LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI FERMENTASI
“PEMBUATAN TAPE”

Dosen pengampu:
Ir. SURHAINI, M.P
Disusun Oleh :
ANGRA ASMINDRA
PRATAMA
J1A116060
JURUSAN TEKNOLOGI
HASIL PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI
PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2018
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bioteknologi
adalah pemanfaatan mikroorganisme untuk menghasilkan suatu produk yang dapat
digunakan oleh manusia. Bioteknologi dibagi dua yaitu bioteknologi konvensional
dan bioteknologi modern. Bioteknologi konvensional biasanya menggunkan
mikroorganisme berupa bakteri, jamur dan lain-lain. Sedangkan bioteknologi
modern biasanya menggunakan teknologi-teknologi yang dapat membantu kita dalam
proses pengkloningan kultur jaringan.
Pengolahan
makanan dengan cara fermentasi merupakan jenis pengolahan makanan yang cukup
tua. Indonesia sangat kaya akan produk-produk pangan hasil fermentasi. Salah
satu contohnya adalah tape.
Tape merupakan
makanan fermentasi tradisional yang sudah tidak asing lagi. Tape bisa dibuat
dari beras, dari ketan atau dari singkong. Berbeda dengan makanan fermentasi
lain yang hanya melibatkan satu mikroorganisme yang berperan utama seperti
tempe atau menuman alkohol. Pembuatan tape melibatkan banyak mikroorganisme.
1.2 Tujunan
Untuk
mengetahui proses pembuatan tape dan untuk mengetahi konsentrasi ragi terbaik
dalam pembuatan tape.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tape
Tape merupakan
salah satu makanan tradisional indonesia yang dihasilkan dari proses fermentasi
bahan pangan berkarbohidrat atau sumber
pati, yang melibatkan ragi di dalam
proses pembuatannya (Astawan dan Mita, 1991).
Dalam proses
fermentasi tape, digunakan beberapa
jenis mikroorganisme seperti Saccharomyces cerevisiae, rhizopus oryzae,
endomycosis burtoni, nucor sp., candida utilis, pediococus dan sebagainya
(Ganjar, 2003).
2.2 Ragi Tape
Ragi merupakan
starter yang digunakan untuk pembuatan produk fermentasi. Ragi tape umumnya
memiliki bentuk pipih dengan diameter 4-5 cm dan ketebalan 0,5 cm (Hidayat et.
al, 2006).
Jumlah ragi
atau starter yang digunakan mempengaruhi proses fermentasi tape, apabila jumlah
ragi terlalu sedikit maka menghambat mikroorganisme dalam proses fgermentasi
tape, sedangkan jumlah ragi yang terlalu banyak justru akan memperlambat proses
fermentasi tape (Astawan dan Mita, 1991).
2.3 fermentasi
Fermentasi
adalah suatu proses perubahan kimia pada substerat organik sebagai akibat
aktivasi enzim yang dihasilkan oleh mikroba, namun dalam beberapa hal
fermentasi dapat berlangsung tanpa melibatkan mikroorganisme. Terjadinya
fermentasi ini maka bahan mengalami perubahan rasa, aroma, tekstur dan warna
(Novary, 1999).
BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu Dan Tempat
Praktikumfermentasi
tape singkong dilakukan pada hari kamis, 04 oktober 2018 pada pukul 10.00 –
12.00 yang bertempat di laboratorium pengolahan, Fakultas Teknologi Pertanian,
Universitas Jambi.
3.2 Alat Dan Bahan
Alat yang
digunakan pada praktikum fermentasi tape singkong ini yaitu wadah atau baskom,
timbangan, panci, pisau, daun pisang dan karet pengikat.
3.3 Prosedur Kerja
Pertama
siapkan alat dan bahan yang akan digunakan selanjutnya kupas singkong tersebut
untuk menghilangkan kulitnya lalu singkong dicuci dan dikukus hingga empuk.
Setelah dingin maka tambahkan ragi sesuai dengan konsentrasi yang telah
ditentukan. Setelah ragi ditabur merata lakukan pengemasan pada singkong
tersebut menggunakan daun pisang, fermentasi singkong tersebut dan lakukan uji
organoleptik.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel 1. Hasil Perlakuan
Kelompok
|
Perlakuan
|
Parameter
|
|||
Rasa
|
Aroma
|
Alkohol
|
Tekstur
|
||
1
|
Ragi 2,5 %
|
Sangat Asam, Pahit
|
Khas Tape
|
Terasa
|
Keras
|
2
|
Ragi 5 %
|
Asam, Pahit
|
Sedikit Khas Tape
|
Tidak Terasa
|
Agak Keras
|
3
|
Ragi 7,5 %
|
Asam Sedikit Manis
|
Khas Tape
|
Terasa
|
Lembut
|
4
|
Ragi 10 %
|
Agak Asam, Manis
|
Khas Tape
|
Sangat Terasa
|
Lembut
|
4.2 Pembahasan
Dari hasil
praktikum dapat kita lihat bahwa dari segi uji hedonik konsentrasi ragi 0,7%
banyak disukai. Tape singkong adalah tape yang dibuat dari singkong yang
difermentasi. Makanan ini populer di jawa dan dikenal diseluruh tempat, mulai
dari jawa barat hingga jawa timur.
Pembuatan tape
melibatkan umbi singkong sebagai substrat dan ragi tape (saccharomyces
cerevisiae) yang dibalurkan pada umbi yang telah dikupas kulitnya. Tape ini
dibuat dengan cara fermentasikan selama 2-3 hari, dengan bantuan bakteri saccaromyces
cerevisiae.
Hal yang harus
diperhatikan atau hal yang terpenting dalam pembuatan tape adalah pada saat
pemberian ragi. Pemberian ragi harus merata dan dalam persentase yang pas terhadap
bahan yang akan digunakan.
Reaksi dalam
fermentasi singkong menjadi tape adalah glukosa yang merupakan gula sederhana,
melalui fermentasi akan menghasilkan etanol, reaksi fermentasi ini dilakukan
oleh ragi dan digunakan pada produksi makanan.
Pada praktikum
kali ini mengalami kegagalan pada hasil kemungkinan dikarenakan kurangnya
matang bahan pada proses pemaskan sehingga hasil tape tersebut menjadi keras
tidak seperti tape biasanya.
BAB V
PENUTUP
Proses
pembuatan tape bermula dari perebusan ubi, dan setelah didinginkan ubi diberi
ragi dan setelah di suhu ruang selama 3 x 24 jam atau 3 hari bakteri yang
membantu proses fermentasi tape yaitu bakteri saccaromyces cerevisiae.
Pada tiap
perlakuan hasil terbaik adalah perlakuan dari ragi dengan konsentrasi 2,5 % dengan
rasa sangat asam, dan pahit dan juga untuk teksturnya keras.
5.2 Saran
Agar pembuatan
tape dapat berhasil dengan sempurna maka alat dan bahan yang digunakan haruslah
bersih serta perbandingan antara ubi dan ragi harus sesuai sehingga tape yang
dihasilkan manis dan fermentasi berjalan dengan sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
Kusumawati, Rohana dan Wigati Hadi Omegawati. 2013. Biologi untuk
SMA/MA kelas XII. Klaten : Intan Pariwara
Amin Muhammad. 1985. Pegangan Umum Bioteknologi. Jakarta : Departemen
Pendidikan Dan Kebudayaan
Maggy Themawidjaja. 1990.
Bioteknologi. Erlangga. Jakarta.
Lampiran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar