AKHLAK ANAK TERHADAP ORANGTUA DAN MURID TERHADAP GURU
Akhlak berasal dari bahasa arab yaitu alkhulq, al-khuluq yang mempunyai arti watak, tabiat. Secara istilah akhlak menurut Ibnu Maskawi adalah sesuatu keadaan bagi jiwa yang mendorong ia melakukan tindakan-tindakan dari keadaan itu tanpa melalui pikiran dan pertimbangan. Keadaan ini terbagi dua, ada yang berasal dari tabiat aslinya, ada pula yang diperoleh dari kebiasaan yang berulang-ulang. Boleh jadi, pada mulanya tindakan itu melalui pikiran dan pertimbangan, kemudian dilakukan terus menerus, maka jadilah suatu bakat dan akhlak.
A. Akhlak terhadap orang tua
Orang tua adalah penyebab perwujudan kita. Kalaulah mereka itu tidak ada, kitapun tidak akan pernah ada. Kita tahu bahwa perwujudan itu disertai dengan kebaikan dan kenikmatan yang tak terhingga banyaknya., plus berbagi rizki yang kita peroleh dan kedudukan yang kita raih. Orang tua sering kali mengerahkan segenap jerih paya mereka untuk menghindarkan bahaya dari diri kita. Mereka bersedia kurang tidur agar kita bisa beristirahat. Mereka memberikan kesenangan-kesenangan kepada kita yang tidak bisa kita raih sendiri. Mereka memikul berbagai penderitaan dan mesti berkorban dalam bentuk yang sulit kita bayangkan.
Dengan demikian, menghardik kedua orang tua dan berbuat buruk kepada mereka tidak mungkin terjadi kecuali dari jiwa yang bengis dan kotor, berkurang dosa, dan tidak bisa diharap menjadi baik. Sebab, seandainya seseorang tahu bahwa kebaikan dan petunjuk allah mempunyai peranan yang sangat besar, tentunya siapa tahu pula bagaimana harus berbuat baik kepada orang yang semestinya diperlakukan dengan baik., bersikap mulia terhadap orang yang telah membimbing, berterima kasih kepada orang yang telah memberikan kenikmatan sebelum dia sendiri bisa mendapatkannya, dan yang telah melimpahinya dengan berbagai kebaikan yang tak mungkin bisa di balas. Orang tua adalah orang\orang yang bersedia berkorban demi anaknya, tanpa memperdulikan apa balasan yang akan diterimanya.
1. Kewajiban kepada ibu
Kalau ibu merawat jasmani dan rohaninya sejak kecil secara langsung, maka bapak pun merawatnya, mencari nafkahnya, membesarkannya, mendidiknya dan menyekolahkannya, disanping dusaha ibu. Kalau mulai menganduna sampai masa muhariq (masa dapat membedakan mana yang baik dan buruk), seorang ibu sangat berperan, maka setelah mulai memasuki masa belajar, ayah lebih tampak kewajibannya, mendidiknya dan mempertumbuhkannya menjadi dewasa, namun apabila dibandingkan antara berat tugas ibu dengan ayah, mulai mengandung sampai dewasa dan sebagaimana perasaan ibu dan ayah terhadap putranya, maka secara perbandingan, tidaklah keliru apabila dikatakan lebih berat tugas ibu dari pada tugas ayah. Coba bandingkan, banyak sekali yang tidak bisa dilakukan oleh seorang ayah terhadap anaknya, yang hanya seorang ibu saja yang dapat mengatasinya tetapi sebaliknya banyak tugas ayah yang bisa dikerjakan oleh seorang ibu. Barangkali karena demikian inilah maka penghargaan kepada ibunya. Walaupun bukan berarti ayahnya tidak dimuliakan, melainkan hendaknya mendahulukan ibu daripada mendahulukan ayahnya dalam cara memuliakan orang tua.
2. Berbuat baik kepada ibu dan ayah, walaupun keduanya lalim
Seorang anak menusut ajaran islam diwajibkan berbuat baik kepada ibu dan ayahnya, dalam keadaan bagaimanapun. Artinya jangan sampai si anak menyinggung perasaan orang tuanya, walaupun seandainya orang tua berbuat lalim kepada anaknya, dengan melakukan yang tidak semestinya, maka jangan sekali-kali si anak berbuat tidak baik, atau membalas, mengimbangi ketidakbaikan orang tua kepada anaknya, allah tidak meridhainya sehingga orang tua itu meridhainya.
Menurut ukuran secara umum, si orang tua tidak sampai akan aniaya kepada ananya. Kalaulah itu terjadi penaniayaan kepada orang tua kepada anaknya adalah disebakan perbuatan si anak itu sendiri yang menyebabkan marah dan aniayanya orang tua kepada anaknya. Didalam kasus demikian seandainya si orang tua marh kepada anaknya dan berbuat aniaya sehingga ia tiada ridha kepada anaknya, allah pun tidak meridhai si anak tersebut lantaran orang tua.
3. Berkata halus dan mulia kepada ibu dan ayah
Segala sikap orang tua terutama ibu memberikan refleksi yang kuat terhadap sikap si anak. Dalam hal berkata pun demikian. Apabila si ibu sering menggunakan kata-kata halus kepada anaknya, si anak pun akan berkata halus. Kalau si ibu atau ayah sering mempergunakan kata-kata yang kasar, si anakpun akan mempergunakan kata-kata kasar, sesuai yang digunakan oleh ibu dan ayahnya. Sebab si anak mempunyai insting menir yang lebih mudah ditiru adalah orang yang terdekat dengannya, yaitu orang tua, terutama ibunya. Agar anak berlaku lemah lembut dan sopan kepada orang tuanya, harus dididik dan diberi contoh sehari-hari oleh orang tuanya bagaimana sianak berbuat, bersikap, dan berbicara. Kewajiban anak kepada orang tuanya menurut ajaran islam harus berbicara sopan, lemah-lembut dan mempergunakan kata-kata mulia.
4. Berbuat baik kepada ibu dan ayah yang sudah meninggal dunia
Bagaimana berbuat baik seorang anak kepada ibu dan ayahnya yang sudah tiada. Dalam hal ini menurut tuntunan ajaran islam sebagaimana yang disiarkan oleh rasulullah dari Abu usaid :
Artinya : Abu usaid berkata
:”kami pernah berada pada suatu majelis bersama nabi, seorang bertanya kepada rasulullah: wahai rasulullah, apakah ada sisa kebajikan setelah keduanya meninggal dunia yang aku untuk berbuat sesuatu kebaikan kepada kedua orang tuaku. “rasulullah bersabda: ”ya, ada empat hal :mendoakan dan memintakan ampun untuk keduanya, menempati / melaksanakan janji keduanya, memuliakan teman-teman kedua orang tua, dan bersilaturrahim yang engkau tiada mendapatkan kasih sayang kecuali karena kedua orang tua.
Hadist ini menunjukkan cara kita berbuat baik kepada ibu dan ayah kita, apabila beliau-beliau itu sudah tiada yaitu:
Mendoakan ayah ibu yang telah tiada itu dan meminta ampun kepada allah dari segala dosa orang tua kita.
Menepati janji kedua ibu bapak. Kalau sewaktu hidup orang tua mempunyai janji kepada seseorang, maka anaknya harus berusaha menunaikan menepati janji tersebut. Umpamanya beliau akan naik haj, yang belum sampai melaksanakannya. Maka kewajiban anaknya menunaikan haji orang tua tersebut.
Memuliakan teman-teman kedua orang tua. Diwaktu hidupnya ibu atau ayah mempunyai teman akrab, ibu atau ayah saling tolong-menolong dengan temannya dalam bermasyarakat. Maka untuk berbuat kebajikan kepada kedua orang tua kita yang telah tiada, selain tersebut di atas, kita harus memuliakan teman ayah dan ibu semasa ia masih hidup.
Bersilalaturrahmi kepada orang yang kita mempunyai hubungan karena kedua orang tua. Maka terhadap orang yang dipertemukan oleh ayah atau ibu sewaktu masih hidup, maka hal itu termasuk berbuat baik kepada ibu dan bapak kita yang sudah meninggal dunia.
Tetapi bagaimana jikalau kita ingin berbuat baik kepada ibu dan ayah serta patuh terhadapnya, terkadang perintah yang di berikannya tidak sesuai dengan ketentuan islam.
Adapun cara menghadapi perintah kedua orang tua yang bertentanga dengan ajaran islam:
Jika suatu saat kamu disuruh berbohong oleh ibu atau ayah, sebaiknya katakan kepada keduanya bahwasanya allah melihat kita.
Jangan sekali-kali membantah perintah orang tua dengan nada kesal dan ngotot, sebab tidak akan mambuahkan hasil. Akan tetapi hadapi dengan tenang dan penuh keyakinan dan percaya diri.
Ayah dan ibu itu manusia biasa yang tak luput dari kesalaha dan kekurangan. Jangan posisikan kedua orang tua seperti nabi yang tak pernah berbuat salah. Maafkan mereka, bila kita anggap cara dan perintah orang tua bertentangan dari hati nurani atau nilai-nilai yang kamu yakini kebenarannya.
B. Akhlak murid terhadap guru
Guru merupakan orang yang bejasa terhadap sang murid.dengan kata lain guru merupakan orang yang mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan kepada murid diluar bimbingan orang tua dirumah,sehingga akhlakul karima terhadap guru perlu di rerapkan sebagaimana akhlak kita terhadap orang tua.
Adapun kode etik terhadap guru meliputi :
Ibn jama’ah menyusun kode etik yaitu:
Murid harus mengikuti guru yang dikenal baik akhlak, tinggi ilmu dan keahlian, berwibawa, santun dan penyayang. Ia tidak mengikuti guru yang tinggi ilmunya tetapi tidak saleh, tidak waras, atau tercela akhlaknya.
Murid harus mengikuti dan mematuhi guru. Menurut ibn jama’ah rasa hina dan kecil di depan guru merupakan pangkal keberhasilan dan kemuliaan. Ia memberikan umpama lain, yaitu penuntut ilmu ibarat orang lari dari kebodohan seperti lari dari singa ganas. Ia percaya kepada orang penunjuk jalan lari.
Murid harus mengagungkan guru dan meyakini kesempurnaan ilmunya. Orang yang berhasil hingga menjadi ilmuwan besar, sama sekali tidak boleh berhenti menghormati guru.
Murid harus mengingat hak guru atas dirinya sepanjang hayat dan setelah wafa. Ia menghormati sepanjang hidup guru, meski wafat. Murid tetap mengamalkan dan mengembangkan ajaran guru.
Murid bersikap sabar terhadap perlakuan kasar atau akhlak buruk guru. Hendaknya berusaha untuk memaafkan perlakuan kasar, turut memohon ampun dan bertaubat untuk guru.
Murid harus menunjukkan rasa berterima kasih terhadap ajaran guru. Melalui itulah ia mengetahui apa yang harus dilakukan dan dihindari. Ia memperoleh keselamatan dunia dan akhirat. Meskipun guru menyampaikan informasi yang sudah di ketahui murid, ia harus menunjukan rasa ingin tahu tinggi terhadap informasi.
Murid tidak mendatangi guru tanpa izin lebih dahulu, baik guru sedang sendiri maupun bersama orang lain. Jika telah meminta izin dan tidak memperoleh. Ia tidak boleh mengulangi minta izin. Jika ragu apakah guru mendengar suaranya, ia bisa mengulanginya paling banyak tiga kali.
Harus duduk sopan didepan guru. Missalnya, duduk bersila dengan tawadu’, tenang, diam, posisi duduk sedapat mungkin berhadapan dengan guru, atentif terhadap perkataan guru sehingga tidak membuat guru mengulangi perkataan. Tidak di benarkan berpaling atau menoleh tanpa keperluan jelas, terutama saat guru berbicara kepadanya.
Bekomunikasi dengan guru secara santun dan lemah- lembut. Ketika guru keliru baik khilaf atau karena tidak tahu, sementara murid mengetahui, ia harus menjaga perasaan agar tidak terlihat perubahan wajahnya. Hendaknya menunggu sampai guru menyadari kekeliruan. Bila setelah menunggu tidak ada indikasi guru menyadari kekeliruan, murid mengingatkan secara halus.
Jika guru mengungkapkan satu soal, atau kisah atau sepenggal sair yang sudah dihafal murid, ia harus tetap mendengarkan dengan antusias, seolah-olah belum pernah mendengar.
Murid tidak boleh menjawab pertanyaan guru meskipun mengetahui, kecuali guru memberi isyaratia memberi jawaban.
Murid harus mengamalkan tayamun (mengutamakan yang kanan). Ketika memberi sesuatu kepada guru. Harus menjaga sikap wajar, tidak terlalu dekat hingga jaraknya terkesan mengganggu guru. Tidak pula terlalu jauh hingga harus merentangkan tangan secara berlebihan yang mengesankan kurang serius
Sedikit yg bisa saya bagikan semoga bermanfaat bagi teman teman khususnya mahasiswa/i jurusan teknologi hasil pertanian. Silah kan di baca jangan lupa di follow trimakasih :)
Minggu, 30 April 2017
Rabu, 26 April 2017
SUSUNAN DAN CARA MEMBUAT ARTIKEL
SUSUNAN DAN CARA MEMBUAT ARTIKEL
artilkel adalah karangan faktual secara lengkap dengan panjang tertentu yang dibuat untuk dipublikasikan (melalui koran, majalah, buletin dan sebagainya ) dan bertujuan untuk menyampaikan gagasan dan fakta yang dapat meyakinkan memdidik dan menghibur.
SUSUSNAN ARTIKEL
susunan artikel itu adalah :
judul
gagasan - gagasan
objek - objek
pembahasan atau isi
kerangka
manfaat
kesimpulan
saran
daftar pustaka
penutup
CARA MEMBUAT ARTIKEL
PEMILIHAN ISU : isu ini harus hot, hangat, tren, dan yang sedang terjadi
PENGUMPULAN DATA : pengumpulah data bisa kita cari di buku, artikel, blog, dan situs
MENULIS JUDUL : judul harus menarik , judul pun tidak singkat sehingga si pembaca tertarik kepada artikel kita
MEMBUAT LIET YANG BAGUS : liet ini adalah paragraf yang pertama dalam artikel
MENGOLAH DATA
MEMBUAT ALUR TULISAN
MENUTUP DATA
artilkel adalah karangan faktual secara lengkap dengan panjang tertentu yang dibuat untuk dipublikasikan (melalui koran, majalah, buletin dan sebagainya ) dan bertujuan untuk menyampaikan gagasan dan fakta yang dapat meyakinkan memdidik dan menghibur.
SUSUSNAN ARTIKEL
susunan artikel itu adalah :
judul
gagasan - gagasan
objek - objek
pembahasan atau isi
kerangka
manfaat
kesimpulan
saran
daftar pustaka
penutup
CARA MEMBUAT ARTIKEL
PEMILIHAN ISU : isu ini harus hot, hangat, tren, dan yang sedang terjadi
PENGUMPULAN DATA : pengumpulah data bisa kita cari di buku, artikel, blog, dan situs
MENULIS JUDUL : judul harus menarik , judul pun tidak singkat sehingga si pembaca tertarik kepada artikel kita
MEMBUAT LIET YANG BAGUS : liet ini adalah paragraf yang pertama dalam artikel
MENGOLAH DATA
MEMBUAT ALUR TULISAN
MENUTUP DATA
Rabu, 19 April 2017
ekonomi pasar
PENGERTIAN EKONOMI PASAR
Sistem ekonomi pasar atau liberal adalah sebuah sistem dimana adanya kebebasan baik untuk produsen maupun konsumen untuk berusaha yang didalamnya tidak ada campur tangan pemerintah untuk mempengaruhi mekanisme pasar, jadi semua mekanisme pengaturan harga diserahkan ke pasar (tergantung mekanisme supply dan demand). Umumnya sistem ekonomi liberal di anut oleh negara-negara yang berada di kawasan barat (Amerika dan Eropa) seperti yang paling terkenal adalah negara adi daya Amerika Serikat yang belakangan terkena krisis keuangan. Ekonomi pasar (liberal) adalah teori ekonomi yang diuraikan oleh tokoh-tokoh penemu liberal klasik sepertiAdam Smith atau French Physiocrats Sistem ekonomi liberal tersebut mempunyai kaitannya dengan "kebebasan alami" yang dipahami oleh tokoh-tokoh ekonomi liberal klasik tersebut. Meskipun demikian, Smith tidak pernah menggunakan paham tersebut. Konsep dari ekonomi liberal ialah bergerak kearah suatu sistem ekonomi pasar bebas dan sistem berpaham perdagangan bebas.
Dalam sistem ekonomi ini ada beberapa asumsi yang mesti di penuhi agar sistem ini dapat berjalan seimbang. Asumsi – asumsi itu sebagai berikut :
1. Jumlah pengusaha banyak
2. Peluang berusaha sangat luas
3. informasi untuk berusaha sangat terbuka artinya tidak ada yang di tutup-tutupi jadi semua produsen maupun konsumen mengetahui tentang apa-apa yang terjadi dalam pasar.
Dalam sistem ini dikenal dengan adanya pasar bebas atau yang paling terkenal adalah pasar persaingan sempurna, maka dari itu asumsi- asumsi di atas sangat perlu di penuhi agar teciptanya suatu perekonomian yang stabil. Namun pada kenyataannyaasumsi-asumsi itu tidak terpenuhi sehingga banyak menimbulkan kesenjangan-kesenjangan diantara masyarakat. Kalau dilihat sepintas sistem perekonomian ini sangat sempurna untuk di terapkan dalam suatu negara karena sudah ada contoh yang jelas dari negara-negara barat yang telah jelas berhasil dan maju dalam hal perekonomiannya, tetapi di balik itu semua ternyata ada suatu kelemahan yang paling mendasar yaitu tentang persaingan itu sendiri dimana dalam system perekonomian liberal ini adanya persaingan bebas yang cenderung mengarah pada pembunuhan usaha apabila tidak bisa bersaing.
CIRI-CIRI EKONOMI PASAR (LIBERAL)
Ciri-ciri dari sistem ekonomi liberal antara lain :
• Semua sumber produksi adalah milik masyarakat individu.
• Masyarakat diberi kebebasan dalam memiliki sumber-sumber produksi.
• Pemerintah tidak ikut campur tangan secara langsung dalam kegiatan ekonomi.
• Masyarakat terbagi menjadi dua golongan, yaitu golongan pemilik sumber daya produksi dan masyarakat pekerja (buruh).
• Timbul persaingan dalam masyarakat, terutama dalam mencari keuntungan.
• Kegiatan selalu mempertimbangkan keadaan pasar.
• Pasar merupakan dasar setiap tindakan ekonomi.
• Biasanya barang-barang produksi yang dihasilkan bermutu tinggi.
KEUNTUNGAN DAN KELEMAHAN EKONOMI PASAR
Sistem ekonomi pasar selain memilki keuntungan juga mempunyai kelemahan, antara lain :
Keuntungan
Ada beberapa keuntungan dari suatu sistem ekonomi pasar (liberal), yaitu:
• Menumbuhkan inisiatif dan kreasi masyarakat dalam mengatur kegiatan ekonomi, karena masyarakat tidak perlu lagi menunggu perintah/komando dari pemerintah.
• Setiap individu bebas memiliki untuk sumber-sumber daya produksi, yang nantinya akan mendorong partisipasi masyarakat dalam perekonomian.
• Timbul persaingan semangat untuk maju dari masyarakat.
• Menghasilkan barang-barang bermutu tinggi, karena adanya persaingan semangat antar masyarakat.
• Efisiensi dan efektivitas tinggi, karena setiap tindakan ekonomi didasarkan motif mencari keuntungan.
Kelemahan
Selain ada keuntungan, ada juga beberapa kelemahan daripada sistem ekonomi pasar (liberal), adalah:
• Terjadinya persaingan bebas yang tidak sehat bilamana birokratnya korup.
• Masyarakat yang kaya semakin kaya, dan yang miskin semakin miskin.
• Banyak terjadinya monopoli masyarakat.
• Banyak terjadinya gejolak dalam perekonomian karena kesalahan alokasi sumber daya oleh individu.
• Pemerataan pendapatan sulit dilakukan, karena persaingan bebas tersebut.
Sitem ekonomi campuran
Sitem ekonomi campuran merupakan perpaduan antara sistem kapitalis dan sistem sosialis, yang mengambil garis tengah antara kebebasan dan pengendalian, yang berarti juga garis tengah antara peran mutlak negara/kolektif dan peran menonjol individu.
CIRI – CIRI SISTEM EKONOMI CAMPURAN
Adapun ciri – ciri system ekonomi campuran, yaitu:
1. Kegiatan ekonomi dilakukan oleh pemerintah dan oleh swasta.
2. Transaksi ekonomi terjadi di pasar, dan ada campur tangan pemerintah.
3. Ada persaingan serta masih ada control dari pemerintah.
4. Merupakan gabungan dari sistem ekonomi pasar dan terpusat
5. Barang modal dan sumber daya yang vital dikuasai oleh pemerintah
6. Pemerintah dapat melakukan intervensi dengan membuat peraturan, menetapkan kebijakan fiskal, moneter, membantu dan mengawasi kegiatan swasta.
Kebaikan dan kelemahan system ekonomi campuran
Kebaikan sistem ekonomi campuran, yaitu:
• Kebebasan berusaha
• Hak individu berdasarkan sumber produksi walaupun ada batas
• Lebih mementingkan umum dari pada pribadi
Kelemahan sistem ekonomi campuran, yaitu:
• Beban pemerintah berat dari pada beban swasta
• Pihak swasta kurang memaksimalkan keuntungan
Sistem ekonomi pasar atau liberal adalah sebuah sistem dimana adanya kebebasan baik untuk produsen maupun konsumen untuk berusaha yang didalamnya tidak ada campur tangan pemerintah untuk mempengaruhi mekanisme pasar, jadi semua mekanisme pengaturan harga diserahkan ke pasar (tergantung mekanisme supply dan demand). Umumnya sistem ekonomi liberal di anut oleh negara-negara yang berada di kawasan barat (Amerika dan Eropa) seperti yang paling terkenal adalah negara adi daya Amerika Serikat yang belakangan terkena krisis keuangan. Ekonomi pasar (liberal) adalah teori ekonomi yang diuraikan oleh tokoh-tokoh penemu liberal klasik sepertiAdam Smith atau French Physiocrats Sistem ekonomi liberal tersebut mempunyai kaitannya dengan "kebebasan alami" yang dipahami oleh tokoh-tokoh ekonomi liberal klasik tersebut. Meskipun demikian, Smith tidak pernah menggunakan paham tersebut. Konsep dari ekonomi liberal ialah bergerak kearah suatu sistem ekonomi pasar bebas dan sistem berpaham perdagangan bebas.
Dalam sistem ekonomi ini ada beberapa asumsi yang mesti di penuhi agar sistem ini dapat berjalan seimbang. Asumsi – asumsi itu sebagai berikut :
1. Jumlah pengusaha banyak
2. Peluang berusaha sangat luas
3. informasi untuk berusaha sangat terbuka artinya tidak ada yang di tutup-tutupi jadi semua produsen maupun konsumen mengetahui tentang apa-apa yang terjadi dalam pasar.
Dalam sistem ini dikenal dengan adanya pasar bebas atau yang paling terkenal adalah pasar persaingan sempurna, maka dari itu asumsi- asumsi di atas sangat perlu di penuhi agar teciptanya suatu perekonomian yang stabil. Namun pada kenyataannyaasumsi-asumsi itu tidak terpenuhi sehingga banyak menimbulkan kesenjangan-kesenjangan diantara masyarakat. Kalau dilihat sepintas sistem perekonomian ini sangat sempurna untuk di terapkan dalam suatu negara karena sudah ada contoh yang jelas dari negara-negara barat yang telah jelas berhasil dan maju dalam hal perekonomiannya, tetapi di balik itu semua ternyata ada suatu kelemahan yang paling mendasar yaitu tentang persaingan itu sendiri dimana dalam system perekonomian liberal ini adanya persaingan bebas yang cenderung mengarah pada pembunuhan usaha apabila tidak bisa bersaing.
CIRI-CIRI EKONOMI PASAR (LIBERAL)
Ciri-ciri dari sistem ekonomi liberal antara lain :
• Semua sumber produksi adalah milik masyarakat individu.
• Masyarakat diberi kebebasan dalam memiliki sumber-sumber produksi.
• Pemerintah tidak ikut campur tangan secara langsung dalam kegiatan ekonomi.
• Masyarakat terbagi menjadi dua golongan, yaitu golongan pemilik sumber daya produksi dan masyarakat pekerja (buruh).
• Timbul persaingan dalam masyarakat, terutama dalam mencari keuntungan.
• Kegiatan selalu mempertimbangkan keadaan pasar.
• Pasar merupakan dasar setiap tindakan ekonomi.
• Biasanya barang-barang produksi yang dihasilkan bermutu tinggi.
KEUNTUNGAN DAN KELEMAHAN EKONOMI PASAR
Sistem ekonomi pasar selain memilki keuntungan juga mempunyai kelemahan, antara lain :
Keuntungan
Ada beberapa keuntungan dari suatu sistem ekonomi pasar (liberal), yaitu:
• Menumbuhkan inisiatif dan kreasi masyarakat dalam mengatur kegiatan ekonomi, karena masyarakat tidak perlu lagi menunggu perintah/komando dari pemerintah.
• Setiap individu bebas memiliki untuk sumber-sumber daya produksi, yang nantinya akan mendorong partisipasi masyarakat dalam perekonomian.
• Timbul persaingan semangat untuk maju dari masyarakat.
• Menghasilkan barang-barang bermutu tinggi, karena adanya persaingan semangat antar masyarakat.
• Efisiensi dan efektivitas tinggi, karena setiap tindakan ekonomi didasarkan motif mencari keuntungan.
Kelemahan
Selain ada keuntungan, ada juga beberapa kelemahan daripada sistem ekonomi pasar (liberal), adalah:
• Terjadinya persaingan bebas yang tidak sehat bilamana birokratnya korup.
• Masyarakat yang kaya semakin kaya, dan yang miskin semakin miskin.
• Banyak terjadinya monopoli masyarakat.
• Banyak terjadinya gejolak dalam perekonomian karena kesalahan alokasi sumber daya oleh individu.
• Pemerataan pendapatan sulit dilakukan, karena persaingan bebas tersebut.
Sitem ekonomi campuran
Sitem ekonomi campuran merupakan perpaduan antara sistem kapitalis dan sistem sosialis, yang mengambil garis tengah antara kebebasan dan pengendalian, yang berarti juga garis tengah antara peran mutlak negara/kolektif dan peran menonjol individu.
CIRI – CIRI SISTEM EKONOMI CAMPURAN
Adapun ciri – ciri system ekonomi campuran, yaitu:
1. Kegiatan ekonomi dilakukan oleh pemerintah dan oleh swasta.
2. Transaksi ekonomi terjadi di pasar, dan ada campur tangan pemerintah.
3. Ada persaingan serta masih ada control dari pemerintah.
4. Merupakan gabungan dari sistem ekonomi pasar dan terpusat
5. Barang modal dan sumber daya yang vital dikuasai oleh pemerintah
6. Pemerintah dapat melakukan intervensi dengan membuat peraturan, menetapkan kebijakan fiskal, moneter, membantu dan mengawasi kegiatan swasta.
Kebaikan dan kelemahan system ekonomi campuran
Kebaikan sistem ekonomi campuran, yaitu:
• Kebebasan berusaha
• Hak individu berdasarkan sumber produksi walaupun ada batas
• Lebih mementingkan umum dari pada pribadi
Kelemahan sistem ekonomi campuran, yaitu:
• Beban pemerintah berat dari pada beban swasta
• Pihak swasta kurang memaksimalkan keuntungan
Minggu, 16 April 2017
MAKALAH
PENGANTAR TEKNOLOGI PERTANIAAN
“PERANAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN DALAM AGROINDUSTRI, IPTEK, DAN PEMBANGUNAN NASIONAL”
DOSEN PENGAMPUH:
Ir. Surhaini S.tp, M.P
Disusun oleh :
ANGRA ASMINDRA P
NIM : J1A116060
JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2016
Daftar isi
Kata pengantar........................................................................................................1
Daftar isi..................................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar belakang..................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan.....................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................1
2.1 Teknologi Hasil Pertanian.................................................................................1
2.2 Pernan Teknologi Hasil Pertaniaan dalam Agroindustri.........................1
2.3 Peranan Teknologi Hasil Pertaniaan dalam pembangunann nasional
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Daftar pustaka
KATA PENGANTAR
Puji sukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan makalah tentang Peranan THP dalam Agroindustri, IPTEK, dan Pembangnan Nasional dengan baik meskipun masih banyak kekurangan didalamnya. Dan juga saya berterima kasih pada Ibu Surhaini, S.tp, M.P selaku Dosen mata kuliah Pengantar Teknologi Pertanian UNJA yang telah memberikan tugas ini kepada saya.
Saya berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai peranan THP dalam agroindustri, IPTEK, dan pembangunan Nasional. Saya menyadari sepenuhnya bahwa didalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saya berharap adanya kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah kedepanya.
Semoga makalah sederhan ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya dan berguna bagi saya sendiri dan orang yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila ada terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.
Muaro Jambi, 2 Desember 2016
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pertanian merupakan salah satu usaha yang bisa menunjang kehidupan masyarakat dalam kehidupan yang saat ini memang telah banyak digeluti oleh masyarakat kecil maupun masyarakat tingkat sedang.Namun, sebagian besar masyarakat kecil masih terhambat oleh kurangnya pengembangan teknologi yang memang sangat dibutuhkan sekarang sebagai pembantu dalam mengelolah lahan petanian maupun hasil-hasil pertanian.Keterbatasan inilah yang sekarang menjadi bahan untuk dipecahkan bersama-sama guna membantu para petani dalam mengembangkan usahanya dalam bertani.
Kemudian selain dari pada itu, pengembangan teknologi juga dibutuhkan sebagaipembaruan dari usaha tani tradisional guna lebih meningkatkan lagi produktivitas hasil pertanian.Usaha yang telah dilakukan dalam mengembangkan usaha tani juga memang penting karena pengembangan teknologi dalam bidang usaha pertanian ditujukan agar dapat membantu para petani dalam mendapatkan keuntungan yang lebih besar lagi sebagaimana yang diharapkan oleh semua petani.
Pengembangan teknologi dalam bidang pertanian tentunya harus dilakukan dengan memperhatikan sistem pertanian yang digunakan yang didalamnya mencakup berbagai macam cara dalam mengembangkan hasil pertaian selain daripada teknologi.
Teknologi adalah “berbagai upaya yang dilaksanakan manusia untuk mendapatkan taraf hidup yang lebih baik“. Dari defenisi tersebut di ketahui bahwa tujuan akhir dari penggunaan teknologi adalah kesejahteraan hidup, tetapi teknologi juga sering berdampak negative bagi suatu usaha, system, atau lingkungan. Sebagai contoh eksploitasi hutan dengan teknologi mekanis sehingga dapat di lakukan cepat dan dalam ukuran yang sangat luas dapat merugikan ekosistim hutan itu sendiri, bahkan dapat merugikan wilayah lain yang bertetangga dengan daerah hutan tersebut. Padahal harapan dampak positif dari eksploitasi hutan maupun pembukaan lahan hutan menjadi wilayah perkebunan adalah meningkatkan taraf hidup masyarakat di sekitarnya.
Teknologi semakin harinya semakin berkembang tidak hanya disektor tekstil, elektronik, dan juga disektor lainnya, namun sektor pertanian juga dapat merasakan perkembangan teknologi. Teknologi yang diterapkan tidak hanya berupa mesin-mesin pertanian, tapi bagaimana hasil pertanian dapat berproduktivitas tinggi, baik melalui cara tanam, pola tanam, manajemen pengairannya, dan sebagainya. Tidak sampai disitu saja, teknologi yang diterapkan juga bergerak disektor pengolahan hasil-hasil pertanian. Bagaimana kita menciptakan nilai tambah dari produk-produk pertanian sehingga para petani juga dapat meningkatkan pendapatan mereka.
Dengan tingginya produktivitas dan pendapatan petani pembangunan pertanian secara otomatis juga akan meningkat dan devisa negara juga akan meningkat. Teknologi juga dapat menciptakan ketahanan pangan untuk Indonesia melalui diversifikasi pangan, intensifikasi lahan-lahan yang semakin hari semakin berkurang, serta merehabilitasi lahan-lahan yang sudah tidak produktif lagi. Sehingga lahan-lahan tersebut dapat dimanfaatkan oleh petani untuk lahan pertanian agar pangan dalam negeri terpenuhi dan tercukupi.
Sektor pertanian menjadi salah satu komponen pembangunan nasional dalam menuju swasembada pangan guna mengentaskan kemiskinan. Pentingnya peran sektor pertanian dalam pembangunan nasional diantaranya: sebagai penyerap tenaga kerja, menyumbang Produk Domestik Bruto (PDB), sumber devisa, bahan baku industri, sumber bahan pangan dan gizi, serta pendorong bergeraknya sektor-sektor ekonomi lainya. Di era otonomi daerah, pemerintah daerah memiliki keleluasaan dalam perumusan permasalahan dan kebijakan pembangunan pertanian. Pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi diharapkan akan mampu menjamin efisiensi dan efektifitas pelaksanaan pembangunan pertanian, sehingga dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kesejahteraan masyarakat.`
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagimana teknologi hasil pertanian di Indonesia?
2. Bagaimana keadaan ekonomi di Indonesia?
3. Bagaiman peranan pemerintah dibidang IPTEK?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk memahami dan mengerti bagaimana keadaan teknologi hasil pertaniaan di Indonesia.
2. Untuk mengetahui keadaan ekonomi Indonesia sekarang.
3. Untuk mengetahui peranan IPTEK dalam teknologi hasil pertaniaan dan peranan pemerintah.
4. Sebagi tugas akhir semester satu mata kuliah Pengantar Teknologi Pertanian.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Teknologi Hasil Pertaniaan
Bahan hasil pertanian mempunyai bentuk dan ukuran yang tidak seragam, makadari itu diperlukan ilmu untuk mengukur dan menganalisa bentuk dan ukuran bahan hasil pertanian untuk mengklasifikasinya kedalam keseragaman bentuk. Karakteristik dari suatu bahan hasil pertanian sangat penting untuk klasifikasi standar bentuk dan ukuran. oleh karena itu dibuatlah suatu standar yang telah disepakati bersama untuk mempermudah penanganan dan pengolahan produk tersebut. Ada beberapa kriteria yang dapat digunakan untuk menjelaskan bentuk dan ukuran bahan hasil pertanian, yaitu: bentuk acuan, kebundaran, kebulatan, dimensi sumbu bahan, serta kemiripan bahan hasil pertanian terhadap benda geometri tertentu (Sandira Ari, 2015).
Karakteristik fisik hasil pertanian akan mempengaruhi bentuk dan ukuran berat atau volume. Konsumen tertentu memiliki penerimaan (Aseptabilitas) tertentu mempertimbangkan karakteristik fisik.Bentuk, ukuran berat dan warna yang seragam menjadi pilihan konsumen.untuk mencegah kerusakan seminimal mungkin, diperlukan pengetahuan tentang karakteristik watak atau sifat teknik bahan hasil pertanian yang berkaitan dengan karakteristik fisik, mekanik dan termis. Buah – buahan adalah jenis makanan yang memiliki kandungan gizi, vitamin dan mineral yang pada umumnya sangat baik untuk dikonsumsi setiap hari. (Sandira Ari, 2015).
Kedua bahan pangan tersebut memiliki beberapa sifat yang sama, yaitu mudah rusak karena mempunyai tekstur lunak, kadar air (KA) tinggi, adanya komponen zat-zat dan enzim yang masih aktif. Hal tersebut di indikasikan oleh adanya perubahan-perubahan fisiologis secara spontan yang disertai perubahan fisik, kimia dan mikrobiologi maka dari itu, perlu diketahui cara-cara penanganan untuk mempertahankan mutunya melalui proses pengolahan lebih lanjut. Tidak semua bagian buah-buahan dapat dimakan untuk memperhitungkan jumlah bagian yang termakan dan yang terbuang dari buah-buahan perlu diketahui jumlah bagian yang biasa dimakan (Edible Portion) dari buah-buahan tersebut. (Sandira Ari, 2015).
Jumlah masing-masing komponen dari setiap jenis buah–buahan sangat berbeda tergantung dari sifat alamiah bahan tersebut. Pengukuran sifat kimia buah –buahan biasanya ditetapkan secara obyektif kuantitatif. Sifat fisik
buah–buahan yang sering diamati yaitu warna, aroma, rasa, bentuk, berat, ukuran, dan kekerasan. Biasanya dalam praktek sehari-hari, sifat-sifat fisis ini diamati secara subjektif, sedangkan berat ditentukan secara objektif dengan menggunakan timbangan.Sedangkan uji coba kimia dapat dilakukan terhadap pH, total asam, padatan terlarut (Soluble Solid) dan vitamin C. (Sandira Ari, 2015).
Bahan pangan sebagai salah satu kebutuhan primer manusia, sangat intensif dijadikan kajian sebagai objek formal ilmu teknik dan ditopang dengan tuntutan industri, terutama di negara maju.Kondisi ini melahirkan cabang bidang ilmu teknologi pangan yang merupakan penerapan ilmu-ilmu dasar (kimia, fisika dan mikrobiologi) serta prinsip-prinsip teknik (engineering), ekonomi dan manajemen pada seluruh mata rantai penggarapan bahan pangan dari sejak pemanenan sampai menjadi hidangan.
Teknologi pangan merupakanpenerapan ilmu dan teknik pada penelitian, produksi, pengolahan,distribusi, penyimpanan pangan berikut pemanfaatannya. Ilmu terapan yang menjadi landasan pengembangan teknologi pangan meliputi ilmu pangan,kimia pangan, mikrobiologi pangan, fisika pangan dan teknik proses Ilmu pangan merupakan penerapan dasar-dasar biologi, kimia, fisika dan teknik dalam mempelajari sifat-sifat bahan pangan, penyebab kerusakan pangan dan prinsip-prinsip yang mendasari pegolahan pangan.
1. Manfaat teknologi pangan
Adanya teknologi pangan sangat mempengaruhi ketersediaan pangan. Alam menghasilkan bahan pangan secara berkala, sementara kebutuhan manusia akan pangan adalah rutin. Kita tidak mungkin menunda kebutuhan jasmani hingga masa panen tiba.Oleh karena itu, terciptalah teknologi pengawetan sehingga makanan dapat disimpan untuk jangka waktu yang cukup lama.Teknik pengawetan juga memungkinkan untuk mendistribusikan bahan pangan secara merata ke seluruh penjuru dunia.Dulu, orang-orang di Eropa tidak bisa menikmati makanan-makanan Asia.Tetapi sekarang karena teknologi pangan setiap bangsa dapat menikmati makanan khas bangsa lainnya.Pemanfaatan ilmu teknologi dalam bidang panganPada zaman yang serba canggih ini, perkembangan teknologi tumbuh dengan sangat pesat. Penguasaan terhadap teknologi komunikasi maupun informasi harus kita miliki dan pahami, jika tidak mau terlindas dan tergerus era yang kaya akan kompetisi. Semakin canggih teknologi, kebutuhan akan memahami teknologi semakin besar, apalagi teknologi informasi maupun komunikasi ini dapat memberikan kemudahan yang begitu besarnya dalam segala bidang, seperti dalam bidang pendidikan, perbankan, kedokteran, industri, pertanian dan sebagainya.
Teknologi informasi sangat banyak membawa kemudahan dan keuntunga tersendiri bagi masing-masing bidang.Salah satu contoh teknologi informasi komunikasi adalah internet.Dengan adanya internet, kita bisa menjelajah dunia tanpa batas.Melalui internet juga kita bisa tau segala informasi yang tersebar di seluruh dunia pun dapat kita lihat dengan mudahnya.Hal ini mengakibatkan, kerja kita lebih efektif dan efisien.
Salah satu contoh lainnya yaitu di bidang Pertanian, Pertanian merupakan salah satu bidang yang perkembangan teknologinya cukup pesat. Walaupun sekarang banyak muncul perkembangan dalam bidang pertanian, akan tetapi masih banyak masyarakat yang belum paham akan pengaplikasian teknologi, terutama pada masyarakat pedesaan. Namun, jika kita mampu untuk mengaplikasikanya, Ilmu Teknologi akan menjadi sumber manfaat bagi kita.
Berbagai macam kontribusi diberikan oleh ilmu teknologi demi kemajuan dalam bidang pertanian, khususnya dalam teknologi pangan saat ini. Salah satu manfaatnya yaitu sebagai sarana mempermudah proses produksi maupun proses pengolahan pangan. Dengan adanya komputer, proses produksi akan menjadi lebih efektif dan efisien. Sangat berbeda dengan jaman saat teknologi masih minim, semua dikerjakan oleh manusia secara manual. Hal itu akan membuat kerja menjadi kurang efektif dan hanya membuang tenaga serta waktu.
Teknologi pangan merupakan suatu bagian dari proses pertanian industri. Proses dari pertanian industri antara lain, budidaya tanaman, panen, pasca panen, pengangkutan, pengolahan pangan, pengemasan, penyimpanan dan sebagainya. Tahap demi tahap menghasilkan suatu produk makanan yang berkualitas memerlukan informasi, baik dari segi bahan baku, cara pengolahan, maupun cara pengemasannya. Setiap sistem yang diterapkan untuk mendapatkan informasi, harus menghasilkan suatu bentuk output yang akurat dan lengkap dengan memperhatikan efisiensi waktu serta mudah diakses. Ilmu teknologi yang diterapkan dapat berupa pengolahan, pertukaran serta pengelolaan data menjadi suatu informasi.
2. Manfaat dari ilmu teknologi dalam bidang pangan antara lain:
a. Dapat dijadikan sarana penunjang kreatifitas bagi produsen yang ingin membuat desain-desain produk pangan terbaru.
b. Dengan perkembangan ilmu teknologi, komputer dapat mendukung dengan berbagai macam software yang dibutuhkan dalam pengolahan pangan.
c. Komputer dapat digunakan sebagai pengawas keadaan dari zat-zat kimia dari produk yang akan diolah, sehingga produsen dapat memantau dengan mudah apa yang akan ia produksi.
d. Dari segi pengemasan, mesin-mesin khusus digunakan untuk membuat kemasan dan mengotomatisasi proses ini untuk memaksimalkan efisiensi dan mengurangi biaya produksi.
e. Iklan serta publikasi produk-produk yang diolah. Jika kita menggunakan luasnya jaringan IT, akan lebih mudah memasarkannya.
3. Keadaan pangan di Indonesia
Kondisi ketahanan pangan indonesia pada saat ini semakin memburuk, dikarenakan beralih fungsinya lahan pertanian di indonesia. pemerintah indonesia seharusnya lebih sensitif terhadap kondisi ini, bukan hanya permasalahan lahan, seperti yg diposting FAO (Food and Agriculture Organisation), Indonesia berada di level serius dalam indeks kelaparan global. Hal ini diprediksi akan terus memburuk dengan terus bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia. Di masa depan diprediksi akan terjadi kelangkaan pangan yang diakibatkan oleh beberapa hal seperti kerusakan lingkungan, konversi lahan, tingginya harga bahan bakar fosil, pemanasan iklim dan lain-lain. Belum lagi adanya Washington Consensus yang kini menjadi boomerang bagi Indonesia.Selama Indonesia masih berkiblat pada Konsensus Washington, selama itu juga Indonesia tidak bisa mandiri secara pangan. Menurut Herry Priyono, Konsensus Washington membuat Rakyat Indonesia tak leluasa bergerak dalam menentukan nasib produktivitas pertaniannya. Maka, tak heran jika ketahanan pangan Indonesia lemah. Tidak heran jika rakyat yang miskin di Indonesia malah semakin miskin dan akan ada banyak yang kehilangan pekerjaan. Akibat Konsensus Washington, liberalisasi pasar akan menguasai cara pasar Indonesia. Akibat Konsensus Washington, privatisasi beberapa perusahaan Negara diberlakukan sebagai jalan untuk mengatasi krisis Negara.Ironis. Menurut situs web resmi Serikat Petani Indonesia, Kedaulatan pangan merupakan prasyarat dari ketahanan pangan (food Security). Mustahil tercipta ketahanan pangan kalau suatu bangsa dan rakyatnya tidak memiliki kedaulatan atas proses produksi dan konsumsi pangannya. Oleh karena itu merupakan suatu keharusan bagi setiap bangsa dan rakyat untuk dapatmempunyai hak dalam menentukan makanan yang dipilihnya dan kebijakan pertanian yang dijalankannya, kapasitas produksi makanan lokal di tingkat lokal dan perdagangan di tingkat wilayah.
2.2 Pernan Teknologi Hasil Pertaniaan dalam Agroindustri
Pengembangan agroindustri di perdesaan berbasis ekonomi pertanian saat ini menjadi penting untuk mendapatkan prioritas terutama diera revitalisasi pertanian. Hal ini mengingat kemampuannya memberikan nilai tambah pada produk, terciptannya kemandirian pangan, pangsa pasar sangat luas, memiliki keterkaitan yang besar baik ke hulu, on farm maupun ke hilir (forward and backward linkages) sehingga mampu menarik kemajuan sektor-sektor lainnya. Namun demikian, salahsatu kendala dalam pengembangan agroindustri di perdesaan adalah keberadaan sumber daya kelembagaan yang telah berkembang di masyarakat sangat kurang. Keberadaan dan peran institusi lokal cenderung surut sejalan dengan menurunnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan akibat pola pembangunan masa lalu yang cenderung sentralistik. Dengan paradigma pembangunan agribisnis dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat maka peningkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan agribisnis menjadi fokus utama pembangunan.
