan, 2015).
Kertas merupakan struktur lembaran yang terbuat dari bahan tambahan dengan fungsi tertentu. Bagian terbesar kertas adalah pulp, sedangkan bahan lain tambahan hanya sedikit karena digunakan hanya untuk mendapatkan sifat tertentu. Pengujian terhadap kualitas kertas perlu dilakukan untuk menentukan jenis kertas yang tepat dalam penggunaannya. Kemasan kertas merupakan kemasan fleksibel yang pertama sebelum ditemukannya plastik dan aluminium foil. Saat ini kemasan kertas masih banyak digunakan dan mampu bersaing dengan kemasan lain seperti plastik dan logam karena harganya yang murah, mudah diperoleh dan penggunaannya yang luas. Selain sebagai kemasan, kertas juga berfungsi sebagai media komunikator dan media cetak. Kelemahan kemasan kertas untuk mengemas bahan pangan adalah sifanya yang sensitif terhadap air dan mudah dipengaruhi oleh kelembaban udara lingkungan (Julianti, 2006).
Dahlan (2011) Menyatakan jenis-jenis kertas adalah sebagai berikut:
Kertas glasin dan kertas tahan minyak (grease proof)
Kertas glasin dan kertas tahan minyak dibuat dengan cara memperpanjang waktu pengadukan pulp sebelum dimasukkan ke mesin pembuat kertas. Penambahan bahan-bahan lain seperti plastisizer bertujuan untuk menambah kelembutan dan kelenturan kertas, sehingga dapat digunakan untuk mengemas bahan-bahan yang lengket. Penambahan antioksidan bertujuan unttuk memperlambat ketengikan dan menghambat pertumbuhan jamur atau khamir. Kedua jenis kertas ini mempunyai permukaan seperti gelas dan transparan, mempunyai daya tahan yang tinggi terhadap lemak, oli dan minyak, tidak tahan terhadap air walaupun permukaan dilapisi dengan bahan tahan air seperti lak dan lilin. Kertas glasin digunakan sebagai bahan dasar laminat.
Kertas Perkamen
Kertas perkamen digunakan untuk mengemas bahan pangan seperti mentega, margarine, biskuit yang berkadar lemak tinggi, keju, ikan (basah, kering atau digoreng), daging (segar, kering, diasap atau dimasak), hasil ternak lain, the dan kopi. Sifat-sifat kertas perkamen adalah : mempunyai ketahanan lemak yang baik, mempunyai kekuatan basah (wet strength) yang baik walaupun dalam air mendidih, permukaannya bebas serat, tidak berbau dan tidak berasa, transparan dan translusid, sehingga sering disebut kertas glasin, tidak mempunyai daya hambat yang baik terhadap gas, kecuali jika dilapisi dengan bahan tertentu.
Kertas Lilin
Kertas lilin adalah kertas yang dilapisi dengan lilin yang bahan dasarnya adalah lilin parafin dengan titik cair 46-74oC dan dicampur polietilen (titik cair 100-124oC) atau petrolatum (titik cair 40-52oC). Kertas ini dapat menghambat air, tahan terhadap minyak/oli dan daya rekat panasnya baik. Kertas lilin digunakan untuk mengemas bahan pangan, sabun, tembakau dan lain-lain.
Daluang (Container board)
Kertas daluang banyak digunakan dalam pembuatan kartun beralur. Ada dua jenis kertas daluang, yaitu: line board disebut juga kertas kraft yang berasal dari kayu cemara (kayu lunak), corrugated medium yang berasal dari kayu keras dengan proses sulfat.
Chipboard
Chipboard dibuat dari kertas koran bekas dan sisa-sisa kertas. Jika kertas ini dijadikan kertas kelas ringan, maka disebut bogus yaitu jenis kertas yang digunakan sebagai pelindung atau bantalan pada barang pecah belah. Kertas chipboard dapat juga digunakan sebagai pembungkus dengan daya rentang yang rendah. Jika akan dijadikan karton lipat, maka harus diberi bahan-bahan tambahan tertentu.
Tyvek
Kertas tyvek adalah kertas yang terikat dengan HDPE (high density polyethylene). Dibuat pertama sekali oleh Du Pont dengan nama dagang Tyvek. Kertas tyvek mempunyai permukaan yang licin dengan derajat keputihan yang baik dan kuat, dan sering digunakan untuk kertas foto. Kertas ini bersifat: no grain yaitu tidak menyusut atau mengembang bila terjadi perubahan kelembaban, tahan terhadap kotoran, bahan kimia, bebas dari kontaminasi kapang dan mempunyai kemampuan untuk menghambat bakteri ke dalam kemasan.
Kertas Soluble
Kertas soluble adalah kertas yang dapat larut dalam air. Kertas ini diperkenalkan pertama sekali oleh Gilbreth Company, Philadelphia dengan nama dagang Dissolvo. Digunakan untuk tulisan dan oleh FDA (Food and Drug Administration) tidak boleh digunakan untuk pangan. Sifat-sifat kertas soluble adalah kuat, tidak terpengaruh kelembaban tetapi cepat larut di dalam air.
Kertas Plastik
Kertas plastik dibuat karena keterbatasan sumber selulosa. Kertas ini disebut juga kertas sintetis yang terbuat dari lembaran stirena, mempunyai sifat-sifat sebagai berikut: daya sobek dan ketahanan lipat yang baik, daya kaku lebih kecil daripada kertas selulosa, sehingga menimbulkan maslaah dalam pencetakan label, tidak mengalami perubahan bila terjadi perubahan kelembaban (RH), tahan terhadap lemak, air dan tidak dapat ditumbuhi kapang. Dapat dicetak dengan suhu pencetakan yang tidak terlalu tinggi, karena polistirena akan lunak pada suhu 80oC.
BAB III
METODOLOGI


