Sabtu, 28 Maret 2020

PENGARUH PENAMBAHAN MAIZENA TERHADAP SIFAT FISIK DAN ORGANOLEPTIK ES KRIM GELATO


PENGARUH  PENAMBAHAN MAIZENA  TERHADAP SIFAT  FISIK DAN ORGANOLEPTIK  ES KRIM GELATO
Angra Asmindra P (J1A116060)1, Fiwi Revalia Anggarini (J1A117091)2, Firdinan sawal (J1A117071)3, Nia Devita Sari (J1A117092)4, Pristi Nadia S (J1A116012)5
Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian
Universitas Jambi


ABSTRAK
Gelato merupakan salah satu jenis es krim yang berasal dari Italia yang kini banyak dikembangkan di Indonesia. Gelato termasuk jenis frozen dairy food dessert yang merupakan produk olahan berbahan dasar susu sapi dan memiliki penampakan luar seperti es krim (Goff dan Hartel, 2013). Gelato dan es krim memiliki komposisi bahan yang sama tetapi presentase bahan yang berbeda. Komposisi bahan utama gelato meliputi susu sapi, whipped cream, kuning telur, dan gula. Dalam pembuatan gelato, komposisi susu yang digunakan lebih banyak dari pada tanpa ditambahkan bahan penstabil. Hal ini membuat gelato memiliki rasa susu yang sangat kuat dibandingkan dengan es krim. Dilakukan percobaan ini untuk mengetahui overrun, daya leleh, uji organoleptik tekstur dan uji organoleptik nilai keseluruhan. Berdasarkan data hasil overrun yg didapat berkisar antara ( 0 %- 30%). Waktu meleleh berkisar 07.49 menit sampai 22:42 menit. Pada nilai rata-rata uji organoleptik tekstur berkisar antara 1,97-4,25 . Formulasi Es krim terbaik diperoleh pada perlakun keempat dengan penambahan 3 sdm maizena dan 0,5 g CMC.

Kata kunci : Gelato, Overrun, Daya Leleh, Tekstur, Penerimaan keseluruhan.


I.               PENDAHULUAN

              Di negara tropis seperti Indonesia, masyarakat banyak menginginkan produk makanan dan minuman yang dapat menyegarkan badan. Salah satu produk yang banyak digemari untuk mendapatkan manfaat tersebut adalah es krim yang umumnya dapat ditemukan di hampir semua toko. Selain itu, saat ini es krim memiliki banyak varian rasa dan bentuk sehingga banyak digemari semua kalangan dari anak – anak sampai orang dewasa. Di Indonesia sendiri, konsumsi es krim berkisar 0,5 liter/orang/tahun (Violisa et al., 2012). Selain kesegarannya, es krim yang dikonsumsi dipercaya memiliki manfaat lebih bagi tubuh karena pada umumnya berbahan dasar susu dan buah yang memiliki banyak manfaat. Es krim yang terkenal di Indonesia sendiri merupakan jenis es krim Amerika (american ice cream) sedangkan ada berbagai jenis es krim dapat dibedakan berdasarkan komponen dan kandungannya. Salah satu jenis es krim adalah gelato.
Gelato adalah salah satu jenis panganan es krim yang berasal dari Itali. Gelato semakin marak di pusat perbelanjaan kota besar karena selain rasanya yang enak, kandungan lemak gelato lebih rendah dibandingkan soft ice cream sehingga lebih sehat. Definisi es krim menurut BSN (1995) adalah jenis makanan semi padat yang dibuat dengan cara pembekuan tepung es krim atau dari campuran susu, lemak hewani maupun nabati, gula dengan atau tanpa bahan makanan lain dan bahan makanan yang diijinkan dengan kandungan lemak minimal 5%, gula minimal 8%, protein minimal 2.7%, dan jumlah padatan minimal 3.4%.
Menurut Marshall (2003) es krim adalah pangan yang diproses secara beku sambil diaduk, mengandung campuran minimal 10% lemak susu dan 20% total padatan susu yang telah dipasteurisasi, pemanis yang aman dan sesuai, dan penambahan penstabil yang sesuai. Gelato memiliki kadar lemak rendah yaitu 4%-8% namun memiliki kandungan gula hingga 25% (Goff dan Hartel 2013), sehingga ketika berada pada suhu ruangan tidak mudah meleleh. Pengemulsi adalah bahan tambahan yang mempengaruhi karakteristik es krim. Menurut Goff dan Hartel (2013), pengemulsi menghasilkan suspensi yang stabil dari 2 cairan yang tidak dapat tercampur secara alami, biasanya minyak dan air. Banyaknya fungsi pengemulsi berpotensi dalam memperbaiki sifat fisik pada gelato karena rendahnya kadar lemak dalam komposisi gelato.
Adonan gelato mengandung berbagai macam jenis komponen yang terdiri dari lemak dan padatan bukan lemak, dalam hal ini adanya unsur emulsi untuk menyatukan komponen-komponen berbeda yang mempengaruhi karakteristik gelato. Menurut Belitz et al. (2009) emulsi adalah sistem dispersi dari satu atau lebih campuran cairan. Campuran ini distabilkan oleh pengemulsi, komponen yang membentuk lapisan permukaan sehingga mencegah fase dispersi berhamburan.
Menurut Aguilera (2008) es krim adalah produk yang sangat kompleks emulsinya, selain lemak susu, es krim juga mengandung kristal gula, kristal es, dan gelembung-gelembung udara. Penggunaan pengemulsi pada pangan terdiri dari pengemulsi alami dan pengemulsi komersil. Pada gelato, kuning telur merupakan pengemulsi utama. Kekurangan kuning telur sebagai bahan pengemulsi adalah cepat rusak dan jumlahnya yang terbatas. Selain kuning telur, dalam pangan biasa digunakan pengemulsi komersil yang mengandung monogliserida dan atau digliserida yang diekstraksi dari tumbuhan maupun hewan. Setiap pengemulsi mempunyai fungsi yang sama secara umum namun mempunyai karakteristik spesifik yang berbeda. Persamaan dan perbedaan sifat fisik dan kimia berbagai jenis pengemulsi perlu diketahui agar dapat disesuaikan dengan bahan baku yang ada untuk menghasilkan produk gelato yang berkualitas dengan penggunaan bahan baku secara optimal.

II. METODE

2.1 Waktu dan Tempat
Percobaan dilakukan pada hari jumat, 13 maret 2020, di Laboratorium Pengolahan Fakultas Teknologi Pertanian. Universitas Jambi.

2.2 Alat dan Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada pembuatan nougat yaitu gula/sample syrup 200 g, susu full cream 700 ml, maizena ( 0 sdm, 2 sdm, 4 sdm, 2 sdm + 0,5 g CMC, 3 sdm + 0,5 g CMC ) , Garam sejumput,vanila 1 bungkus , dan es batu .
Alat- alat yang digunakan terdiri dari  baskom, mixer, panci, pengaduk, timbangan, dan wadah es krim.

2.3 Metode
Disiapkan semua alat dan bahan. Timbang dengan tepat setiap bahan yang di butuhkan, aduk 200 ml susu dengan 4 sdm maizena didalam wadah atau baskom dan pastikan tidak ada gumpalan lalu disisihkan,kemudian  campurkan 500 ml susu, gula, garam dan vanila didalam panci dan  dipanaskan dengan suhu rendah, kemudian tambahkan campuran susu dan maizena lalu panaskan selama 5 menit atau hingga mengental, selanjutnya campuran seluruh bahan diangkat dan didinginkan setelah dirasa cukup dingin bisa langsung dimixer hingga bahan tadi mengembang , setelah mengembang ambil sample untuk mengukur overrun dan dipindahkan didalam wadah es krim untuk dibekukan selama 1 jam ,lalu setelah satu jam bahan tadi diaging atau dimixer didalam wadah yang dibawahnya sudah diberi es batu dengan campuran garam, ulangi hingga 2-3 kali dengan jarak waktu 1 jam setiap aging selalu dilakukan pengukuran overrunnya , dan masukkan es krim kedalam wadah dan di bekukan es krim selama 6 jam difreezer .

III. HASIL DAN PEMBAHASAN
1.    Overrun
Overrun  adalah  peningkatan  jumlah  volume  yang  disebabkan  oleh  masuknya  gelembung-gelembung udara dalam pembuihan (aerasi) (Potter, 1986).

Tabel 1. Nilai Overrun Es Krim Gelato
Perlakuan
Nilai Overrun
P1
3,33 %
P2
0 %
P3
5,26 %
P4
0 %
P5
30 %

              Nilai overrun diperoleh dengan perbandingan berat adonan gelato dan berat gelato mix setelah di mix. Wadah gelato dengan berat 30 gr ditimbang. Adonan gelato dimasukkan ke dalam wadah hingga berat mencapai 30 gr, lalu ditimbang. Selanjutnya gelato diolah. Gelato yang telah diolah ditempatkan dalam wadah berukuran 30 gr yang telah diketahui beratnya dan diratakan. Overrun gelato diperoleh dengan mengetahui berat adonan dan berat gelato mix. Nilai overrun dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut (Zahro dan Fithri, 2015).




Gambar 1. Grafik Overrun Es Krim Gelato
Hal ini tidak sesuai pendapat Muse (2004), bahwa adonan yang kental akan menyebabkan overrun rendah, karena adonan mengalami kesulitan untuk mengembang dan udara sulit menembus masuk permukaan adonan.
overrun yang rendah menyebabkan tekstur es krim menjadi keras (Clarke, 2008).
2.    Daya Leleh (Resistensi)
Resistensi merupakan kemampuan es krim untuk bertahan dalam bentuk padat sebelum mengalami pelelehan.
Tabel 2. Daya Leleh
Perlakuan
Daya Leleh
P1
00.07.49
P2
00:24:06
P3
00:17:36
P4
00:08:07
P5
00:22:42
Gambar 2. Grafik Daya Leleh Es Krim
Berdasarkan pada tabel 2, diperoleh informasi bahwa es krim dengan perlakuan maizena 0 sdm mempunyai daya leleh paling cepat atau paling kecil. Hal ini sejalan dengan pendapat Muse (2004), bahwa es krim dengan kekentalan yang lebih rendah mempunyai daya tahan untuk meleleh lebih kecil, sebaliknya dengan es krim dengan kekentalan lebih tinggi akan mempunyai daya tahan untuk meleleh lebih besar.

3.    Uji Organoleptik
Parameter yang diamati dalam pengujian organoleptik es krim adalah tekstur dan penerimaan keseluruhan.
a.    Tekstur
Tekstur adalah keadaan partikel-partikel yang menyusun keseluruhan body es krim. Tekstur es krim yang ideal adalah lembut dan partikel padatan terlalu kecil untuk dapat dirasakan mulut. Tekstur berpasir dapat menunjukkan bahwa kristal es berukuran besar dan tidak seragam (Szcensniak, 1998).

Tabel 3. Rata- Rata Nilai Uji Organoleptik Tekstur Es Krim Gelato

P1
P2
P3
P4
P5
Rata-rata
2,64
2,06
1,97
4,25
2,64
Ket: nilai 5 (sangat lembut), 4 (lembut), 3 (agak lembut), 2 (berkristal), 1 (sangat berkristal).

Tabel 4. Hasil Analisis Anova pada Parameter Tekstur
Sumber
Keragaman
Db
Jk
Jkr
FH
F T
5%
1%
Contoh
4
94,9
23,7
54,1
2.72
4.10
Panelis
27
8.59
0.31
0,72
Error
108
47,4
0.43
Total
139
150,9