Salah satu contoh kelembagaan/institusi yang masih berkembang, mengakar, dan mandiri di masyarakat (LM3) adalah lembaga keagamaan, seperti pondok pesantren (ponpes). BPTP Maluku Utara bekerjasama dengan ponpes. Haritsul Khoiraat Tidore mengembangkan agroindustri tanaman pangan dan hortikultura dengan bantuan LM3 dari Departemen Pertanian. Tanaman pangan dan hortikultura dijadikan target pengembangan karena sasaran yang ingin dicapai adalah pemenuhan kebutuhan pangan/kebutuhan pokok secara mandiri, diharapkan menjadi agen perubahan pertanian tanaman pangan dan horti serta merangsang tumbuhnya usaha agribisnis dan agroindustri di lingkungan ponpes.
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Malut berhasil mengembangkan pola pertanaman lorong jagung varietas Srikandi kuning dengan tanaman buah (mangga) di program Lembaga Mandiri yang Mengakar di Masyarakat (LM3) Ponpes Harisul Khairaat Tidore. LM3 merupakan bantuan dari Departemen Pertanian R.I. berupa bantuan dana agribisnis dengan pengawalan pendamping teknologi. Keberhasilan ini ditandai dengan pemanenan jagung perdana oleh Bpk Walikota Tikep, Achmad Mahifa dan pimpinan Ponpes, KH.Zainal Abidin Ali tanggal 17 Juni lalu, pada lahan 1,5 ha.
Pola pertanaman yang dikembangkan adalah penanaman tanaman jagung varietas Srikandi kuning di antara mangga. Menurut peneliti BPTP Malut yang mendampingi, Wawan Sulistiono, SP.,MP., sistem ini menggabungkan dua model tanaman berjangka panjang dan pendek. Hal ini dapat meningkatkan pendapatan dan mengurangi resiko gagal panen, dikenal dengan penanaman lorong (Alley cropping). Varietas jagung Srikandi Kuning yang digunakan memiliki banyak keistimewaan antara lain: (1) merupakan jagung QPM (quality protein maize) memiliki mutu komponen protein yang tinggi, terutama lysine, tryptophan, dan asam amino lainnya, dua kali lebih tinggi dari jagung biasa. Hal ini penting untuk pertumbuhan otak anak dan bayi, (2) toleran kekeringan, tahan rebah, tahan hama penyakit (bulai, karat daun dan busuk tongkol), (3) produksi tinggi 8 ton/ha dengan umur panen 95 hari.
Keberhasilan ini juga atas kerjasama dengan penyuluh Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Oba Utara, pendamping LM3, Mokhtar Kaufua, SP. Model ini dapat direplikasi di daerah lainnya di Maluku Utara. Selain untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani, Srikandi Kuning bermanfaat untuk mencerdaskan anak bangsa begitu harapannya kepala BPTP Malut, Dr. Ir. Haris Syahbuddin, DEA.
2.3 Peranan Teknologi Hasil Pertaniaan dalam pembangunann nasional
Ketahanan pangan merupakan suatu sistem yang terdiri atas subsistem ketersediaan dan distribusi pangan serta subsistem konsumsi.Ketersediaan dan distribusi memfasilitasi pasokan pangan yang stabil dan merata ke seluruh wilayah; sedangkan subsistem konsumsi memungkinkan setiap rumah tangga memperoleh pangan yang cukup dan memanfaatkannya secara bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan gizi seluruh anggotanya.Dengan demikian, ketahanan pangan adalah isu di tingkat wilayah-wilayah hingga tingkat keluarga, dengan dua elemen penting yaitu ketersediaan pangan dan akses setiap individu terhadap pangan yang cukup.
Ketersediaan pangan terkait dengan usaha produksi pangan, distribusi dan perdagangan termasuk penyelenggaraan cadangan, ekspor dan impor.Akses penduduk terhadap pangan terkait dengan kemampuan produksi pangan di tingkat rumah tangga, kesempatan kerja dan pendapatan keluarga. Dalam kaitan ini, pangan bukan hanya beras atau komoditas tanaman pangan (padi, jagung, kedele), tetapi mencakup makanan dan minuman yang berasal dari tumbuhan dan hewan termasuk ikan, baik produk primer maupun turunannya.
Dengan demikian pangan tidak hanya dihasilkan oleh pertanian, peternakan, perikanan, perkebunan dan kehutanan, tetapi juga oleh industri pengolahan pangan. Selanjutnya, pangan yang cukup tidak hanya dalam jumlah tetapi juga keragamannya, sebagai sumber asupan zat gizi makro (karbohidrat, protein, lemak) dan zat gizi mikro (vitamin dan mineral); untuk pertumbuhan, kesehatan, daya tahan fisik, kecerdasan dan produktivitas manusia.
Begitu banyak kepentingan bermain di dalam ketahanan pangan ini sehingga program-program dalam rangka ketahanan pangan seringkali menjadi parsial dan belum membentuk orkestra kegiatan yang harmonis.Padahal wadah untuk memainkan simfoni yang harmonis telah tersedia, yaitu Dewan Ketahanan Pangan yang diketuai oleh Presiden.Simfoni harmonis dapat dimainkan oleh orkestra Dewan Ketahanan Pangan jika memiliki partitur yang optimal berdasarkan segenap potensi yang ada dari semua sektor yang terlibat.Salah satu penyebab masih parsialnya program-program ini adalah belum jelasnya indikator-indikator tingkat impactdari setiap subsektor dalam mencapai status gizi yang optimal sebagai muara dari ketahanan pangan yang kuat.
Undang-undang No 7 Tahun 1996 tentang Pangan juga telah mengamanatkan, bahwa upaya mewujudkan ketahanan pangan merupakan tanggung jawab bersama pemerintah dan masyarakat. Kebersamaan ini diformulasikan dengan sangat baik dalam pernyataan berikut, ”Mengembangkan sistem ketahanan pangan yang berbasis pada keragaman sumberdaya pangan, kelembagaan dan budaya lokal, dalam rangka menjamin tersedianya pangan dan gizi, baik jumlah maupun mutu yang dibutuhkan pada harga yang terjangkau, dengan memperhatikan peningkatan pendapatan petani/nelayan serta produksi yang diatur dengan undang-undang”.
Dalam mencapai tujuan tersebut di atas terjadi pembagian peran dan tanggung jawab berbagai pihak yang berkepentingan.Pemerintah menyelenggarakan pengaturan, pembinaan, pengendalian, dan pengawasan terhadap ketersediaan pangan yang cukup, baik jumlah dan mutunya, aman, bergizi, beragam, merata, dan terjangkau oleh daya beli masyarakat.Selanjutnya, masyarakat berperan dalam menyelenggarakan produksi dan penyediaan, perdagangan dan distribusi, serta sebagai konsumen yang berhak memperoleh pangan yang aman dan bergizi. Dalam perspektif inilah masyarakat bisnis turut bertanggung jawab dalam membangun ketahanan pangan termasuk di dalamnya penumbuhan kegiatan ekonomi yang menimbulkan income dan meningkatkan akses ekonomi terhadap pangan serta mendukung upaya diversifikasi pangan.
Peran serta masyarakat termasuk industri dan bisnis menjadi lebih penting lagi dalam era otonomi daerah dengan segala variasi yang ada. Harus diakui bahwa keragaman ekologi, biodiversitas, budaya dan sosial belum berhasil digunakan secara optimal dalam menggerakkan ekonomi masyarakat lokal. Basis inilah yang harus digunakan dalam mengembangkan agroindustri pangan lokal agar dapat menggerakkan kegiatan ekonomi dan menciptakan pendapatan pada satu sisi serta sebagai wahana diversifikasi pangan pada sisi yang lain.
Berangkat dari kerangka di atas, tujuan penulisan makalah ini adalah memberikan gambaran tentang peran teknologi dalam membangun ketahanan pangan. Penekanan akan dilakukan terhadap peran teknologi pangan dalam rangka pengembangan nilai komoditi di sepanjang rantai nilainya. Oleh karena itu pembahasan dimulai dengan pengertian-pengertian dasar, kerangka pengembangan dan pelajaran dan pengalaman yang dapat ditarik berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan hingga saat ini.
Rantai Nilai, Sumberdaya Lokal dan Peran Teknologi
Rantai nilai dan keseluruhan nilai tambah di sepanjang rantai merupakan penggerak dasar hampir semua jenis bisnis.Adanya nilai tambah inilah yang menarik para investor untuk menanamkan modalnya.Secara matematis, nilai tambah merupakan selisih antara harga dengan seluruh ongkos produksi, karena nilai tambah ditimbulkan oleh seluruh faktor produksi.Dengan makin ketatnya persaingan bisnis, maka dunia usaha selalu mencari keunggulan kompetitif berdasarkan nilai tambah yang diciptakan.
Penumbuhan rantai nilai dengan berbasiskan kepada potensi lokal merupakan strategi jitu untuk menggerakkan ekonomi daerah berdasarkan potensi yang dimilikinya. Nilai tambah yang didapat inilah yang diharapkan dapat menumbuhkan lapangan kerja dan pendapatan bagi masyarakat setempat.Era otonomi daerah dan keragaman potensi di Indonesia makin membuka peluang dilaksanakannya strategi ini.Kerangka pikir ini seyogyanya mendasari penguatan peran teknologi dalam memperkuat ketahanan pangan.
Dengan demikian seluruh potensi lokal diramu sedemikian rupa sehingga menguatkan agroindustri yang dibangun di daerah tersebut. Istilah lain yang juga sering dikaitkan dengan potensi/sumberdaya lokal adalah indigenous resources yang didefinisikan sebagai “set of knowledge and technology existing and developed in, arround and by specific indigenous communities (people) in an specific area (environment)”. Dengan kata lain, seluruh sumberdaya lokal / indigenous resources dioptimalkan untuk (1) menggerakkan ekonomi masyarakat dalam rangka meningkatkan akses ekonomi melalui penciptaan lapangan kerja dan pendapatan serta (2) meningkatkan keragaman konsumsi melalui berbagai menu yang dikembangkan dari bahan tersebut.
Teknologi dapat berperan sebagai penghela tumbuhnya agroindustri pangan lokal yang dapat menggerakkan ekonomi masyarakat dan diversifikasi pangan secara simultan. Secara skematis hal ini dapat digambarkan sebagai berikut.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas saya dapat menyimpulkan bahwa teknologi hasil pertaniaan sangat berguna/ berperan dalam agroindustri, IPTEK dan pembangunan Nasional. Namun dalam penggunaan/ pemanfaatannya masih sangat kurang terutama dalam penggunaan IPTEK oleh masyarakat lokal, sehingga dapat menghambat pembangunan di desa dan mengakibatkan pembangunan Nasional lambat berkembang.
3.2 Saran
Untuk segalah aspek pemerintah hendaknya selalu mendukung masyarakat dalam pengembangan pengolahan hasil pertanian dengan cara menyediaakan alat pengolahaan hasil pertaniaan di desa desa dan memberikan masyarakat kesempatan yang luas dalam penggunaan alat yang disediaakan tanpa adanya batas batasan.