3.1 Waktu Dan Tempat
Praktikum dilaksanakan pada hari kamis 19 September 2019 pukul 10.00 wib - selesai. Tempat pelaksanaan praktikum berada di Laboratorium fisika, Fakultas Teknologi Pertanian. Universitas Jambi.
3.2 Alat Dan Bahan
Alat yng digunakan dalam praktikum ini meliputi cup, micrometer skrup, alat tulis, gunting, jangka sorong dan stopwatch. Sedangkan bahan yang digunakan meliputi minyak goring, air, kertas buffalo, Koran, tissue, origami, kertas manila, karton, kertas roti, Hvs, kardus, doube folio, bungkus nasi dan kertas Jagung.

3.3 Prosedur Kerja
Hal yang dilakukan adalah, diukur kertas menggunakan micrometer skrup lalu dicatat, untuk bagian ketebalan kertas. Pada perlakuan formasi kertas, dilihat kertas dengan cara menerawang ke cahaya, lalu diamati ada tidaknya serat dan dicatat hasilnya. Yang ketiga parameter ketahanan kertas terhadap air dan minyak, dengan cara diletakkan kertas dalam air atau minyak, dicatat waktu tembus air dan minyak. Selanjutnya untuk mengetahui ketahanan kertas terhadap lipatan, dengan cara dilipat kertas sampai tidak bisa dilipat, diamati ketahanan lipatan pada kertas tersebut.
Parameter utama yang di uji adalah ketebalan kertas, ketebalan kertas di dapat dengan cara mengukur menggunakan jangka sorong dengan melakukan pengulangan sebanyak dua kali bertujuan hasil diperoleh lebih valid serta jangka sorong di kalibrasi terlebih dahulu. Menurut Herman (2014), pengukuran berulang merupakan pengukuranyang dilakukan pada obyek yang sama dan dengan melakukan pengulangan dengan alat yang samai, dengan  berulang kali untuk memperkecil keerroran. 
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil
Tabel 1. Hasil Uji Mutu Kemasa Kertas
NO Jenis Kertas Parameter
Ketebalan Formasi Ketahanan terhadap Air Ketahanan terhadap Minyak Ketahanan terhadap Lipatan
1 Kertas HVS 0,125 mm Berserat 1 jam 2 menit 23 detik 1,55 detik Tidak robek atau koyak
2 Kertas Karton 0,5 mm Berserat 16 menit 24,34 detik 8 detik Tidak robek atau koyak
3 Kertas Kardus 1,65 mm Tidak berserat 6 jam 1 menit 2 detik Tidak robek atau koyak
4 Kertas Roti 0,2 mm Berserat Tidak menyerap air Tidak menyerap minyak Tidak robek atau koyak