Berdasarkan tabel 3 menunjukkan penambahan konsentrasi pengental dan penstabil memberikan nilai berbeda nyata. Hal ini dikarenakan panelis memberikan tingkat kesukaan terhadap tekstur es krim berkisar dari tidak suka sampai suka. Pada tekstur yang paling disukai adalah perlakuan penambahan maizena 3 sdm dan 0,5 g CMC menghasilkan tekstur yang lembut. Tekstur yang lembut disebabkan oleh pati jagung (maizena) yang mampu mengikat susu full cream dengan baik. Tepung maizena yang mengandung pati jagung berpotensi sebagai pengental maupun penstabil. Salah satu fungsinya adalah sebagai pengental apabila dicampur dengan air atau susu yang kemudian dididihkan (Pusat penelitian kimia, 2005). Hal ini dikarenakan maizena mampu mengikat air atau susu saat pemanasan dilakukan, serta juga dapat meningkatkan jumlah total padatan seperti pada susu skim.
Adanya perbedaan tingkat kesukaan dan penerimaan panelis pada tekstur es krim disebabkan oleh adanya perbedaan konsentrasi maizena dan gabungan maizena dengan penstabil lain. Semakin tinggi konsentrasi pengental dan penstabil, maka tekstur es krim akan semakin lembut sehingga tingkat kesukaan panelis akan semakin tinggi. Namun sebaliknya, semakin rendah konsentrasi konsentrasi pengental dan penstabil, maka tekstur es krim semakin kasar dan tingkat kesukaan panelis akan semakin menurun. Menurut Muse (2004), faktor yang mempengaruhi kelembutan es krim adalah ukuran kristal es dan overrun es krim. Semakin besar kristal es krim maka tekstur akan semakin kasar. Kristal yang besar akan terasa licin dan berpasir di mulut.
b.    Uji Hedonik
Uji hedonik (uji kesukaan ) merupakan pernyataan kesan tentang baik atau buruk mutu suatu produk. Uji ini dipilih apabila uji didesain untuk memilih suatu produk diantara produk lain secara langsung (Setyaningsih, 2010).

Tabel 5. Rata- rata nilai penerimaan keseluruhan es krim

P1
P2
P3
P4
P5
Rata-rata
3,36
3,43
2,86
4,21
3,61


Tabel 6. Hasil Analisis Anova pada Pada Penerimaan Keseluruhan
Sumber
Keragaman
Db
Jk
Jkr
FH
F T




5%
1%
Contoh
4
26,8
6,72
16,7
2,72
4.10
Panelis
27
8,59
0,31
0,8


Error
108
43,5
0,40



Total
139
78,9





IV. KESIMPULAN
              Penambahan konsentrasi tepung maizena sebagai pengental dan penstabil memberikan pengaruh nyata terhadap karakteristik es krim yang dihasilkan. Baik secara fisik maupun organoleptik. Semakin kental adonan es krim semakin rendah nilai overrun dan semakin lama daya lelehnya. Es krim terbaik diperoleh pada perlakun keempat (3 sdm maizena dan 0,5 g CMC) karena penggunaan tepung maizena memberikan peran dalam tekstur dimana semakin banyak yang digunakan dan dengan dikombinasikan dengan penstabil lain menghasilkan es krim dengan tekstur yang baik dan disukai oleh panelis.
DAFTAR PUSTAKA
Aguilera JM. 2008. Food Materials Science: Principle and Practice. New York
(US): Springer
Berlitz HD, Grosch W, Schieberle P. 2009. Food Chemistry Fourth Revised and Extended. Berlin (DU): Springer-Verlag.
[BSN] Badan Standarisasi Nasional. 1995. Es Krim SNI 01-3713-1995. Jakarta (ID): Badan Standarisasi Nasional.
Clarke, C. 2004. The Science of Ice Cream. UK: Henry Ling Limited.
Goff HD, Hartel RW. 2013. Ice Cream. Ed ke-7. New York (US): Springer.
Marshall R. 2003. Ice Cream. Ed ke-6. New York (US): Kluwer Academic.
Muse,M.R, & R.W. Hartel. (2004). Ice Cream Stuctural Element that Affect Melting Rate and Hardness. J.Dairy Sci. 87:1-10.
Potter, N.N. 1986. Food Science.The AVI Publishing Co. Inc. Westport. Connecticut.
Pusat Penelitian Kimia. 2005. Dalam Pengaruh Penambahan Tepung Maizena Terhadap Kualitas Velva Mengkudu (Morinda citriforia L.). Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Andalas, Padang.
Setyaningsih, Dwi, Anton Apriyantono, dan Maya Puspita Sari. 2010. Analisis Sensori untuk Industri Pangan dan Argo. Bogor: IPB Press.
Szczesniak AS. 1998. Effect of Storage on Texture. In Food Storage Stability. Taub IA, Singh RP. CRC Press, USA.
Violisa, A., A. Nyoto dan N. Nurjanah. 2012. Penggunaan rumput laut sebagai stabilizer es krim susu sari kedelai.Jurnal Teknologi dan Kejuruan. 35(1): 103 – 114.
Zahro, C. dan F. C. Nisa. 2015. Pengaruh penambahan sari anggur (Vitis vinifera L.) dan penstabil terhadap karakteristik fisik, kimia dan organoleptik es krim. Jurnal Pangan dan Agroindustri. 3(4): 1481 – 1491.