Daftar pustaka
Sandira Ari .2015. “Sifat–Sifat Hasil Pertanian”. Diakses dari www.blogspot.com
pada 29 Maret 2015
https://inspirasitabloid.wordpress.com/2010/04/30/pemanfaatan-teknologi-dalam-pembangunan-ketahanan-pangan/
http://www.kompasiana.com/akbaranwari/kondisi-ketahanan-pangan-indonesia-saat-ini_54f74afda33311e32b8b4567
http://www.tokomesin.com/Pengertian_Pertanian.html
http://www.budidayapetani.com/2015/06/pengertian-pertanian.html
http://teknologipenangananhasilpertanianstpp.blogspot.co.id/2015/04/sifat-fisik-hasil-pertanian.html
PENGANTAR TEKNOLOGI PERTANIAAN
“PERANAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN DALAM AGROINDUSTRI, IPTEK, DAN PEMBANGUNAN NASIONAL”
DOSEN PENGAMPUH:
Ir. Surhaini S.tp, M.P
Disusun oleh :
ANGRA ASMINDRA P
NIM : J1A116060
JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2016
Daftar isi
Kata pengantar........................................................................................................1
Daftar isi..................................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar belakang..................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan.....................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................1
2.1 Teknologi Hasil Pertanian.................................................................................1
2.2 Pernan Teknologi Hasil Pertaniaan dalam Agroindustri.........................1
2.3 Peranan Teknologi Hasil Pertaniaan dalam pembangunann nasional
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Daftar pustaka
KATA PENGANTAR
Puji sukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan makalah tentang Peranan THP dalam Agroindustri, IPTEK, dan Pembangnan Nasional dengan baik meskipun masih banyak kekurangan didalamnya. Dan juga saya berterima kasih pada Ibu Surhaini, S.tp, M.P selaku Dosen mata kuliah Pengantar Teknologi Pertanian UNJA yang telah memberikan tugas ini kepada saya.
Saya berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai peranan THP dalam agroindustri, IPTEK, dan pembangunan Nasional. Saya menyadari sepenuhnya bahwa didalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saya berharap adanya kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah kedepanya.
Semoga makalah sederhan ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya dan berguna bagi saya sendiri dan orang yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila ada terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.
Muaro Jambi, 2 Desember 2016
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pertanian merupakan salah satu usaha yang bisa menunjang kehidupan masyarakat dalam kehidupan yang saat ini memang telah banyak digeluti oleh masyarakat kecil maupun masyarakat tingkat sedang.Namun, sebagian besar masyarakat kecil masih terhambat oleh kurangnya pengembangan teknologi yang memang sangat dibutuhkan sekarang sebagai pembantu dalam mengelolah lahan petanian maupun hasil-hasil pertanian.Keterbatasan inilah yang sekarang menjadi bahan untuk dipecahkan bersama-sama guna membantu para petani dalam mengembangkan usahanya dalam bertani.
Kemudian selain dari pada itu, pengembangan teknologi juga dibutuhkan sebagaipembaruan dari usaha tani tradisional guna lebih meningkatkan lagi produktivitas hasil pertanian.Usaha yang telah dilakukan dalam mengembangkan usaha tani juga memang penting karena pengembangan teknologi dalam bidang usaha pertanian ditujukan agar dapat membantu para petani dalam mendapatkan keuntungan yang lebih besar lagi sebagaimana yang diharapkan oleh semua petani.
Pengembangan teknologi dalam bidang pertanian tentunya harus dilakukan dengan memperhatikan sistem pertanian yang digunakan yang didalamnya mencakup berbagai macam cara dalam mengembangkan hasil pertaian selain daripada teknologi.
Teknologi adalah “berbagai upaya yang dilaksanakan manusia untuk mendapatkan taraf hidup yang lebih baik“. Dari defenisi tersebut di ketahui bahwa tujuan akhir dari penggunaan teknologi adalah kesejahteraan hidup, tetapi teknologi juga sering berdampak negative bagi suatu usaha, system, atau lingkungan. Sebagai contoh eksploitasi hutan dengan teknologi mekanis sehingga dapat di lakukan cepat dan dalam ukuran yang sangat luas dapat merugikan ekosistim hutan itu sendiri, bahkan dapat merugikan wilayah lain yang bertetangga dengan daerah hutan tersebut. Padahal harapan dampak positif dari eksploitasi hutan maupun pembukaan lahan hutan menjadi wilayah perkebunan adalah meningkatkan taraf hidup masyarakat di sekitarnya.
Teknologi semakin harinya semakin berkembang tidak hanya disektor tekstil, elektronik, dan juga disektor lainnya, namun sektor pertanian juga dapat merasakan perkembangan teknologi. Teknologi yang diterapkan tidak hanya berupa mesin-mesin pertanian, tapi bagaimana hasil pertanian dapat berproduktivitas tinggi, baik melalui cara tanam, pola tanam, manajemen pengairannya, dan sebagainya. Tidak sampai disitu saja, teknologi yang diterapkan juga bergerak disektor pengolahan hasil-hasil pertanian. Bagaimana kita menciptakan nilai tambah dari produk-produk pertanian sehingga para petani juga dapat meningkatkan pendapatan mereka.
Dengan tingginya produktivitas dan pendapatan petani pembangunan pertanian secara otomatis juga akan meningkat dan devisa negara juga akan meningkat. Teknologi juga dapat menciptakan ketahanan pangan untuk Indonesia melalui diversifikasi pangan, intensifikasi lahan-lahan yang semakin hari semakin berkurang, serta merehabilitasi lahan-lahan yang sudah tidak produktif lagi. Sehingga lahan-lahan tersebut dapat dimanfaatkan oleh petani untuk lahan pertanian agar pangan dalam negeri terpenuhi dan tercukupi.
Sektor pertanian menjadi salah satu komponen pembangunan nasional dalam menuju swasembada pangan guna mengentaskan kemiskinan. Pentingnya peran sektor pertanian dalam pembangunan nasional diantaranya: sebagai penyerap tenaga kerja, menyumbang Produk Domestik Bruto (PDB), sumber devisa, bahan baku industri, sumber bahan pangan dan gizi, serta pendorong bergeraknya sektor-sektor ekonomi lainya. Di era otonomi daerah, pemerintah daerah memiliki keleluasaan dalam perumusan permasalahan dan kebijakan pembangunan pertanian. Pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi diharapkan akan mampu menjamin efisiensi dan efektifitas pelaksanaan pembangunan pertanian, sehingga dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kesejahteraan masyarakat.`
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagimana teknologi hasil pertanian di Indonesia?
2. Bagaimana keadaan ekonomi di Indonesia?
3. Bagaiman peranan pemerintah dibidang IPTEK?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk memahami dan mengerti bagaimana keadaan teknologi hasil pertaniaan di Indonesia.
2. Untuk mengetahui keadaan ekonomi Indonesia sekarang.
3. Untuk mengetahui peranan IPTEK dalam teknologi hasil pertaniaan dan peranan pemerintah.
4. Sebagi tugas akhir semester satu mata kuliah Pengantar Teknologi Pertanian.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Teknologi Hasil Pertaniaan
Bahan hasil pertanian mempunyai bentuk dan ukuran yang tidak seragam, makadari itu diperlukan ilmu untuk mengukur dan menganalisa bentuk dan ukuran bahan hasil pertanian untuk mengklasifikasinya kedalam keseragaman bentuk. Karakteristik dari suatu bahan hasil pertanian sangat penting untuk klasifikasi standar bentuk dan ukuran. oleh karena itu dibuatlah suatu standar yang telah disepakati bersama untuk mempermudah penanganan dan pengolahan produk tersebut. Ada beberapa kriteria yang dapat digunakan untuk menjelaskan bentuk dan ukuran bahan hasil pertanian, yaitu: bentuk acuan, kebundaran, kebulatan, dimensi sumbu bahan, serta kemiripan bahan hasil pertanian terhadap benda geometri tertentu (Sandira Ari, 2015).
Karakteristik fisik hasil pertanian akan mempengaruhi bentuk dan ukuran berat atau volume. Konsumen tertentu memiliki penerimaan (Aseptabilitas) tertentu mempertimbangkan karakteristik fisik.Bentuk, ukuran berat dan warna yang seragam menjadi pilihan konsumen.untuk mencegah kerusakan seminimal mungkin, diperlukan pengetahuan tentang karakteristik watak atau sifat teknik bahan hasil pertanian yang berkaitan dengan karakteristik fisik, mekanik dan termis. Buah – buahan adalah jenis makanan yang memiliki kandungan gizi, vitamin dan mineral yang pada umumnya sangat baik untuk dikonsumsi setiap hari. (Sandira Ari, 2015).
Kedua bahan pangan tersebut memiliki beberapa sifat yang sama, yaitu mudah rusak karena mempunyai tekstur lunak, kadar air (KA) tinggi, adanya komponen zat-zat dan enzim yang masih aktif. Hal tersebut di indikasikan oleh adanya perubahan-perubahan fisiologis secara spontan yang disertai perubahan fisik, kimia dan mikrobiologi maka dari itu, perlu diketahui cara-cara penanganan untuk mempertahankan mutunya melalui proses pengolahan lebih lanjut. Tidak semua bagian buah-buahan dapat dimakan untuk memperhitungkan jumlah bagian yang termakan dan yang terbuang dari buah-buahan perlu diketahui jumlah bagian yang biasa dimakan (Edible Portion) dari buah-buahan tersebut. (Sandira Ari, 2015).
Jumlah masing-masing komponen dari setiap jenis buah–buahan sangat berbeda tergantung dari sifat alamiah bahan tersebut. Pengukuran sifat kimia buah –buahan biasanya ditetapkan secara obyektif kuantitatif. Sifat fisik
buah–buahan yang sering diamati yaitu warna, aroma, rasa, bentuk, berat, ukuran, dan kekerasan. Biasanya dalam praktek sehari-hari, sifat-sifat fisis ini diamati secara subjektif, sedangkan berat ditentukan secara objektif dengan menggunakan timbangan.Sedangkan uji coba kimia dapat dilakukan terhadap pH, total asam, padatan terlarut (Soluble Solid) dan vitamin C. (Sandira Ari, 2015).
Bahan pangan sebagai salah satu kebutuhan primer manusia, sangat intensif dijadikan kajian sebagai objek formal ilmu teknik dan ditopang dengan tuntutan industri, terutama di negara maju.Kondisi ini melahirkan cabang bidang ilmu teknologi pangan yang merupakan penerapan ilmu-ilmu dasar (kimia, fisika dan mikrobiologi) serta prinsip-prinsip teknik (engineering), ekonomi dan manajemen pada seluruh mata rantai penggarapan bahan pangan dari sejak pemanenan sampai menjadi hidangan.
Teknologi pangan merupakanpenerapan ilmu dan teknik pada penelitian, produksi, pengolahan,distribusi, penyimpanan pangan berikut pemanfaatannya. Ilmu terapan yang menjadi landasan pengembangan teknologi pangan meliputi ilmu pangan,kimia pangan, mikrobiologi pangan, fisika pangan dan teknik proses Ilmu pangan merupakan penerapan dasar-dasar biologi, kimia, fisika dan teknik dalam mempelajari sifat-sifat bahan pangan, penyebab kerusakan pangan dan prinsip-prinsip yang mendasari pegolahan pangan.
1. Manfaat teknologi pangan
Adanya teknologi pangan sangat mempengaruhi ketersediaan pangan. Alam menghasilkan bahan pangan secara berkala, sementara kebutuhan manusia akan pangan adalah rutin. Kita tidak mungkin menunda kebutuhan jasmani hingga masa panen tiba.Oleh karena itu, terciptalah teknologi pengawetan sehingga makanan dapat disimpan untuk jangka waktu yang cukup lama.Teknik pengawetan juga memungkinkan untuk mendistribusikan bahan pangan secara merata ke seluruh penjuru dunia.Dulu, orang-orang di Eropa tidak bisa menikmati makanan-makanan Asia.Tetapi sekarang karena teknologi pangan setiap bangsa dapat menikmati makanan khas bangsa lainnya.Pemanfaatan ilmu teknologi dalam bidang panganPada zaman yang serba canggih ini, perkembangan teknologi tumbuh dengan sangat pesat. Penguasaan terhadap teknologi komunikasi maupun informasi harus kita miliki dan pahami, jika tidak mau terlindas dan tergerus era yang kaya akan kompetisi. Semakin canggih teknologi, kebutuhan akan memahami teknologi semakin besar, apalagi teknologi informasi maupun komunikasi ini dapat memberikan kemudahan yang begitu besarnya dalam segala bidang, seperti dalam bidang pendidikan, perbankan, kedokteran, industri, pertanian dan sebagainya.