4.2 Pembahasan
Praktikum uji mutu kemasan kertas bertujuan untuk mengetahui mutu kertas berdasarkan ketebalan kertas, farmasi, ketahanan, kertas terhadap air dan minyak, serta ketahanan terhadap lipatan. Kemasan kertas yang di uji adalah kertas HVS, karton, kardus, dan kertas roti. 
Parameter pertama yang di uji adalah ketebalan kertas, ketebalan kertas di dapat dengan cara mengukur dengan menggunakan jangka sorong dengan melakukan pengulangan sebanyak dua kalibertujuan hasil yang diperoleh lebih valid serta jangka sorong yang dikalibrasi terlebih dahulu. Menurut herman (2014), pengukuran berulang merupakan pengukuran yang dilakukan pada obyek yang sama dengan alat yang sama dengan berulang kali untuk memperkecil ke erroran. Hasil dari pengukuran berulang pada kertas HVS diperoleh rata ratanya 0,125 mm, kertas karton adalah 0,5 mm, kertas kardus adalah 1,65 mm, dan kertas roti adalah 0,2 mm. pada kertas HVS, kertas karton dan kertas roti memiliki ukuran yang hampir sama, sedangkan kardus lebih tebal dari ke tiga kertas tersebut, karna kertas terbuat dari serat yang telah ditambah beberapa bahan tambahan dan pengepresan sehingga kertas berukuran sangat tipis, tetapi kardus memiliki ukuran yang tebal karena kardus terdiri dari beberapa lapisan kertas sehingga kardus sangat bagus digunakan sebagai kemasan. Menurut tarigan (2013), kertas adalah bahan yang tipis dan rata, yang dihasilkan dengan kompresi serat yang berasal dari pulp yang telah mengalami pengerjaan penggilingan, ditambahkan beberapa bahan tambahan yang saling menempel dan jalir menjalir. Sifat sifat kertas sangat tergantung pada proses pembuatan dan perlakuan tambahan pada proses pembuatan nya.
Parameter kedua yang diuji adlah formasi kertas, ini diuji dengan cara pemberian cahaya dari kertas. Jika kertas yang di berikan cahaya terlihat seperti benang benang maka kertas tersebut mengandung atau terbuat dari serat. Kertas HVS, karton dan kertas roti dari hasil pengujian terlihat serat serat saat pemberian cahaya, sedangkan karton tidak terlihat serat saat pemberian cahaya. Menurut tarigan (2013), kertas terbuat dari serat yang berasal dari pulp yang mengalami penggilingan sehingga menjadi tipis dan rata. Menurut Syarief (1989), kardus terbuat dari dua lapisan linear di permukaan atas dan bawah dari kertas bergelombang yang di beri nama corrugated board atau karton bergelombang, karton ini berwarna coklat kuning dan keabu abuan yang mempunyai serat serat selulosa yang relatife panjang. Maka dari itu saat pemberian cahaya pada kardus tidak terlihat serat seratnya karna berwarna coklat dan terdiri dari lapisan.
Parameter ketiga yang diuji adalah ketahanan terhadap air, dengan cara memotong kertas 2 cm x 2cm kemudian diletakan pada permukaan air lalu si hitung lama kertas dapat menyerap air. Pada kertas HVS terjadi penyerapan selama 1 jam2 menit 23 detik, kertas karton 16 menit 24 detik, kardus 16 jam dan kertas roti tidak menyerap air. Adanya perbedaan ini disebabkan adanya berbedaan pada proses pembuatan kertas serta bahan tambahan yang diberikan. Sefat daya serap air dipengaruhi oleh sizer dan filler. Menurut Nurminah (2002), sizing umumnya digunakan untuk memberikan ketahanan resistensi air. Sizer adalah bahan penolong yang ditambahkan sebelum atau sesudah pembuatan lembaran kertas untuk meningkatkan ketahanan kertas terhadap cairan. Menurut Adriana (1998) sizer akan  mengubah sifat hidrofilik sehingga kemampuan penyerapan airnya berkurang.penetrasi yang paling cepat terajdi pada kertas karton, karena tidak memiliki kerapatan yang padat sehingga mengalami osmosis yang cepat pada karton (Jagor,2009). Sedangkan kertas roti tidak menyerap air,karena kertas roti diberi tambahan sizer yang merupakan bahan yang memberikan resistensi terhadap air (Andriana,1998)
Parameter ke 4 yang diuji adalah ketahanan terhadap minyak, yang memiliki peralakuan yang sama dengan air. Dan hasil perlakuan dari kertas HVS dapat menyerap minyak selama 1,55 detik, kertas karton 8 detik, kardus 1 menit 2 detik sedangkan pada kertas roti tidak menyerap minyak, adanya penyerapan ini sama hal nya dengan air, karena bedanya proses pembuatan dan bahan tambahan yang di berikan pada kertas. Menurut Julianti (2007), kertas roti dapat tahan terhadap minyak karna dibuat dengan proses sulfat sehingga tahan terhadap minyak. Selain proses sulfat ada pembuatan kertas terhadap proses siting.
Parameter ke 5 yang di uji adalah ketahan terhadap lipatan, di uji dengan cara melipat semua kertas hingga kertas tersebut tidak dapat dilipat lagi, kemudian dibuka lipatan. Dari hasil pengujian bahwa kertas HVS, karton, kardus dan kertas roti semuanya tidak robek, karena memiliki kelenturan dari serat serat yang menyusun kertas. Menurut Nurminah (2002), kertas terbuat dari serat selulosa atau fiber secara teratur dan terkumpul dalam satu arah tarikan sehingga kekuatan ynag dibutuhkan untuk memutuskan kertas tersebut lebih besar.
Dari semua pengujian parameter kertas yang bagus digunakan untuk kemasan adalah kardus dan kertas roti, kardus memiliki tingkat ketebalan yang tinggi, lumayan tahan terhadap air dan minyak serta tidak mudah robek sehingga  bagus digunakan untuk kemasan tersier dan skunder. Sedangkan kertas roti, sangat tahan terhadap air dan minyak sehingga sangat efisien digunakan sebagai kemasan primer. 
  