LAMPIRAN 1. PERHITUNGAN

Uji Organoleptik Parameter tekstur
Panelis
Sampel
Total

P1
P2
P3
P4
P5
1
4
1
3
4
3
15
2
4
2
1
5
3
15
3
4
2
3
4
2
15
4
3
2
1
3
3
12
5
3
2
1
4
3
13
6
4
2
1
4
3
14
7
3
2
2
4
3
14
8
3
2
2
4
3
14
9
1
2
2
4
3
12
10
3
3
2
4
2
14
11
3
3
1
4
3
14
12
3
2
1
4
3
13
13
2
2
1
4
2
11
14
2
2
2
4
3
13
15
4
1
2
5
2
14
16
3
2
2
5
2
14
17
2
2
3
5
3
15
18
2
2
3
4
3
14
19
2
1
2
5
2
12
20
2
1
2
4
2
11
21
2
2
2
5
2
13
22
2
2
2
4
2
12
23
2
3
2
5
3
15
24
1
2
2
4
3
12
25
2
2
3
4
3
14
26
3
3
2
4
2
14
27
2
3
2
5
3
15
28
3
2
3
4
3
15
Total
74
57
55
119
74
379
Rata-Rata
2,64286
2,03571
1,96429
4,25
2,64286


Tabel Anova Uji Mutu Hedonik Parameter Tekstur
Sumber
db
Jk
Jkr
F Hitung
F Tabel
Keragaman




5%
1%
Contoh
4
94,9571
23,7393
54,0407
2,72777
4,10562
Panelis
27
8,59286
0,31825
0,72448


Error
108
47,4429
0,43929



Total
139
150,993







Perhitungan Tesktur
● Jumlah Kuadrat (JK)
Jk= 42+12+32+....+ 32+42+32 = 1177
● Faktor Koreksi (FK)
FK=  =  = 1026,007
● Jumlah Kuadrat Total (JKT)
JKT= Jk- Fk = 1177- 1026,007= 150,99
● Jkt tiap contoh = 742+2+572+552 + 1192+ 742= 31387
● Jkt tiap panelis = 152+152+152+....+ 142+152 + 152= 5173
● Jk contoh=  =  – 1026,007= 94,96
● Jk panelis =  =  – 1026,007 = 8,59
● Jk error= JKT- Jk contoh- Jk panelis= 150,99 – 94,96- 8,59= 47,44
● Db contoh =∑contoh – 1 = 5 – 1 = 4
● Db panelis = ∑panelis – 1 = 28 – 1 = 27
● Db total = (∑contoh x panelis – 1) = ( 5x 28)- 1 = 139
● Db error = db total – db contoh – db panelis = 139 – 4– 27 =108
● JKR contoh  =  =  = 23,74
● JKR panelis  =  =  = 0,32
● JKR error  =  =  = 0,44
● F hitung
F hitung contoh =  =  = 54,04
F hitung panelis  =  =  = 0,72


LAMPIRAN 2. GAMBAR

 

Kotak Teks: Gambar 4. Sampel yang diukur 
      overrunnya
Kotak Teks: Gambar 3. Penimbangan untuk 
     mengukur overrun 
Kotak Teks: Gambar 2. Proses pemanasan 
     semua bahan hingga 
     mengental
Kotak Teks: Gambar 1. Proses pencampuran 
     semua bahan kedalam 
     panci