Teknologi informasi sangat banyak membawa kemudahan dan keuntunga tersendiri bagi masing-masing bidang.Salah satu contoh teknologi informasi komunikasi adalah internet.Dengan adanya internet, kita bisa menjelajah dunia tanpa batas.Melalui internet juga kita bisa tau segala informasi yang tersebar di seluruh dunia pun dapat kita lihat dengan mudahnya.Hal ini mengakibatkan, kerja kita lebih efektif dan efisien.
Salah satu contoh lainnya yaitu di bidang Pertanian, Pertanian merupakan salah satu bidang yang perkembangan teknologinya cukup pesat. Walaupun sekarang banyak muncul perkembangan dalam bidang pertanian, akan tetapi masih banyak masyarakat yang belum paham akan pengaplikasian teknologi, terutama pada masyarakat pedesaan. Namun, jika kita mampu untuk mengaplikasikanya, Ilmu Teknologi akan menjadi sumber manfaat bagi kita.
Berbagai macam kontribusi diberikan oleh ilmu teknologi demi kemajuan dalam bidang pertanian, khususnya dalam teknologi pangan saat ini. Salah satu manfaatnya yaitu sebagai sarana mempermudah proses produksi maupun proses pengolahan pangan. Dengan adanya komputer, proses produksi akan menjadi lebih efektif dan efisien. Sangat berbeda dengan jaman saat teknologi masih minim, semua dikerjakan oleh manusia secara manual. Hal itu akan membuat kerja menjadi kurang efektif dan hanya membuang tenaga serta waktu.
Teknologi pangan merupakan suatu bagian dari proses pertanian industri. Proses dari pertanian industri antara lain, budidaya tanaman, panen, pasca panen, pengangkutan, pengolahan pangan, pengemasan, penyimpanan dan sebagainya. Tahap demi tahap menghasilkan suatu produk makanan yang berkualitas memerlukan informasi, baik dari segi bahan baku, cara pengolahan, maupun cara pengemasannya. Setiap sistem yang diterapkan untuk mendapatkan informasi, harus menghasilkan suatu bentuk output yang akurat dan lengkap dengan memperhatikan efisiensi waktu serta mudah diakses. Ilmu teknologi yang diterapkan dapat berupa pengolahan, pertukaran serta pengelolaan data menjadi suatu informasi.
2. Manfaat dari ilmu teknologi dalam bidang pangan antara lain:
a. Dapat dijadikan sarana penunjang kreatifitas bagi produsen yang ingin membuat desain-desain produk pangan terbaru.
b. Dengan perkembangan ilmu teknologi, komputer dapat mendukung dengan berbagai macam software yang dibutuhkan dalam pengolahan pangan.
c. Komputer dapat digunakan sebagai pengawas keadaan dari zat-zat kimia dari produk yang akan diolah, sehingga produsen dapat memantau dengan mudah apa yang akan ia produksi.
d. Dari segi pengemasan, mesin-mesin khusus digunakan untuk membuat kemasan dan mengotomatisasi proses ini untuk memaksimalkan efisiensi dan mengurangi biaya produksi.
e. Iklan serta publikasi produk-produk yang diolah. Jika kita menggunakan luasnya jaringan IT, akan lebih mudah memasarkannya.
3. Keadaan pangan di Indonesia
Kondisi ketahanan pangan indonesia pada saat ini semakin memburuk, dikarenakan beralih fungsinya lahan pertanian di indonesia. pemerintah indonesia seharusnya lebih sensitif terhadap kondisi ini, bukan hanya permasalahan lahan, seperti yg diposting FAO (Food and Agriculture Organisation), Indonesia berada di level serius dalam indeks kelaparan global. Hal ini diprediksi akan terus memburuk dengan terus bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia. Di masa depan diprediksi akan terjadi kelangkaan pangan yang diakibatkan oleh beberapa hal seperti kerusakan lingkungan, konversi lahan, tingginya harga bahan bakar fosil, pemanasan iklim dan lain-lain. Belum lagi adanya Washington Consensus yang kini menjadi boomerang bagi Indonesia.Selama Indonesia masih berkiblat pada Konsensus Washington, selama itu juga Indonesia tidak bisa mandiri secara pangan. Menurut Herry Priyono, Konsensus Washington membuat Rakyat Indonesia tak leluasa bergerak dalam menentukan nasib produktivitas pertaniannya. Maka, tak heran jika ketahanan pangan Indonesia lemah. Tidak heran jika rakyat yang miskin di Indonesia malah semakin miskin dan akan ada banyak yang kehilangan pekerjaan. Akibat Konsensus Washington, liberalisasi pasar akan menguasai cara pasar Indonesia. Akibat Konsensus Washington, privatisasi beberapa perusahaan Negara diberlakukan sebagai jalan untuk mengatasi krisis Negara.Ironis. Menurut situs web resmi Serikat Petani Indonesia, Kedaulatan pangan merupakan prasyarat dari ketahanan pangan (food Security). Mustahil tercipta ketahanan pangan kalau suatu bangsa dan rakyatnya tidak memiliki kedaulatan atas proses produksi dan konsumsi pangannya. Oleh karena itu merupakan suatu keharusan bagi setiap bangsa dan rakyat untuk dapatmempunyai hak dalam menentukan makanan yang dipilihnya dan kebijakan pertanian yang dijalankannya, kapasitas produksi makanan lokal di tingkat lokal dan perdagangan di tingkat wilayah.
2.2 Pernan Teknologi Hasil Pertaniaan dalam Agroindustri
Pengembangan agroindustri di perdesaan berbasis ekonomi pertanian saat ini menjadi penting untuk mendapatkan prioritas terutama diera revitalisasi pertanian. Hal ini mengingat kemampuannya memberikan nilai tambah pada produk, terciptannya kemandirian pangan, pangsa pasar sangat luas, memiliki keterkaitan yang besar baik ke hulu, on farm maupun ke hilir (forward and backward linkages) sehingga mampu menarik kemajuan sektor-sektor lainnya. Namun demikian, salahsatu kendala dalam pengembangan agroindustri di perdesaan adalah keberadaan sumber daya kelembagaan yang telah berkembang di masyarakat sangat kurang. Keberadaan dan peran institusi lokal cenderung surut sejalan dengan menurunnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan akibat pola pembangunan masa lalu yang cenderung sentralistik. Dengan paradigma pembangunan agribisnis dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat maka peningkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan agribisnis menjadi fokus utama pembangunan.
Salah satu contoh kelembagaan/institusi yang masih berkembang, mengakar, dan mandiri di masyarakat (LM3) adalah lembaga keagamaan, seperti pondok pesantren (ponpes). BPTP Maluku Utara bekerjasama dengan ponpes. Haritsul Khoiraat Tidore mengembangkan agroindustri tanaman pangan dan hortikultura dengan bantuan LM3 dari Departemen Pertanian. Tanaman pangan dan hortikultura dijadikan target pengembangan karena sasaran yang ingin dicapai adalah pemenuhan kebutuhan pangan/kebutuhan pokok secara mandiri, diharapkan menjadi agen perubahan pertanian tanaman pangan dan horti serta merangsang tumbuhnya usaha agribisnis dan agroindustri di lingkungan ponpes.
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Malut berhasil mengembangkan pola pertanaman lorong jagung varietas Srikandi kuning dengan tanaman buah (mangga) di program Lembaga Mandiri yang Mengakar di Masyarakat (LM3) Ponpes Harisul Khairaat Tidore. LM3 merupakan bantuan dari Departemen Pertanian R.I. berupa bantuan dana agribisnis dengan pengawalan pendamping teknologi. Keberhasilan ini ditandai dengan pemanenan jagung perdana oleh Bpk Walikota Tikep, Achmad Mahifa dan pimpinan Ponpes, KH.Zainal Abidin Ali tanggal 17 Juni lalu, pada lahan 1,5 ha.
Pola pertanaman yang dikembangkan adalah penanaman tanaman jagung varietas Srikandi kuning di antara mangga. Menurut peneliti BPTP Malut yang mendampingi, Wawan Sulistiono, SP.,MP., sistem ini menggabungkan dua model tanaman berjangka panjang dan pendek. Hal ini dapat meningkatkan pendapatan dan mengurangi resiko gagal panen, dikenal dengan penanaman lorong (Alley cropping). Varietas jagung Srikandi Kuning yang digunakan memiliki banyak keistimewaan antara lain: (1) merupakan jagung QPM (quality protein maize) memiliki mutu komponen protein yang tinggi, terutama lysine, tryptophan, dan asam amino lainnya, dua kali lebih tinggi dari jagung biasa. Hal ini penting untuk pertumbuhan otak anak dan bayi, (2) toleran kekeringan, tahan rebah, tahan hama penyakit (bulai, karat daun dan busuk tongkol), (3) produksi tinggi 8 ton/ha dengan umur panen 95 hari.
Keberhasilan ini juga atas kerjasama dengan penyuluh Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Oba Utara, pendamping LM3, Mokhtar Kaufua, SP. Model ini dapat direplikasi di daerah lainnya di Maluku Utara. Selain untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani, Srikandi Kuning bermanfaat untuk mencerdaskan anak bangsa begitu harapannya kepala BPTP Malut, Dr. Ir. Haris Syahbuddin, DEA.
2.3 Peranan Teknologi Hasil Pertaniaan dalam pembangunann nasional
Ketahanan pangan merupakan suatu sistem yang terdiri atas subsistem ketersediaan dan distribusi pangan serta subsistem konsumsi.Ketersediaan dan distribusi memfasilitasi pasokan pangan yang stabil dan merata ke seluruh wilayah; sedangkan subsistem konsumsi memungkinkan setiap rumah tangga memperoleh pangan yang cukup dan memanfaatkannya secara bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan gizi seluruh anggotanya.Dengan demikian, ketahanan pangan adalah isu di tingkat wilayah-wilayah hingga tingkat keluarga, dengan dua elemen penting yaitu ketersediaan pangan dan akses setiap individu terhadap pangan yang cukup.
Ketersediaan pangan terkait dengan usaha produksi pangan, distribusi dan perdagangan termasuk penyelenggaraan cadangan, ekspor dan impor.Akses penduduk terhadap pangan terkait dengan kemampuan produksi pangan di tingkat rumah tangga, kesempatan kerja dan pendapatan keluarga. Dalam kaitan ini, pangan bukan hanya beras atau komoditas tanaman pangan (padi, jagung, kedele), tetapi mencakup makanan dan minuman yang berasal dari tumbuhan dan hewan termasuk ikan, baik produk primer maupun turunannya.
Dengan demikian pangan tidak hanya dihasilkan oleh pertanian, peternakan, perikanan, perkebunan dan kehutanan, tetapi juga oleh industri pengolahan pangan. Selanjutnya, pangan yang cukup tidak hanya dalam jumlah tetapi juga keragamannya, sebagai sumber asupan zat gizi makro (karbohidrat, protein, lemak) dan zat gizi mikro (vitamin dan mineral); untuk pertumbuhan, kesehatan, daya tahan fisik, kecerdasan dan produktivitas manusia.
Begitu banyak kepentingan bermain di dalam ketahanan pangan ini sehingga program-program dalam rangka ketahanan pangan seringkali menjadi parsial dan belum membentuk orkestra kegiatan yang harmonis.Padahal wadah untuk memainkan simfoni yang harmonis telah tersedia, yaitu Dewan Ketahanan Pangan yang diketuai oleh Presiden.Simfoni harmonis dapat dimainkan oleh orkestra Dewan Ketahanan Pangan jika memiliki partitur yang optimal berdasarkan segenap potensi yang ada dari semua sektor yang terlibat.Salah satu penyebab masih parsialnya program-program ini adalah belum jelasnya indikator-indikator tingkat impactdari setiap subsektor dalam mencapai status gizi yang optimal sebagai muara dari ketahanan pangan yang kuat.