BAB V
PENUTUP


5.1 Kesimpulan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui mutu kertas berdasarkan ketebalan kertas, formasi, ketahanan kertas terhadap air dan minyak, serta ketahanan terhadap lipatan. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa, kertas yang paling tebal adalah kardus dan yang pling tipis adalah roti. Berdasarkan formasi semua kertas berserat tetapi saat diberikan cahaya kardus tidak terlihat seratnya, berdasarkan ketahanan terhadap air dan minyak yang paling bagus adalah kertas roti, karna resistensi terhadap air dan minyak kemudian kertas kardus. Berdasarkan ketahanan terhadap lipatan semua kertas bagus karena tidak robek atau koyak saat melakukan pengujiaan. 

5.2 Saran
Saran pada praktikum kali ini adalah saat pengujian pengukuran ketebalan kertas sebaiknya lebih teliti agar data valid.
DAFTAR PUSTAKA

Andriana, 1998. Teknologi Pengemasa Pangan. Bandung: UNPAD
Dahlan, Hatta. 2011. Pengolahan Limbah Kertas Menjadi Pulp Sebagai Bahan Pengemas Produk Agroindustri. Prosiding Seminar Nasional AVoER ke-3. 26-27 Oktober 2011. Universitas Sriwijaya: 280-281.
Emanauli, 2013. Materi Perkuliahan Teknologi Pengemasan dan Penyimpanan. Fakultas Teknologi Pertanian. Universitas Jambi: Jambi
Herman, 2014. Pengukuran Berulang. Jakarta: Gramedia
Indrawan, Dian Anggraini. 2015. “Pembuatan Pulp untuk Kertas Bungkus dari Bahan Serat Alternatif”. Jurnal penelitin Hasil Hutan. Vol.33. No.4:283-302.
Jagor, 2009. Difusi, Osmosis dan Imbisi. Jakarta: Gramedia 
Julianti, Elisa. 2006. Teknologi Pengemasan. Fakultas Pertanian. Universitas Sumatra Utara. Sumatra Utara
Millati, 2010. Penuntun Paktikum Teknologi Pengemasan Dan Penyimpanan. Banjar Baru: Universitas Lambung Mangkurat
Nurminah, M. 2002. Penelitian Sifat Berbagai Bahan Kemasan Plastik dan Kertas Serta Pengaruhnya pada Bahan yang Dikemas. Jurnal pada USU Digital Library. Universitas Sumatera Utara. Medan.
Rochlan, 1990. Kemasan Karton Dalam Industi Pangan. Jakarta: Seminar Pengemasan
Syarief, 1989. Teknologi Pengemasan Pangan. Bogor: IPB
Tarigon, 2013. Pembuatan Dan Karakterisasi Kertas Dengan Bahan Baku Tandan Kosong Kelapa Sawit. Jurnal Fisika FMIPA. Universitas Sumatra Utara
Winarno, 1983. Gizi Pangan, Teknologi Dan Kosumsi. Jakarta: Gramedia









LAMPIRAN


Gambar 1. Uji daya serap kardus terhadap minyak  
Gambar 2. Uji daya serap kertas HVS terhadap minyak  
Gambar 3. Uji daya serap kertas roti terhadap minyak  
Gambar 4. Uji daya serap kertas karton terhadap minyak

Gambar 5. Uji ketahanan lipatan kardus  
Gambar 6. Uji ketahanan lipatan kertas roti  
Gambar 7. Uji ketahanan lipatan kertas karton  
Gambar 8. Uji ketahanan lipatan kertas HVS

Gambar 9. Uji Formasi kertas karton   Gambar 10. Uji Formasi kertas roti   Gambar 11. Uji Formasi kardus   Gambar 12. Uji Formasi kertas HVS

Gambar 13. Uji daya serap  kertas roti terhadap air   Gambar 14. Uji daya serap kertas HVS terhadap air   Gambar 15. Uji daya serap kardus terhadap air   Gambar 16. Uji daya serap kertas karton terhadap air


Tidak ada komentar:

Posting Komentar