Undang-undang No 7 Tahun 1996 tentang Pangan juga telah mengamanatkan, bahwa upaya mewujudkan ketahanan pangan merupakan tanggung jawab bersama pemerintah dan masyarakat. Kebersamaan ini diformulasikan dengan sangat baik dalam pernyataan berikut, ”Mengembangkan sistem ketahanan pangan yang berbasis pada keragaman sumberdaya pangan, kelembagaan dan budaya lokal, dalam rangka menjamin tersedianya pangan dan gizi, baik jumlah maupun mutu yang dibutuhkan pada harga yang terjangkau, dengan memperhatikan peningkatan pendapatan petani/nelayan serta produksi yang diatur dengan undang-undang”.
Dalam mencapai tujuan tersebut di atas terjadi pembagian peran dan tanggung jawab berbagai pihak yang berkepentingan.Pemerintah menyelenggarakan pengaturan, pembinaan, pengendalian, dan pengawasan terhadap ketersediaan pangan yang cukup, baik jumlah dan mutunya, aman, bergizi, beragam, merata, dan terjangkau oleh daya beli masyarakat.Selanjutnya, masyarakat berperan dalam menyelenggarakan produksi dan penyediaan, perdagangan dan distribusi, serta sebagai konsumen yang berhak memperoleh pangan yang aman dan bergizi. Dalam perspektif inilah masyarakat bisnis turut bertanggung jawab dalam membangun ketahanan pangan termasuk di dalamnya penumbuhan kegiatan ekonomi yang menimbulkan income dan meningkatkan akses ekonomi terhadap pangan serta mendukung upaya diversifikasi pangan.
Peran serta masyarakat termasuk industri dan bisnis menjadi lebih penting lagi dalam era otonomi daerah dengan segala variasi yang ada. Harus diakui bahwa keragaman ekologi, biodiversitas, budaya dan sosial belum berhasil digunakan secara optimal dalam menggerakkan ekonomi masyarakat lokal. Basis inilah yang harus digunakan dalam mengembangkan agroindustri pangan lokal agar dapat menggerakkan kegiatan ekonomi dan menciptakan pendapatan pada satu sisi serta sebagai wahana diversifikasi pangan pada sisi yang lain.
Berangkat dari kerangka di atas, tujuan penulisan makalah ini adalah memberikan gambaran tentang peran teknologi dalam membangun ketahanan pangan. Penekanan akan dilakukan terhadap peran teknologi pangan dalam rangka pengembangan nilai komoditi di sepanjang rantai nilainya. Oleh karena itu pembahasan dimulai dengan pengertian-pengertian dasar, kerangka pengembangan dan pelajaran dan pengalaman yang dapat ditarik berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan hingga saat ini.
Rantai Nilai, Sumberdaya Lokal dan Peran Teknologi
Rantai nilai dan keseluruhan nilai tambah di sepanjang rantai merupakan penggerak dasar hampir semua jenis bisnis.Adanya nilai tambah inilah yang menarik para investor untuk menanamkan modalnya.Secara matematis, nilai tambah merupakan selisih antara harga dengan seluruh ongkos produksi, karena nilai tambah ditimbulkan oleh seluruh faktor produksi.Dengan makin ketatnya persaingan bisnis, maka dunia usaha selalu mencari keunggulan kompetitif berdasarkan nilai tambah yang diciptakan.
Penumbuhan rantai nilai dengan berbasiskan kepada potensi lokal merupakan strategi jitu untuk menggerakkan ekonomi daerah berdasarkan potensi yang dimilikinya. Nilai tambah yang didapat inilah yang diharapkan dapat menumbuhkan lapangan kerja dan pendapatan bagi masyarakat setempat.Era otonomi daerah dan keragaman potensi di Indonesia makin membuka peluang dilaksanakannya strategi ini.Kerangka pikir ini seyogyanya mendasari penguatan peran teknologi dalam memperkuat ketahanan pangan.
Dengan demikian seluruh potensi lokal diramu sedemikian rupa sehingga menguatkan agroindustri yang dibangun di daerah tersebut. Istilah lain yang juga sering dikaitkan dengan potensi/sumberdaya lokal adalah indigenous resources yang didefinisikan sebagai “set of knowledge and technology existing and developed in, arround and by specific indigenous communities (people) in an specific area (environment)”. Dengan kata lain, seluruh sumberdaya lokal / indigenous resources dioptimalkan untuk (1) menggerakkan ekonomi masyarakat dalam rangka meningkatkan akses ekonomi melalui penciptaan lapangan kerja dan pendapatan serta (2) meningkatkan keragaman konsumsi melalui berbagai menu yang dikembangkan dari bahan tersebut.
Teknologi dapat berperan sebagai penghela tumbuhnya agroindustri pangan lokal yang dapat menggerakkan ekonomi masyarakat dan diversifikasi pangan secara simultan. Secara skematis hal ini dapat digambarkan sebagai berikut.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas saya dapat menyimpulkan bahwa teknologi hasil pertaniaan sangat berguna/ berperan dalam agroindustri, IPTEK dan pembangunan Nasional. Namun dalam penggunaan/ pemanfaatannya masih sangat kurang terutama dalam penggunaan IPTEK oleh masyarakat lokal, sehingga dapat menghambat pembangunan di desa dan mengakibatkan pembangunan Nasional lambat berkembang.
3.2 Saran
Untuk segalah aspek pemerintah hendaknya selalu mendukung masyarakat dalam pengembangan pengolahan hasil pertanian dengan cara menyediaakan alat pengolahaan hasil pertaniaan di desa desa dan memberikan masyarakat kesempatan yang luas dalam penggunaan alat yang disediaakan tanpa adanya batas batasan.
Daftar pustaka
Sandira Ari .2015. “Sifat–Sifat Hasil Pertanian”. Diakses dari www.blogspot.com
pada 29 Maret 2015
https://inspirasitabloid.wordpress.com/2010/04/30/pemanfaatan-teknologi-dalam-pembangunan-ketahanan-pangan/
http://www.kompasiana.com/akbaranwari/kondisi-ketahanan-pangan-indonesia-saat-ini_54f74afda33311e32b8b4567
http://www.tokomesin.com/Pengertian_Pertanian.html
http://www.budidayapetani.com/2015/06/pengertian-pertanian.html
http://teknologipenangananhasilpertanianstpp.blogspot.co.id/2015/04/sifat-fisik-hasil-pertanian.html
Senin, 10 April 2017
sistem ekonomi komando
Sistem ekonomi komando (terpusat atau terpimpin) adalah system ekonomi yang segala sesuatunya tentang ekonomidiatur oleh pemerintah pusat. Ini berarti bahwa pemerintah yang menentukan jenis barang dan jasa apa yang akan diproduksi, menggunakan metode atau cara apa barang dan jasa tersebut akan dibuat sampai siapa yang akan mengkonsumsi barang dan saja tersebut. Sehingga dalam sistem ekonomi komando ini, pemerintah akan lebih mudah mngendalikan inflasi, masalah pengangguran, serta masalah ekonomi lainnya. Intinya, semua pergerakan ekonomi berada di tangan pemerintah. Tidak jelas siapa yang pertama kali menggunakan sistem ekonomi komando, namun VOC telah menggunakan sistem ini sebelum Karl Max mencetuskan. (1830-1870)
1. Ciri-Ciri Sistem Ekonomi Komando
Dalam sistem ekonomi komando ini pemerintah menguasai semua alat dan sumber-sumber daya sehingga hak milik perorangan tidak diakui. Tidak ada individu atau kelompok yang dapat berusaha dengan bebas dalam kegiatan perekonomian karena semua kebijakan perekonomian diatur sepenuhnya oleh pemerintah. Sehingga bisa dibilang bahwa kelemahan dari sistem ekonomi komando ini adalah matinya inisiatif idividu untuk maju karena sering terjadinya monopoli yang merugikan masyarakat sehingga masyarakat tidak memiliki kebebasan dalam memilih serta mengolah sumber daya.
Ciri-Ciri sistem ekonomi komando adalah sebagai berikut:
1. Segala kegiatan perekonomian diatur oleh pemerintah
2. Kebijakan perekonomian diatur sepenuhnya oleh pemerintah (central planning)
3. Semua alat dan suber daya produksi dimiliki dan dikuasai oleh pemerintah
4. Hak milik perorangan tidak diakui
5. Segala kebijakan pemerintah atau penguasa harus dilakukan oleh rakyat
6. Pemerintah bersifat paternalisme
7. Masyarakat tidak dapat menentukan jenis pekerjaan yang diinginkan
8. Pemerintah pusat bertanggung jawab sepenuhnya terhadap jalannya perekonomian.
9. Tidak ada pihak swasta yang melakukan kegiatan ekonomi
2. Kelebihan Sistem Ekonomi Komando
Dalam sistem ekonomi komando ini peran individu diatur sepenuhnya oleh pemerintah sehingga peranan perencanaan ekonomi oleh negara dalam mengatur perekonomian sangat lah penting. Peranan pasar sebagai alat alokasi sumber daya ekonomi digantikan oleh cara pengesahan atau rationing karena penguasaan aset ekonomi merupakan kepemilikan bersama dalam sistem ekonomi komando ini. Sehingga pemerintah dapat dengan mudah mengawasi kegiatan perrkonomian yang ada serta memudahkan negara dapat bertanggung jawab secara penuh terhadap kegiatan perekonomian sehingga pemerataan pendapatan antar lapisan masyarakat dapat terjamin.
Kelebihan sistem ekonomi komando adalah sebagai berikut:
1. Pemerintah mudah melakukan pengendalian dan pengawasan harga
2. Pemerintah bebas menentukan barang atau jasa sesuai dengan kebutuhan masyarakat
3. Jarang terjadi krisis ekonomi karena ekonomi direncanakan oleh pemerintah
4. Pemerintah lebih mudah mengendalikan inflasi, pengangguran, dan masalah ekonomi lainnya
5. Kemakmuran masyarakat terjamin
6. Dapat mengurangi kesenjangan antara si kaya dan si miskin
7. Pasar barang dalam negeri berjalan lancar
8. Relatif mudah melakukan distribusi pendapatan
3. Kekurangan Sistem Ekonomi Komando
Kekurangan sistem ekonomi komando adalah sebagai berikut:
1. Hak milik perorangan tidak diakui
2. Sering terjadi monopoli yang merugikan masyarakat
3. Mematikan inisiatif individu untuk maju karena segala kegiatan perekonomian ditentukan oleh pemerintah pusat
4. Tidak ada kebebasan berusaha.
5. Pada umumnya kemajuan ekonominya lambat
6. Masyarakat tidak memiliki kebebasan dalam memilih sumber daya
7. Keberhasilan sistem ini sangat tergantung pada baik buruknya kualitas pemerintah
4. Penerapan Sistem Ekonomi Komando
Sistem ekonomi komando cenderung diterapkan di negara-negara yang menganut ideologi komunis atau sosialis. Walaupun dalam kenyataannya tidak ada satu negara pun di dunia ini yang menganut dan melaksanakan sistem ekonomi komando secara murni. Contoh dari negara-negara yang menganut sistem ekonomi komando ini adalah Kuba, Uni Sovyet, negara-negara Eropa Timur sebelum era 1990-an dan China pada masa pemerintahan Mao Zedong.
Langganan:
Postingan (Atom)